23 - Hujan dan Sunset

49 12 8
                                    

Hujan dan sunset sama-sama menjadi hiasan langit. Akan tetapi keduanya bukan hal yang bisa bersama.

09 Juni 2020, 09:20
*****
Pagi yang cerah, Yuki menatap gerbang sekolahnya dengan mata berbinar.

Padangannya menangkap ketiga sahabatnya yang sibuk melambai-lambai padanya di parkiran.

Yuki mulai berlari dengan adengan slow motion, tak lupa ia menggerakkan tangan seolah menahan sahabatnya untuk pergi.

Mela berulah, ia maju dan merentangkan tangan seolah menyambut Yuki.

Ifi yang melihat Mela tak ingin kalah, ia pun maju sejajar dengan Mela dan merentangkan tangan selebar mungkin.

Aurel pun ingin melakukan hal yang sama, tetapi tertahan oleh ucapan Pak Satpam.

"Nggak usah drama, masuk cepet atau pintunya saya tutup!" Kesal Adi Pak Satpam, sedaritadi ia memicingkan mata aneh melihat tingkah murid di depannya itu.

"Hahh, bapak mah, ngerusak suasana aja." kesal Yuki, padahal--selangkah lagi ia masuk gerbang lalu memeluk ketiga sahabatnya.

"Mau masuk atau saya tutup," ancam Pak Adi.

"Iya, iya, Yuki masuk." Yuki melewati gerbang dengan menatap sinis Pak Adi.

Setelah berjalan cukup jauh dari Pak Adi, Yuki berbalik dan berteriak, "karna bapak jahat, saya sumpahin istri bapak nikah lagi!!" Yuki tertawa terbahak-bahak lalu berlari terlebih dulu.

Ketiga sahabatnya saling pandang, mereka berbalik pada Pak Adi.

Pak Adi menatap mereka horor, dengan tangan kanan yang dikepal dan digosok-gosokkan di tangan kiri.

Mela menyengir. "Hehe, maapin Yuki yah Pak ... kaburr!!!" Mela lari terbirit-birit dan diikuti oleh Ifi dan Aurel.

Yuki berhenti berlari di koridor, ia menetralkan nafas sembari terkikik melihat ketiga sahabatnya yang lari terbirit-birit.

Mela sampai terlebih dulu, ia menatap Yuki horor.

Mela baru saja akan melakukan aksi kekerasannya tetapi tertahan dengan kedatangan Arka.

"Kok udah sekolah?" Tanya Arka.

Yuki menatap Arka dan tersenyum manis, malaikat telah menyelamatkannya.

"Udah sembuh dong."

Arka mendekati Yuki dan memeriksa keningnya.

"Kalau masih nggak enak badan mending nggak usah sekolah dulu," protes Arka, ia masih mengkhawatirkan kekasihnya itu.

Yuki merangkul tangan Arka dan tersenyum. "Yuki udah sembuh kok, kan udah liat Arka," ucap Yuki sembari berbisik geli.

Arka yang mendengarnya hanya tertawa, ia mengacak rambut kekasihnya sayang.

"Ya udah, yuk ke kelas." Arka membawa Yuki ke kelas tanpa pamit kepada ketiga sahabatnya.

Mereka pun hanya melongo tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Ifi mengucek mata berulang-ulang, takut ia salah melihat.

Sementara itu Mela dan Aurel masih menatap kepergian Yuki tanpa berkedip dengan mulut terbuka.

Setelah ketiganya sadar sontak mereka berteriak, "Yukiiiii PJnyaaa!!!"

*****

Yuki menatap kesal pada ketiga sahabatnya, entah sudah berapa jenis makanan yang sudah mereka pesan dengan Yuki yang harus membayar.

Dua Sisi (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang