2 - LAGI

163 52 17
                                    

Terkadang, ada sesorang yang memedulikanmu lebih banyak dari yang kamu kira. Kamu tak tahu, sebab kamu juga memedulikan seseorang yang tidak memedulikanmu.


13 April 2020, 22:01

*****

Patah untuk kesekian kalinya bukanlah hal yang mudah, apalagi untuk anak remaja yang baru menginjak usia tujuh belas tahun.

Masa-masa bucin abadi, yang selalu merasa apapun yang terjadi keinginanya harus terpenuhi.

Memang benar, masa remaja adalah masa yang berapi-api, masa yang bergejolak, begitupun dengan cinta.

Tak jarang ditemui banyak pasangan kekasih yang berpacaran hanya sebatas satu minggu dua minggu, karena ketertarikan mereka hanyalah sementara.

Semisal baru bertemu, sudah mengatakan jatuh cinta pandangan pertama, padahal saat itu hanya perasaan kagum.

Setelah berpacaran, tak mengetahui karakter masing-masing akhirnya kandas tengah jalan.

Ingatlah selalu sebuah uangkapan yang mengatakan, naksir itu berlangsung hingga empat bulan, selebihnya baru kamu mencintainya.

*****

"Makan nih better, supaya lu nggak galau-galau mulu." Ifi memberi Yuki better, makanan yang di iklan katanya bisa menghilangkan galau.

"Tau, tuh muka ditekuk terus udah kek keset welkam tau nggak," ucap Aurel masih melahap nasi gorengnya.

"Gini nih, yang kemaren katanya nggak sakit hati pas putus, tau-tau sekarang udah kek orang kehabisan beras," cibir Mela

"Lu semua nggak tau sih rasanya, huaaaaah!!" Yuki malah semakin histeris mendengar omelan sahabatnya.

Yuki memang baru saja putus dengan kekasihnya, meski sudah cukup lama bersama, mereka tak bisa mempertahankannya.

Yuki sedih, sebab merasa Bara adalah cinta pertamanya, meski begitu perasaannya pada Bara tidak begitu dalam.

Semuanya terjadi hanya karena Yuki telah bergantung pada cowok itu, membuatnya selalu merasa sepi saat ditinggalkan.

Sahabatnya pun hanya saling pandang dan mendengus pasrah, sudahlah. Itulah Yuki. Jika diberitahu bagaimanapun jika hatinya masih sakit tak akan mendengar juga.

Lalu di seberang sana, seorang cowok sedang memperhatikan mereka.

"Kenapa dia?" Tanyanya yang tiba-tiba mengahampiri meja mereka karena melihat Yuki yang histeris.

"Biasa, bucin," jawab Mela tanpa mengalihkan pandangannya dari makanannya.

"Cuma gara-gara itu lu sampai mau gila," cibir cowok itu.

Yuki mendongak dan menatap wajah cowok yang berdiri di belakang sahabatnya.

Matanya pun sudah sembab, sebab ia benar-benar menangis bukan sekedar berteriak saja.

Dan ia lelah mendengar segala macam olokan temannya, bukannya menghibur juga, pikirnya.

"Lu tau apa soal patah hati?" Yuki menunjuk lelaki itu dengan mata yang masih memerah.

"Pacaran aja nggak pernah," lanjut Yuki.

"Lu jangan mau diperbudak sama keadaan, lu itu cuma patah hati sama cowok brengsek yang nggak penting untuk ditangisi, seenggaknya lu nggak kehilangan orang tua lu. Jadi stop cengeng berlebihan. Dan asal lu tau, patah hati terberat itu kehilangan orang tua," jawabnya kemudian pergi.

Dua Sisi (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang