Seseorang yang terpuruk hanya butuh pelukan tanpa pertanyaan.
16 Mei 2020, 20:48
*****
Luthfi terus saja mengerutkan kening, bingung melihat gadis di depannya itu.Sejak datang Yuki terus saja murung, tak mengucapkan apapun hingga Luthfi benar-benar bingung.
Tak seperti biasanya, Yuki saat diberi tugas oleh Luthfi pasti akan menyerocos tak terima, dan ia pasti akan menanyakan semua hal yang ia tak mengerti.
Hari ini ia terus saja diam. Luthfi mulai berpikir, apa ia telat berbuat salah pada gadis itu.
"Ekhem ... " Luthfi mendehem berusaha memecah keheningan.
Yuki tak mengubrisnya, menoleh saja pun tidak.
"Ekhem!!" Luthfi mengencangkan suaranya sembari terus menatap Yuki.
Yuki tak bergerak sama sekali, ia terus saja menunduk entah menghayalkan apa.
"OHOKK OHOK HUEKK!!" Luthfi semakin mengencangkan suara batuknya, hingga terdengar seperti orang keselek tulang dinosaurus.
Yuki mulai mendongak, ia mendelik tak suka pada Luthfi. "Kalau batuk beli obat sono, udah kayak orang sakaratul maut tapi nggak jadi mati." cibir Yuki.
Entah Luthfi harus senang karena Yuki mulai bicara ataukah harus marah karena olokannya.
"Sensi amat."
"Huhhh ... " Yuki menghembuskan nafas kesal.
Luthfi semakin bingung, ia mulai yakin ada sesuatu yang terjadi pada gadis di depannya itu.
"Lu kenapa?" Tanya Luthfi masih terus menatap Yuki.
Yuki tetap diam, sama sekali tak berniat menjawab ucapan Luthfi.
"Kalau ada apa-apa nggak usah sungkan bilang sama gue, gue pasti~"
"Hikss ... hiks ..." suara tangisan Yuki mengagetkan Luthfi, bagaimana tidak, ia hanya menanyakan keadaan gadis itu, tapi Yuki tiba-tiba menangis.
Luthfi bangkit dari duduknya dan mendekati Yuki. "Sini, duduk di sini." Luthfi menarik Yuki untuk di sofa.
Yuki tetap menangis, ia sama sekali tak mengatakan apapun hingga Luthfi benar-benar tak tahu harus apa.
"Gue nggak tahu lu kenapa, tapi nangis aja, gue di sini nemenin lu kok." Luthfi mulai merangkul Yuki, menyandarkannya pada bahunya sembari menepuk-nepuk kepala Yuki.
Yuki yang terbawa suasana semakin menangis, entahlah rasanya terasa semakin sesak dan ia memang butuh tempat untuk sekedar bersandar.
Luthfi tak tahu perasaannya ini, tetapi yang jelas ia sekarang seperti bisa merasakan rasa sakit yang juga di rasakan Yuki.
"Mereka ... mereka semua nggak percaya sama gue Luth ..." Yuki berbicara parau.
"Mereka ... mereka ninggalin gue, gue sendirian, hikss ..." tangisan Yuki semakin kencang, membuat Luthfi mengeratkan pelukannya.
"Udah, udah, ada gue ... gue bakalan selalu ada buat lu, lu nggak bakalan sendirian selama gue masih ada Ki."
"Gue takut Luth, gue takut sendirian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Sisi (TAMAT)
Teen FictionBagaimana rasanya saat dihadapkan pada dua orang yang sama-sama berarti untuk hidupmu. Siapa yang akan kamu pilih saat diharuskan memilih? Ini tentang bertemunya tiga orang manusia dalam cinta yang sama. Yuki harus dihadapkan pada mantan kekasih yan...