Bentuk tubuhmu tidak akan menjadi masalah bagi mereka yang memiliki sudut pandang berbeda
13 April 2020, 22:08*****
"Ki, entar sore jalan yuk," ajak Ifi pada Yuki yang masih melahap mie ayamnya."Laghi mhales," ucap Yuki dengan mulut terisi penuh mie ayam.
"Lu itu yah, kebiasan banget. Kalau mau ngomong tuh ditelen dulu goblok," omel Aurel, sudah beberapa kali ia mengingatkan sahabatnya itu tapi tak pernah Yuki pedulikan.
Di antara mereka, memang Aurel lah yang paling protektif dalam segala hal. Saking protektifnya, ia sampai mengomentari semua penampilan orang yang menurutnya aneh.
Dan itu berakibat ia tak disukai oleh beberapa murid di sekolahnya, tapi sekali lagi itulah Aurel dan begitulah dirinya, tak bisa berubah dan mungkin tak akan pernah berubah.
"Halah, paling juga wacana," celetuk Mela.
"Ya makanya, kali ini harus jadi. Sekali-kali jangan wacana lah," kesal Ifi, karena setiap rencana yang ia dan sahabatnya itu buat pasti selalu berakhir jadi wacana.
"Kayaknya gue nggak bisa deh," kata Yuki kemudian.
"Kenapa? Tumben nggak bisa, biasanya kan lu yang paling antusias soal jalan?" tanya Mela.
"Gue ... harus kerja."
"Kerja?" Kaget ketiga temannya kompak.
"Yeee santai aja kali, kayak gue ngaku hamil aja," omel Yuki sambil menjitak kepala temannya satu-persatu.
"Yah heran aja, ngapain lu kerja?" Tanya Ifi.
"Buat dapet uang lah, kalau buat dapet jodoh mah ya ke biro jodoh," jawab Yuki asal.
"Jadi jodoh gue ada di biro jodoh dong?" Tanya Mela dengan bodohnya.
"Iya ada. Nggak minat cari kesana?" kata Aurel menambah-nambahi.
"Kalau gitu, jodoh gue juga di situ kali ya?" Tanya Ifi semakin bodoh.
"Jodoh gue ganteng nggak yah?" Kata Aurel sambil bertopang dagu, dan membayangkan wajah jodohnya.
"Jodoh gue mirip Rizky Nasar nggak yah," tambah Mela.
"Mudah-mudahan jodoh gue tinggal di jepang," ucap Ifi semakin ngawur.
Yuki pun menjambak rambutnya frustasi, mendengar segala ucapan sahabatnya yang entah kapan otaknya akan kembali ke kepala.
"Ya udah, nanti kita ke biro jodoh cari jodoh lu pada." dan Yuki pun menambah-nambahi.
"Sebenarnya kita bahas apa sih?" Omel Mela akhirnya.
"Yang mulai siapa goblok," teriak Yuki semakin kesal, dan temannya pun hanya terkikik.
*****
Kelas 12 Ips 2 hari ini begitu tenang, tenang dalam artian semua murid di dalamnya sudah hampir sampai dalam alam barzah.
Pelajaran Agama Islam yang diajarkan oleh Bu Dahlia sangat-sangat membuat seluruh murid mengantuk.
Bagaimana tidak, Bu Dahlia adalah seorang guru yang sangat lembut dan baik hati, umurnya pun sudah tidak muda sehingga anak-anak sering menyebutnya Bu nenek.
Ia tak pandai menegur siswa, tapi sekali menegur maka yang diberikan hanyalah petuah-petuah yang ada dalam Al-quran, bukannya membentak dengan tegas seperti guru kebanyakan.
Dan di bangku paling belakang barisan kedua, Yuki dan Mela pun sudah tertidur dengan handset yang terpasang di telinga.
Tempatnya cukup strategis, dilindungi oleh badan-badan orang yang duduk di depan sehingga mereka tak terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Sisi (TAMAT)
Teen FictionBagaimana rasanya saat dihadapkan pada dua orang yang sama-sama berarti untuk hidupmu. Siapa yang akan kamu pilih saat diharuskan memilih? Ini tentang bertemunya tiga orang manusia dalam cinta yang sama. Yuki harus dihadapkan pada mantan kekasih yan...