16 - Salah Paham

51 11 1
                                    

Kadang, manusia hanya mempercayai apa yang dilihatnya, tanpa mau mendegar penjelasan lengkapnya.


09 Mei 2020, 19:03
*****
"Ifinya udah berangkat duluan non," ucap seorang pembantu rumah tangga.

"Oh, udah berangkat ya bi, ya udah Yuki pamit." Yuki heran, tak biasanya Ifi meninggalkannya tanpa memberi kabar.

Yuki bergegas, ia melirik jam tangan birunya yang hampir pukul tujuh. Sepertinya ia akan terlambat.

Menurut Yuki tak masalah terlambat, asal ia memiliki teman, tapi Ifi justru meninggalkannya.

"Awas aja lu Fi," omel Yuki.

Jalanan pagi itu tak terlalu ramai, hanya beberapa kendaraan pribadi dan juga taksi yang lalu-lalang. Memungkinkan Yuki tiba di sekolahnya dengan cepat.

Tapi, kesialan selalu berpihak padanya. Yuki sampai tepat saat gerbang tertutup, ia telat lima menit.

"Ya Allah nasib-nasib." Yuki tak berani memperlihatkan diri pada pak satpam, ia tak ingin dihukum, lebih baik ia mencari akal untuk masuk.

"Jalan rahasia masih aman gak yah?" Yuki celingak-celinguk menatap sekitar, sepertinya hanya ia yang terlambat.

Memang siapa yang berani terlambat di SMA Jayawijaya, hukumannya jika bukan membersihkan toilet selama sebulan paling membersihkan lapangan setiap pagi.

"Kalau lewat jalan rahasia si Rossa gimana?" Yuki menatap motornya yang ia beri nama Rossa.

Nama Rossa ia ambil sebab mengidolakan pembalab MotoGp Valentino Rossi, tapi karena ia cewek maka motornya ia beri nama Valentina Rossa.

Yuki menatap warung di seberang jalan tepat depan sekolahnya. "Rossa, lu gue titip di sana yah. Jangan gerak-gerak apalagi pindah tempat ok." setelah berdiskusi pada motornya yang seakan bisa menjawab, Yuki mulai menyebrang jalan dan ke warung tersebut.

"Mbak, Yuki nitip motor yah, kalau dia bandel sebut nama Yuki pasti diem." Yuki berteriak pada penjaga warung yang menatapnya bingung.

"Iya, neng," ucap penjaga warung itu sembari mentap Yuki yang perlahan menjauh.

*****

Tiba di belakang sekolah, Yuki kembali menatap sekitar. Jangan sampai ada yang memergokinya seperti saat ingin bolos bersama ketiga temannya itu.

Setelah merasa aman Yuki mulai berjongkok mengambil posisi dan masuk di lubang yang tak terlalu besar di tembok itu.

Setelah berhasil masuk Yuki bernafas lega. Tembok itu jika dilihat dari dalam tak terlihat seperti berlubang, sebab tertutup oleh semak-semak yang lumayan tinggi.

"Huahhh!! Yuki yang yang cantik imut dan manis jadi jelek." Yuki histeris melihat penampilannya sendiri.

Semak-semak yang Yuki lewati sedikit berair karena embun, akibatnya pakainnya menjadi lepek begitupun dengan rambutnya.

"Oke nggak papa, yang penting Arka masih sayang sama gue," ucapnya lagi dengan pedenya dan berjalan menuju toilet.

Yuki perlu sedikit membersihkan diri.

Dua Sisi (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang