Gadira [part44]

152 22 46
                                    

Belajar merasa cukup dari apa yang dimiliki sekarang.

-o0o-

Pagi ini Adira sudah siap dengan seragam sekolah miliknya. Tiga hari tidak sekolah membuatnya terasa sangat ketinggalan pelajaran. Suara dering telepon membuat ia mengalihkan perhatiannya dari kaca.

"Gue dibawah," panggilan telepon terputus sepihak setelah laki-laki tersebut mengatakan dua kata.

Adira meraih tas ransel miliknya mengunci apartemen lalu berjalan menuju lift. Adira bisa melihat Garpa yang duduk di motor kebesarannya.

"Ayo," ujar Adira semangat.

"Jangan senyum-senyum dong," balas Garpa.

"Kenapa,jelek ya?" tanya Adira tak nyaman.

"Gue takut diabetes," lanjutnya mendapat sikutan keras diperutnya.

"Sakit," keluh Garpa memegangi perutnya.

"Salah siapa? Buruan, nanti telat!"

"Iya deh iya," Garpa menghidupkan mesin motornya membawanya meninggalkan apartemen menuju sekolah.

Sampainya disekolah sudah banyak siswa siswi yang berdatangan untuk menuntut ilmu. Garpa membawa motornya langsung ke area parkir.

"Gue bilang turunin di depan kenapa kesini coba?" ucap Adira.

"Udah numpang, banyak protes," cibir Garpa.

"APA?" tanya Adira pura-pura tak dengar.

"Gak jadi, ayo masuk," lagi-lagi Garpa menarik tangan Adira sesuka hatinya. Entahlah ia merasa hangat ketika tangan mungil tersebut bertautan dengan tangan miliknya.

"Cie, berangkat barengan," ujar Angga dengan menaik turunkan alisnya.

"Aman, Ra?" tanya Angga.

"Aman," ujar Adira.

"Hai, Anan." Sapaan Adira membuat Anan mendongak dari fokusnya pada handphone. Garpa juga sedikit terkejut dengan sapaan Adira pada Anan.

"Hm," gumam Anan.

"Gue duluan masuk kekelas ya," pamitnya pada mereka bertiga.

"Dah cantik," ujar Angga.

"Modus," balas Garpa ketika punggung Adira sudah hilang dibalik pintu kelas.

"Cemburu ya?" ledek Angga membuat Garpa mendengus kecil.

"Lo kenapa Nan? Sariawan, diem mulu dari tadi," heran Angga.

"Lagi capek aja," ujar Anan.

Angga menoleh pada Garpa yang di balas gelengan dari sang empu. Garpa melihat kearah Anan yang sibuk dengan handphonenya, ia merasa sejak kejadian itu hubungan mereka sedikit rennggang.

"Damian mana?" tanya Garpa.

"Belajar lah, kemana lagi udah mepet ujian."

GadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang