Gadira [part24]

198 36 44
                                    

Mau suka sama siapa saja memang itu hak kamu, aku tak memaksa.

-o0o-

Admin Olshop
Sory gue enggak bisa.

Angga Januar
Oke, gue tau.

Angga mendesah prustasi ia lemah tentang perempuan yang bernama Mia. Ia selalu kesal karna tak bisa lama-lama membalas pesan Mia berbanding terbalik dengan Mia yang selalu membalas chatnya satu jam kemudian.

"Galau galau lagi, Angga galau lagi." Ujar Anan dengan nada dibuat buat.

Angga tak menyahut ia membuang handphone nya ke sofa masa bodo jika handphone tersebut akan rusak.

Damian terkekeh, "Udah makan belom lo ni gue bawa nasi." Ujarnya sambil meletakkan plastik sedang di atas meja.

"Makan-makan." Serbu Anan.

"Makan gih," ujar Damian pada Angga.

"Enggak napsu," balas Angga cuek.

"Inget utamain sarapan dari pada cinta bertepuk sebelah tangan." Kekeh Damian.

"Jangan gitu la,"

"Iya-iya." Damian berhenti menggoda Angga yang sibuk berkutat dengan perasaannya.

Tak ada yang membuka percakapan baik Anan ataupun Damian mereka tak ingin mengganggu Angga yang berada di mode sadboy. Walaupun mereka sangat ingin.

"Assalamualaikum!" ujar Garpa membuka pintu.

Garpa terdiam melihat kebisuan teman-temannya, "Kenapa lo pada? sariawan?"

Anan mengode lewat dagunya menunjuk ke arah Angga di balas anggukan paham dari Garpa.

"Udah lah bro!" ujar Garpa menepuk pundak Angga.

"Masa muda, jangan buat lo cuma ngerasain sakit hati." Ujar Garpa.

Angga tetap diam menatap langit-langit ruang tamu milik Damian. "Hello Kitty banget hati lo."

Mereka terkekeh kecil mendengar ucapan Garpa disaat seperti inilah Garpa bisa menjadi sosok penghibur, sosok yang sangat perduli walaupun ia terlihat sangat cuek didepan.

"Jangan jadi nada dering buat orang yang suka hening, paham?"

Angga menoleh, "Paham."

"Tapi-" Angga menjeda ucapannya merasakan dirinya tiba-tiba yang sangat lemah.

"Lemah." seperti itu kata otak Angga pada hatinya sendiri.

"Cerita aja, jangan buat beban di hati lo." Ujar Damian menimbrung.

"Gue pengen nyerah, tapi hati gue menghasut supaya gue tetep bertahan."

"Bertahan tampa kepastian, eh?" tanya Anan.

"Masih mengharapkan kepastian padalhan lo sadar kalo lo cuma pelampiasan?" tanya Anan lagi nadanya naik satu oktaf.

GadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang