Bisa enggak, perlakuan kamu sama kaya perasaan kamu?
-o0o-
"Markico, mari kita coba." Seru Anan semangat melihat nasi goreng yang tersedia didepannya.
"Gue duluan." Ujar Garpa menyentak tangan Anan.
"Bagi la." Anan memasang wajah memelas.
"Najis!" Angga menonyor kepala Anan.
Sesuai janjinya Adira membawakan makanan untuk Garpa hanya nasi goreng biasa yang ia bawakan teryata di sambut senang hati oleh Garpa dan teman-teman.
Berawal rasa nasgor sebagai tanda terimakasihnya pada Garpa kemudian berlanjut selama tiga hari ini.
"Lo pada kaya gk pernah makan aja." Ujar Damian.
"Buruan kehabisan lagi nanti lo." Ujar Anan sambil mengambil nasi buatan Adira.
Adira terkekeh senang melihat masakannya teryata disukai oleh keempat cowok di depannya, padalhan hanya nasi goreng biasa.
"Kalo kurang nanti gue buatin lagi." Ujar Adira membuat binar dimata Anan.
"Serius, Ra?" di balas anggukan oleh Adira.
"Sering-sering aja, kalo bisa habis kita pulang camping di sekolah lo bawain juga." Ujar Anan.
"Kagak dikasi makan lo sama emak lo?" ujar Angga.
"Hemat." ujar Anan dengan mulut sibuk mengunyah.
"Makan gih." Ujar Adira.
"Enggak makan?" tanya Garpa pada Adira.
"Udah tadi." Balasnya.
Garpa mengangguk mengerti melanjutkan makannya bersama keempat temannya.
"Gue demen ni sama cewek yang gini." Ujar Anan membuat Adira mengerutkan keningnya.
"Kenapa?"
"Iyalah, mereka juga perlu belajar cara masak bukan cara make up gue enggak mau nanti punya bini enggak bisa masak, mau makan apa anak gue."
Ucapan Anan mengundang gelak tawa mereka, "Gila udah mikirin bini."
"Bayangan masa depan." Ujarnya acuh.
"Untuk saat ini, perempuan memang harus cerdas dan serba bisa. karena dunia begitu keras untuk perempuan yang cuma mengandalkan goodlooking nya aja."
"SETUJU!"
Adira tertawa merasa tersanjung ia merasakan sebuah hangatnya pertemanan untuk pertama kalinya.
"Seneng banget keknya," Garpa berbisik pada Adira.
"Asal lo tau gue ngerasa di hormati banget disini, gue ngerasa pertemanan yang bener-bener kaya sahabat." Ujarnya tengah berbisik.
"Sejak kapan lo temenan ataupun sahabatan sama mereka? mereka sahabat gue."
Adira mendengus, "Sejak sekarang."
"Emang dorang mau temenan sama lo, si ambis nilai?" tanyanya sambil menaikkan kedua alisnya.
"Mau." Ujar Adira yakin.
"Bakal gue buatin nasi goreng setiap hari." Lanjutnya.
Garpa terkekeh semakin mendekatkan bibirnya pada telinga Adira, "Temenan boleh asal jangan bawa perasaan."
"Udah kali bisik-bisiknya." Ucap Angga membuat kedua insan tersebut menoleh.
"Eh," ujar Adira kikuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadira
Teen Fiction"Kita mungkin sama terlahir di dunia dengan telanjang tapi jalan hidup dan takdir kita pasti tak akan pernah sama." Adira gadis yang tak pernah ingin terlahir di dunia, orang tuanya selalu mendesaknya dengan tuntutan nilai yang tertulis di atas sele...