Gadira [part30]

171 33 33
                                    

Kelihatan cerita bukan berarti selalu bahagia tetapi terkadang untuk menutupi kesedihan yang menimpa.

-o0o-

Pelajaran berlangsung seperti biasanya aman dan diam karna yang mengajar adalah guru matematika paling galak.

"Tumben diem, Nan." Angga menyenggol lengan Anan.

"Kebelet boker kalik," balas Damian ketika Anan tak merespon.

"Sialan," ujar Anan.

Damian terkekeh karena berhasil memancing Anan berbicara jujur ia juga merasa hal yang berbeda karena anak singdrom tik tok satu itu tiba-tiba menjadi pendiam.

Garpa pun mengedikkan bahunya tak tahu setahunya kemarin Anan masih biasa saja.

"Takut gue kalo lo tiba-tiba jadi kesambet," ujarnya.

"Gue biasa aja aelah." Kekeh Anan memaksakan.

Sedangkan dipikiran Anan berbanding balik dengan ucapan di bibirnya ia tak baik-baik saja. Bagaimana kelanjutan keluarganya? Bagaimana dengan ia dan Adira setelah ini apakah masi tetap pura-pura tak terjadi apa-apa tapi sepertinya mustahil.

Ia mendengus melihat tatapan teman-temannya seperti mengintrogasi nya, sudah memang jika mempunyai jiwa humoris ketika tiba-tiba diam bisa mudah tertebak.

"Kenapa ngab?" Angga merangkul pundak Anan.

"Kagak," balas Anan.

"Pada perduli ni biasanya gue jadi sasaran trus," ujar Anan.

"Iyalah, kalo lo gada nanti siapa yang jadi sasaran kita?" tanya Damian.

"Tul betul betul!"

"Ye titisan Oscar." Anan mengeplak kepala Angga lalu melepaskan tangan Angga di pundaknya.

"KALIAN!? BERANI-BERANINYA RIBUT DIKELAS!"

"Mampus Bu Valak ngamuk," ujar Angga lirih.

"Maaf Buk jangan marah-marah lah nanti cepet ubanan." Ujar Anan sambil menunjukan giginya.

"Suruh keluar kelas aja, Bu." Kompor Garpa.

Guru tersebut terlihat menarik nafasnya dalam-dalam, "Sekarang pilih kerjakan soal 40 soal matematika di depan atau lari lapangan 10 kali!?"

"LARI LAPANGAN!" ujar mereka bertiga kompak kecuali Damian.

"Kerjakan soal pak," ucapan Damian mendapatkan tatapan tajam dari ketiga temannya.

"Bagus," puji guru tersebut.

"Ambil kertas ini dan kerjakan," ujarnya menyodorkan empat kertas fortofolio berisi soal-soal.

"Kan kami pilih lari lapangan pak," ujar Angga.

"Teman kalian pilih soal," jawabnya.

"Damian bego yang pilih soal kami lari lapangan," ujarnya.

"Betul pak, kami juga berhak memilih. Keadilan bagi kami bertiga," ujar Anan dramatis.

GadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang