Adira membenarkan kedua tali sepatunya yang terlepas ia kemudian berdiri hendak menyusul teman-teman yang belum terlalu jauh.
Bodohnya Adira menginjak tanah yang tidak padat membuat tanah tersebut longsor membuat Adira terseret.
"AAAA!" teriak Adira bersamaan dengan tubuhnya yang ikut menuruni jurang.
"DAMIAN! TOLONG!"
-o0o-
Damian mendengar ada yang memanggil namanya ia menoleh kebelakang tidak ada siapa-siapa. Ia kembali berjalan bagaimanapun ia remaja normal yang sedikit takut dengan hal-hal gaib.
"YES, KETEMU BENDERA KETIKA." Pekik Keysha.
"AHAHAHA AKHIRNYA, AYO BALIK GUE UDAH LAPER." Balas Agra di angguki oleh Shaula.
"Setuju gue."
Damian hanya diam tak menyahut ada perasaan mengganjal dihatinya ia melihat ekspresi teman-temannya tapi tak menemukan apapun.
Menoleh kebelakang, "Adira?"
"Shit!" Umpat Damian lalu berlari berbalik arah dengan teman satu kelompoknya.
"DAMIAN LO MAU KEMANA!?" teriak Keysha tak di sahuti Damian pikirannya terpokus pada Adira.
"ADIRA LO DIMANA!?" Damian terus berteriak menyebutkan nama Adira.
"ADIRA!?"
"Tolong." Damian mendekati jurang mengikuti suara tersebut.
"DIRA!" pekik Damian saat melihat Adira berpegangan pada ranting pohon yang menahan bobot tubuhnya.
"Tolong." Ujar Adira dengan mata berkaca-kaca.
Ia sangat takut pikirannya kalut tak bisa berpikir jernih ia takut jika harus mengakhiri hidupnya di jurang ini.
"Tahan sebentar gue telpon pihak keamanan." Ujar Damian khawatir.
"Anjing! gk ada sinyal." Umpat Damian.
"Adira, gue mohon tahan sebentar gue cari alat."
"Jangan takut. Inget gue cari bantuan." Ujar Damian.
Adira tak mengangguk ia sangat kalut ranting yang sekarang menjadi malaikat hidupnya seperti tidak mendukungnya.
Ia memejamkan matanya mencoba ikhlas jika harus pergi saat ini juga kakinya terasa keram tak bisa digerakkan.
Damian terus menelpon seseorang, "halo, tolong Adira jatuh ke jur-"
Panggilan tersebut membuat Damian terus mengumpat. "Sinyal!"
Sedangkan Garpa terus mencerna ucapan Damian yang terpotong, "Adira jatuh ke jur-"
"Jur? jurang!?"
Dengan cepat Garpa meminjam tali yang dibawa oleh salah satu kelompoknya meninggalkan mereka berempat.
"GARPA LO MAU KEMANA!?"
Garpa menulikan telinganya kakinya terus berlari, "Damian sialan, lo dimana!?" maki Garpa berhenti di tengah larinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadira
Teen Fiction"Kita mungkin sama terlahir di dunia dengan telanjang tapi jalan hidup dan takdir kita pasti tak akan pernah sama." Adira gadis yang tak pernah ingin terlahir di dunia, orang tuanya selalu mendesaknya dengan tuntutan nilai yang tertulis di atas sele...