Gadira [part1]

745 204 311
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Cantik itu relatif. Kamu cantik dimata orang yang tepat," ujar pria tua berambut putih.

"Kek, kenapa tidak cerita bahwa menjadi dewasa itu menyebalkan, jika tau begini rasanya menjadi orang dewasa aku ingin kembali menjadi anak-anak lagi," ucapnya pelu dengan air mata yang terus menetes.

Adira menarik nafasnya dalam-dalam menghapus bercak air matanya. Mengambil tas ranselnya lalu beranjak menuju sekolah.

Bagaimana rasanya sekelas dengan anak-anak ambisius? Tekanan batin ketika kalian harus selalu bersaing nilai.

Adira berjalan cepat menuju kelasnya, mendapatkan pemandangan teman-teman sekelasnya membaca buku, berkutat dengan rumus-rumus, bukanlah hal baru baginya.

Tratakdungdungdung
Tiada kusangka sejak detik itu
Kau membuka pintu kamar di hatiku
Cinta yang terkandung
Tarikk sist!

"Kek nya gue salah kelas," gumam Adira hendak membalikkan tubuhnya sebelum suara lembut menghentikan langkahnya.

"Adira, kenapa balik lagi?"

"Hm, sepertinya saya salah masuk kelas Bu."

"Tidak, ini benar kelas kamu," ucap guru tersebut.

"Ta-tapii--"

"KALIAN BUKANNYA MASUK MALAH BUAT TIK TOK DI DEPAN KELAS!" Bu Semi mulai mengeluarkan suara indahnya.

"Sini Bu, kita buat konten bareng nanti biar fyp." Ucap salah satu cowok bermata coklat pekat dengan rambut berantakan.

"Anan," Bu Semi mengeram jengkel.

"Iya Bu, pagi-pagi gerem aja engak usah ditahan," ujar Anan.

"Otak kamu perlu di panggilin tukang sedot wc! Buruan masuk, kalian juga!"

"Adira masuk," ucap guru IPA tersebut dengan nada kembali lembut.

"Anak emas mah beda," sindir salah satu cwok di samping Anan.

Adira menurut langsung memasuki kelas ia melihat hanya ada satu bangku yang masi kosong di samping anak yang tadi menyindirnya.

"Baik lah anak-anak, ini hari pertama kalian memasuki semester dua kelas 12. Ibu harap kalian belajar lebih maksimal lagi dan untuk hari ini jam kosong." Suara Bu Semi pada salah satu kelas berisi anak unggulan.

"Bu, maaf ingin bertanya," sela salah satu prempuan yang memegang buku ditangannya.

"Iya silahkan, Icha."

"Mereka engak salah masuk kelas ini?" tanya Icha ragu pasalnya ia tau betul siapa yang sedang ia bicarakan.

"Tidak, mereka emang sengaja ibu masukan kelas ini. Harapan ibu agar mereka berubah dari segi perilaku, pemikiran dan supaya termotivasi untuk belajar." Papar Bu Semi.

GadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang