Gadira [part32]

153 27 53
                                    

Banyak wanita yang ingin di cintai seperti Habibie mencintai Ainun.

-o0o-

Bagaimana rasanya mencintai tapi tidak dicintai? jawaban itu adalah hal yang di rasakan Seren sekarang. Bertahun-tahun ia di bohongin oleh perasaan yang bernama cinta.

Seren bisa melihat suaminya yang sedang memadu kasih dengan Latifa di ruang tamu mereka. Menghela nafas menimalisir rasa sesak di dadanya.

"Mas." Panggilan Seren membuat dua bibir yang sedang berpangutan terlepas.

Latifa tampak malu-malu karna kepergok sedangkan Zaim berdeham membasahi kerongkongannya.

"Ya?"

"Apakah kamu tak pernah diajarkan sopan santun?" tanya Seren pada wanita yang berada disamping suaminya.

"Seren," ujar Zaim tak suka.

"Kamu juga!? Kamu enggak pernah mikirin perasaan aku." Ujarnya penuh penekanan.

"Maaf, aku enggak bisa balas perasaan kamu dan mengorbankan perasaan ku sendiri,"

"Kamu egois!"

Seren menatap nanar laki-laki yang menjadi suaminya selama puluhan tahun, "Sekarang mau kamu gimana?"

"Mau aku?" tanya Seren di akhiri kekehan pilu.

"Lepasin dia."

Zaim tak terkejut dengan permintaan Seren, siapa istri yang mau dimadu? tidak ada begitu juga Seren tapi posisinya tak bisa menuruti permintaan dari wanitanya.

"Gak bisa."

"Lepasin aku," lanjut Seren.

Zaim termenung melepaskan Seren berarti juga melepaskan Adira bagaimanapun juga anak gadis itu pasti lebih memilih Mamanya dibandingkan dirinya.

"Aku juga enggak bisa," jawab Zaim membuat Latifa menoleh.

"Bukan kamu tapi Adira, dia juga anak aku." Zaim melanjutkan ucapannya.

Tubuh Seren semakin melemas ia memegang keningnya yang terasa amat pusing pandangannya mulai blur.

"Mba!" ujar Latifa spontan saat melihat tubuh Seren hampir ambruk.

Seren mendongak menahan pusing yang melandanya merasa tak ada tenaga lagi untuk melawan suaminya lebih baik ia beristirahat ke kamarnya.

"Aku bisa sendiri," tolak Seren saat Zaim hendak membantunya.

Ia tak ingin terlihat lemah, ia harus bisa sendiri tak boleh mengandalkan bantuan orang lain.

Zaim dan Latifa menatap punggung Seren yang mulai menjauh berjalan terlatih menuju kamarnya yang berada di lantai atas.

Zaim mengusap wajahnya gusar, "Sabar Mas." Ucap Latifa menenangkannya.

-o0o-

Adira mengutuk dirinya sendiri bagaimana ia bisa lupa pulang hingga sore ketika berada dirumah Garpa.

GadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang