Gadira [part12]

263 72 56
                                    

"Buat apaan lo Nga?" tanya Damian.

"Snap," ujar Angga tetap pokus pada layar handphonenya.

"Idih Narsis," ejek Damian.

"Narsis sama bule bukan narsis sama jamed." Ucap Angga.

"Apani-apni," Anan datang dengan suara hebohnya.

"Ada bule cantik?" heboh Anan.

"Banyak," jawab Angga.

"Mana, muk tengok!"

Angga menunjukkan layar handphonenya menampilkan snap wanita bule asal Rusia. "Bibit Rusia emang ga pernahkan gagal ya bunds,"

Anan berdecak kagum, "Gue pengen maen juga."

"Buat lah," ujar Damian.

"Tapi masa gue setiap mau chat harus translate dlu." Keluh Anan.

Ucapan Anan mendapat umpatan mereka berdua, "Bego."

"Makannya belajar bahasa Inggris lo kerjaannya molor mulu," ucap Damian.

"Males, lidah gue keseleo tros."

Damian berdecak, "Lo yang gamau belajar,"

Anan tak menjawab perkataan Damian, "Mau liat lagi!" ujarnya pada Angga.

"Jangan cwe gue," balas Angga.

"Bagi lah ngab, buat cuci mata." Pinta Anan.

Angga tetap pada pendiriannya, "Gue download sendiri lah," kesal Anan.

Membuka aplikasi play store menekan tanda cari aplikasi Snapchat. "Demi bule cantik."

Damian menggelengkan kepalanya, "Cewek tik tok lo mau di kemanain?"

"Ada, buat simpenan," ujar Anan enteng.

"Cewek lo ada berapa Nga?" tanya Anan.

"Ga banyak, cuma tuju," jawab Angga kalem

"Anjing!" umpat Damian spontan.

"Cuma kata dia," Damian menatap Angga tak percaya.

"Sadboy yang menyamar menjadi fakboy." Garpa menggeleng tak percaya.

"Anjing sadboy!" ledek Anan.

Sejak tadi Garpa tidur di kursi panjang tak terpakai tapi otaknya masi menyimak pembicaraan teman-temannya.

"Bangun lo Pa,"

"Gue ga bisa tidur, suara lo pada berisik!" ketus Garpa membuka matanya.

"Alah biasanya tidur kaya orang mati, ada bom aja ga bangun."

Garpa mendengus ia melirik jam yang melingkar di tangannya, "2 menit lagi pulang,"

"Cabut!" ujar Garpa di ikuti ketiganya.

GadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang