Memalsukan senyuman jauh lebih mudah daripada menjelaskan kenapa aku sedih.
-o0o-
Adira diperintah untuk mengambil sapu di gudang oleh salah satu guru dan sekarang disinilah ia berada di gudang belakang perbatasan antara anak IPA dan IPS.
Suasana yang sepi membuat bulu kuduk Adira meremang buru-buru ia berjalan menuju gudang.
Adira melihat pintu gudang sedikit membuka mengusir segala pikiran buruknya ia memegang knop tersebut ingin membukanya lebih lebar.
"AAAAA!" kaget Adira sambil mengelus dadanya.
Saat Adira hendak membuka pintu muncul seorang gadis yang hendak keluar dari gudang dan itu membuatnya sangat terkejut.
"Maaf, gue kaget tadi." Ujar Adira tak enak karna sudah berteriak.
"Enggak apa-apa, gue duluan." Balas Gadis tersebut lalu berjalan meninggalkan Adira.
"Anan!?" tak berhenti sampai disitu teryata di gudang masih ada Anan yang hendak keluar.
"Lo ngapaain!?" tanya Adira penuh selidik.
Sedangkan Anan sama terkejutnya, "Adira."
"LO--"
"Sama cewek tadi- kalian--"
Anan semakin gugup apakah Adira mengenal gadis tadi, "Cuma ngobrol, Ra." Balas Anan.
"Kalian enggak nganu kan!" Adira menatap Anan penuh selidik.
"Enggak mungkin lah, pikir positif tingking dong." Balas Anan mengerti arah pembicaraan Adira.
"Siapa yang bisa mikir positif kalo gue ngeliat cewek keluar dari gudang di ikutin cowok dibelakangnya?" tanyanya galak.
"Ya, ampun. Gue cuma ngobrol biasa." Ujar Anan memberikan senyum meyakinkan.
Adira memerhatikan Anan dari ujung kepala sampai ujung kaki, tak ada tanda-tanda orang seperti habis berhubungan.
"Gue enggak boong serius," ujar Anan.
"Lo enggak boong kan?" tanya Adira masi tak percaya.
"Serius Adira, cantik, manis, kebanggaan guru-guru."
Adira mendengus mendorong Anan agar menyingkir dari pintu gudang, "Awas."
Anan sedikit terjengkang akibat dorongan Adira yang sedikit kuat, "Cewek singa begini disukain Garpa."
Anan melirik Adira yang sibuk di ujung gudang, "Gue enggak nganu Ra kalo itu yang lo cari."
"Gue cari sapu!" ketus Adira.
Anan mengangguk asal pura-pura paham tak lama Adira keluar dengan dua buah sapu, satu serokan, dan satu buah pel.
"Bawain ini," Adira menyerahkan serok sampah dan satu alat pel.
"Gue?" tanya Anan bergurau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadira
Teen Fiction"Kita mungkin sama terlahir di dunia dengan telanjang tapi jalan hidup dan takdir kita pasti tak akan pernah sama." Adira gadis yang tak pernah ingin terlahir di dunia, orang tuanya selalu mendesaknya dengan tuntutan nilai yang tertulis di atas sele...