Gadira [part20]

238 46 59
                                    

Untuk kamu yang sangat menyebalkan, jangan pernah pergi meninggalkan.

-o0o-

Hari ini acara camping di mulai. Adira sudah siap dengan tas ranselnya yang ia pakai khusus untuk ke puncak.

Tak mudah Adira untuk berada disini ia harus membesarkan mentalnya untuk meminta izin kepada Papanya. Ia sedikit bersyukur karna selama dua hari ini hubungan mereka kembali baik yang membuatnya sedikit mudah meminta izin.

"Gimana sudah hadir semua?" tanya seorang petugas keamanan.

"Sudah pak!" jawab mereka kompak.

"Baiklah, satu bis berisi 2 kelas. Kalian paham!?"

"Paham pak!"

"Bapak akan bacakan daftar siswa yang namanya saya panggil langsung masuk ke bis." Ujarnya tegas.

"Adira Zhafira." Seperti biasa nama yang berawalan dari huruf A pasti pertama.

Adira langsung memasuki bis yang sudah ditunjuk oleh petugas keamanan ia memilih duduk di samping jendela.

Kursi bis yang Adira duduki bergoyang menandakan ada seseorang yang duduk disampingnya. Adira menoleh melihat wajah yang akhir-akhir ini memenuhi pikirannya.

"Gue disini ya?" ujar Garpa.

"Udah duduk, baru minta izin?" ujar Adira.

Garpa membalas dengan kekehan membuat Adira melengos kembali melihat ke arah kaca.

"Gue disini bukan disana." Garpa menarik dagu Adira menghadap kepadanya.

Sontak tatapan mereka kembali bertemu untuk kesekian kalinya. Tepat detik itu juga pipi Adira mulai memanas antara merasa malu dan marah karna Garpa lancang kepadanya.

"Cie bushing."

Detik itu juga Adira memalingkan wajahnya malu. "Cantik." Bisik Garpa kembali memacu detak jantung Adira.

"Nyebelin lo!"

"Tapi suka kan, kan?" Garpa semakin gencar menggoda gadis disampingnya.

"Enggak!" ketus Adira menutupi rasa malunya.

"Ngaku deh, jangan gengsi." Ujar Garpa.

"PAK-PAK, PUTER MUSIK DONG!" teriak Anan dibelakang.

"Capek saya jadi nyamuk." Lanjutnya.

"Lagu apa?" tanya seorang pria yang berdiri disamping sopir.

"Sini pak saya bluetooth."

Tidur malam minum es.
Teh satu gelas ingat mantan punya berkelas.
Ini malam semakin suasananya ganas.
Kutukan mantan masi teringat jelas.

Tipis manis kucoba remas-remas elus-elus.
Pegang di pinggang Iko main iris gemes-gemes.

Ku rindu bilas slaber luar dalam.
Seperti es masih teringat.
Kutukan mantan oh memang jelas.

GadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang