42. Tak terduga

528 29 0
                                    

"Gimana nih, Lan? Udah 4 jam tapi Surya sama Bagas gak keluar-keluar." Tanya Devan pada Lano setelah melihat jam yang melingkar di tangannya menunjukkan pukul 2 dini hari.

"Kita tunggu 15 menit lagi, jika mereka tetap belum keluar, kita lakuin rencana B." Putus Lano.

"Lo yakin, Lan? Apa gak terlalu beresiko kalau kita serang mereka terang-terangan?" Tanya Agung, mempertanyakan rencana B yang sudah mereka persiapkan.

Iya, rencana B yang dimaksud adalah melakukan penyerangan, jika rencana A yang merupakan negosiasi tidak membuahkan hasil. Mereka sudah menyiapkan beberapa orang yang ikut serta dalam perlawanan ini. Semua bodyguard milik Devan, Andi, Deo, dan Agung turut serta dalam penyerangan ini. Tidak lupa juga ada Joe dan teman-temannya yang merupakan anak geng motor. Entah bagaimana bisa Joe kenal dengan anak geng motor, mungkin mereka teman Joe ketika sekolah dulu.

Mereka sudah membuat persiapan secara matang. Jika mereka tidak bisa membawa si kembar dengan cara baik-baik, maka mereka akan merebutnya secara paksa dengan menyerang markas itu. Tentu saja mereka sudah mempertimbangkan penyerangan itu. Menurut Lano, pada malam hari kebanyakan anggota mafia akan beraksi untuk melakukan kejahatan, sehingga anggota yang tertinggal untuk menjaga markas tidak lah banyak. Dengan begitu mereka akan lebih mudah untuk mengalahkan anggota mafia dan mengambil si kembar dari markasnya.

Namun satu hal yang tidak mereka ketahui, ternyata pemimpin mafia itu jauh lebih licik dari yang mereka bayangkan. Dia telah memasang berbagai jebakan untuk menjebak musuh-musuhnya yang berani menyerang markasnya. Jadi bisa dipastikan, meskipun anggota yang berada di markas tidak sebanyak biasanya, akan tetapi pengamanan dalam markas itu jauh lebih baik daripada pengamanan yang dipasang di markas para tentara sekalipun. Sungguh mengerikan.

"Udah 15 menit nih, Lan. Kita harus gimana? Mau maju sekarang?" Tanya Andi.

"Ya, kita maju sekarang! Lo Dev, sama Deo serang bagian kiri! Dan Agung sama Andi serang bagian kanan! Masing-masing bawa 20 bodyguard! Sedangkan gue, Joe, sisa bodyguard, dan anak motor akan serang dari depan. Paham semua?" Lano memberi arahan.

"Paham." Jawab mereka kompak.

"Oke, pertama kita lumpuhkan para penjaga dulu! Setelah itu, kita akan mengendap masuk dalam markas lalu kita serang mereka. Siapkan bius kalian masing-masing! Ingat, kita hanya melumpuhkan mereka! Jangan sampai ada yang terbunuh! Gue gak mau kita terseret ke dalam penjara karena udah bunuh orang. Oke, kalian siap?"

"Siap, Lan." Serempak mereka membalas ucapan Lano.

"Bagus lah, ayo maju!"

Mereka bergerak menuju markas mafia. Dengan langkah pelan, tanpa menimbulkan suara, mereka mulai melumpuhkan para penjaga agar dapat masuk dengan leluasa.

"Kenapa lo pakai topeng, Lan?" Tanya Joe pada Lano yang saat ini sedang mengenakan topeng untuk menutupi wajahnya.

"Suka-suka gue lah." Balas Lano tidak santai yang membuat Joe keheranan, namun segera ditepisnya perasaan itu.

"Terserah." Balas Joe pada akhirnya.

Setelah melumpuhkan penjaga, mereka mulai masuk ke dalam markas. Sesuai rencana mereka membagi anggota menjadi tiga kelompok. Kemudian mereka mulai menyerang sesuai arahan Lano.

"Dalam hitungan ketiga, kita serang." Bisik Lano. "Satu, dua, tiga."

"SERANG." Teriak Lano memancing beberapa anggota mafia keluar.

Beberapa anggota mafia yang baru keluar langsung mereka lumpuhkan dengan bius yang mereka bawa. Sementara sisanya yang sudah mengetahui jika musuhnya membawa bius, segera menghindari jarum suntik dan mulai melawan menggunakan kekuatan. Pertarungan terjadi, tidak sedikit orang yang sudah babak belur, dan tidak sedikit pula yang sudah tertidur akibat obat bius. Semua teman Surya tersenyum puas karena mereka merasa bahwa mereka menang telak, tapi itu tidak berlaku bagi Lano.

Surya (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang