28. Hamil?

766 37 2
                                    

Waktu bergulir begitu cepat. Tidak terasa, umur pernikahan Surya dan Clara kini sudah menginjak enam bulan. Suka dan duka selalu mereka lalui bersama. Sejauh ini, pernikahan mereka masih tenang-tenang saja. Belum ada satu pun pertengkaran yang berarti. Jika ada, mungkin hanya pertengkaran ringan saja.

Perusahaan percetakan mereka juga semakin berkembang. Sudah banyak yang menggunakan jasa mereka. Mulai dari cetak undangan, banner, poster, hingga yang lainnya. Bahkan kini mereka sudah mulai menambah tenaga kerja, salah satunya adalah Joe, sekertaris sekaligus tangan kanan Surya.

Joe masih sangat muda, umurnya lima tahun diatas Surya. Namun, dia begitu menghormati Surya. Hal itu bermula di hari dimana Surya menyelamatkan kehormatan adiknya. Di hari itu pula, Joe bersumpah akan mengabdikan dirinya pada penyelamat sang adik. Menurut Joe, itu merupakan balas budi yang sepadan. Karena nyawa dan kehormatan sang adik sangat berharga baginya. Hingga dia rela melakukan apapun untuk melindunginya.

Surya sempat menolaknya. Dia mengatakan bahwa dia menolong dengan tulus, tanpa mengharap balasan apapun. Tapi Joe memaksa. Dia akan merasa tenang jika Surya mau menerima balas budinya.

Dengan penuh pertimbangan, akhirnya Surya mengangkat Joe sebagai sekertaris pribadinya. Tidak sulit untuk membuat Joe menerima pekerjaan itu. Karena pada awalnya Joe memang pekerja serabutan. Melakukan pekerjaan apa saja asal baik dan bisa mendapat uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bersama sang adik.

Orang tua? Mereka sudah tidak memilikinya lagi. Kedua orangtua mereka meninggal dalam kecelakaan mobil sepuluh tahun yang lalu. Meninggalkan rumah, sebuah kendaraan, dan buku rekening yang nominalnya hanya cukup untuk biaya pendidikan saja. Selebihnya, mereka berusaha mencari sendiri.

"Hoek, hoek."

Tiba-tiba sebuah suara yang diyakini berasal dari kamar mandi itu membuyarkan lamunan Surya. Secepat kilat, Surya berlari menuju kamar mandi. Melihat bagaimana keadaan istrinya. Ya istrinya, memang siapa lagi yang ada di apartemen itu selain dia dan istrinya.

Terkejut, itulah yang dialami Surya saat ini. Saking terkejutnya, dia hanya berdiri mematung, tidak bisa berkata-kata. Seolah seluruh syarafnya mati rasa. Bagaimana tidak, saat dirinya sampai sudah disuguhi dengan pemandangan tak wajar.

Di sana, di dalam kamar mandi terdapat istrinya dengan kondisi mengenaskan. Terduduk lemas di lantai kamar mandi, kepalanya bertumpu pada closet yang tertutup. Dan jangan lupakan, bekas muntahan yang tercecer dimana-mana. Surya yang melihatnya saja sudah mual. Entah apa yang dirasakan istrinya di dalam sana.

Surya segera menggendong istrinya dan meletakkannya di ranjang. Clara yang diperlakukan seperti itu hanya bisa pasrah dalam gedongan Surya. Dia sudah sangat lemas karena telah memuntahkan semua asupan nutrisinya hari ini.

Surya memberikan segelas air putih pada Clara yang langsung diterima olehnya.

"Bentar ya, Cla. Mas mau bersihin bekas muntahan Cla dulu. Terus kita ke rumah sakit. Oke?!"

Clara mengedipkan matanya pelan sebagai tanda persetujuan. Lidahnya terlalu kelu, tidak dapat bersuara. Badannya juga teramat lemas, hingga tidak sanggup bergerak walau hanya sekedar menganggukkan kepala. Untung saja Surya mengerti kodenya. Jika tidak, mungkin Surya akan kelimpungan sendiri karena istrinya itu tidak sanggup menanggapi ucapannya.

Surya meraih saputangan untuk menutup mulut dan hidungnya. Dia menggunakan tangan kirinya untuk menahan saputangan itu dan menggunakan tangan kanannya untuk menyiram bekas muntahan Clara. Susah payah dia menahan mualnya. Sampai akhinya dia mampu membersihkan pemandangan menjijikkan itu tanpa memuntahkan isi perutnya.

Surya mengambil jaket, ponsel dan dompetnya. Tidak lupa meraih sweater dan ponsel milik Clara. Dan tepat setelah Surya memakaikan sweater Clara, Surya segera menggendong Clara turun dari apartemen dan memasuki taksi online yang sempat dia pesan sebelumnya. Karena tidak mungkin kan Surya mengajak Clara naik motor dalam kondisi seperti ini? Bisa-bisa Clara jatuh dari motor di tengah jalan. Jadilah Surya mengajak Clara naik taksi.

Surya (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang