Hari begitu cepat berlalu. Terhitung sudah dua bulan sejak pemecatan Pak Lukman waktu itu. Surya juga sudah melaksanakan ujian nasionalnya bulan lalu. Kini hanya hasilnyalah yang ditunggu. Menunggu, menunggu, dan menunggu. Tidak ada hal bermanfaat yang dilakukan disekolah, hanya menunggu. Menunggu hasil ujian setiap waktu.
Kehidupan keluarga Surya semakin terpuruk. Yang awalnya hidup berkecukupan, kini menjadi serba kekurangan. Mereka terpaksa menjual rumah mereka dan membeli rumah yang lebih kecil, agar sisa uangnya bisa digunakan untuk bertahan hidup selama dua bulan ini.
Mau bagaimana lagi? Mereka tidak ada pemasukan, sedangkan pengeluaran terus berjalan. Sehingga tidak ada pilihan lain. Dengan terpaksa mereka menjual rumah yang kaya akan memori demi untuk bertahan hidup.
Saat ini, pembangunan warung makan keluarga surya sudah terselesaikan. Mungkin tidak bisa dikatakan warung lagi, karena desainnya kini menyerupai cafe sungguhan. Mereka berubah pikiran setelah melihat desain-desain yang telah dibuat teman Pak Lukman. Mereka pikir lebih baik menambah modal untuk usaha yang lebih besar, dari pada harus bermodal kecil tapi kalah saing dengan yang lain.
Sehingga mereka lebih memilih membangun cafe. Meskipun harus mengorbankan seluruh tabungan untuk modalnya, termasuk tabungan kuliah untuk Surya serta tabungan masuk SMP untuk Bagas dan Kara.
Kini pengorbanan itu terbayar sudah. Saat ini, seluruh keluarga Surya sedang berdiri di depan bangunan dengan tulisan "Kurana's Cafe" yang tergantung apik dibagian depannya. Mereka berdiri tepat di depan seutas pita yang terpasang melintang. Dengan disaksikan sekian banyak orang, Pak Lukman memotong pita tersebut dan meresmikan pembukaan Kurana's Cafe sejak saat itu.
Seperti rencana awal, lokasi Kurana's Cafe tetap berada di dekat taman. Di sana Kurana's Cafe berbaur dengan warung-warung emperan yang tak berdinding, hanya bertiang dan beratap saja. Sehingga memunculkan kesan mencolok, karena satu-satunya cafe yang berada di deretan warung-warung emperan.
Sekilas terlihat memang bukan lokasi yang strategis, akan tetapi keluarga Surya berusaha membuatnya agar tetap terlihat menarik meski berbaur dengan warung-warung emperan.
Sebenarnya Kurana's Cafe terletak di bagian paling ujung dari deretan warung-warung emperan. Sehingga meskipun berbaur dengan warung-warung emperan, Kurana's Cafe tetap menjadi spot menarik. Karena tidak berada di tengah warung-warung emperan tersebut.
Selain itu, Kurana's Cafe juga berdampingan langsung dengan lapangan sepak bola terbuka yang masih beralaskan rumput. Dan jangan lupakan, di tepi lapangan tertanam banyak pohon-pohon besar. Sehingga memunculkan suasana asri, tenang, dan damai.
Melihat kondisi itu, membuat keluarga Surya bersepakat bahwa akan menyediakan meja outdoor. Desainnya dibuat menghadap lapangan, agar pengunjung dapat langsung menikmati pemandangan asri tersebut.
oOo
Surya mendudukkan dirinya di samping Andi. Dia merasa lega, akhirnya dia bisa duduk kembali. Mengingat beberapa waktu lalu, dia terus saja berjalan kesana kemari. Membawa nampan pesanan untuk melayani banyaknya pelanggan cafe saat ini.
Surya terus melayani para pelanggan, hingga dirasa cafe sudah sepi. Agar setelahnya, Surya dapat duduk dan mengobrol bersama teman-temannya dengan tenang.
Seperti saat ini, Surya berkumpul bersama teman-temannya di meja outdoor yang disediakan Kurana's Cafe. Menikmati hidangan yang akan mereka bayar dengan setengah harga. Mengingat bahwa Kurana's Cafe baru tadi resmi dibuka. Sehingga untuk langkah promosi, Kurana's Cafe menyediakan potongan harga sebesar 50% untuk hari ini dan juga tiga hari kedepan.
Keempat remaja tersebut asik berbincang. Membahas tentang acara kelulusan yang akan diadakan Sabtu malam, tepatnya tiga hari lagi. Mereka berempat sudah tidak sabar menantinya. Karena lulus tidaknya siswa akan diumumkan pada acara itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surya (TAMAT)
Teen FictionLENGKAP... BELUM REVISI!!! Setiap orang pasti menginginkan terlahir dalam keluarga kaya raya. Segala keinginannya dapat terlaksana. Karena kita hidup di jaman dimana uanglah yang berbicara. Hingga setiap orang berlomba-lomba menambah kekayaan merek...