22. Nikah

876 41 0
                                    

"Hei, kalian."

Terdengar beberapa langkah kaki mendekat. Pasti itu berasal dari para satpam yang kebetulan sedang berpatroli di daerah ini.

Tiba-tiba rasa panik menyerang kedua sejoli itu. Posisi mereka saat ini bukanlah posisi yang menguntungkan. Bisa jadi, para satpam itu salah paham.

'Mampus'

Surya segera berdiri. Kemudian mengulurkan tangan, membantu gadis itu berdiri.

"Apa yang kalian lakukan malam-malam begini?"

"Kami tidak melakukan apa-apa Pak, sungguh!!" Jawab Surya, yang sudah pasti tidak akan didengarkan oleh dua satpam itu.

"Ck, anak muda jaman sekarang. Pergaulannya sangat bebas. Lihat tempat sepi sedikit saja, langsung sikat. Tidak ada bedanya dengan hewan, tidak tahu aturan!!"

"Pak, tapi kami benar-benar tidak melakukan apapun. Percayalah!"

"Hei anak muda, kau pasti tahu ungkapan 'maling ngaku, penjara penuh'. Jadi, jangan kau pikir kami mudah ditipu."

"Tapi kita memang tidak melakukan apapun pak."

"Sudahlah, kau ikut kami ke rumah Pak RT! Biar kalian segera dinikahkan sekalian."

"Atas dasar apa kami harus ikut bapak? Kami tidak bersalah... Dan kami tidak akan mempertanggung jawabkan apa yang tidak kami lakukan." Sentak Surya, mulai tidak sabar menghadapi dua satpam ini.

Dia sepenuhnya sadar, urusan ini pasti tidak mudah. Terlebih lagi, hanya dia yang menyangkal. Sementara gadis disampingnya ini, hanya bisa menangis. Semakin memperkeruh keadaan, seolah dia benar-benar telah melakukan kejahatan pada gadis ini.

Namun Surya tidak bisa menyalahkannya. Mungkin dia sangat ketakutan. Hingga tidak bisa melakukan apapun, selain menangis.

"Jaga bicaramu, anak muda! Sudah salah, malah berteriak. Kau tidak punya sopan santun?" Balas salah satu satpam.

"Sudahlah, tidak ada gunanya. Kita seret saja dia ke rumah Pak RT." Ujar satpam yang lainnya.

"Ya sudah, ayo!"

Surya dan gadis itu diseret paksa oleh kedua satpam itu, untuk mengadap Pak RT dikediamannya. Mengabaikan segala rontaan dan penolakan mereka.

Sebenarnya, bisa saja Surya menghajar dua satpam itu dan kabur melarikan diri. Tapi dia tidak sepengecut itu. Bukankah dengan kabur, semakin membuktikan bahwa dia bersalah? Padahal dia sama sekali tidak melakukannya.

Ah, Surya sangat pusing. Ini sama saja dengan 'maju kena, mundur juga kena'. Jika mereka ikut menghadap Pak RT, mereka akan dicap salah, dan akan segera dinikahkan. Sebaliknya, jika dia kabur juga akan dicap salah, dan akan jadi buronan. Hidupnya tidak akan tenang.

oOo

Pagi yang cerah, tapi tak secerah raut wajah pemuda tampan itu. Hari ini, dia resmi menyandang status baru di usia yang terbilang sangat muda. Dia terpaksa bertanggung jawab atas apa yang sama sekali tidak dilakukannya.

"Surya, Clara, ayah ingin bicara sama kalian. Ikut ayah!" Ucap Lukman dingin. Dia mengajak anak dan menantunya ini menuju sebuah ruangan. Di sana, sudah ada istri dan kedua anaknya yang lain.

Surya dan istrinya mengikuti Lukman. Mereka sudah pasrah menghadapi situasi ini. Apapun yang terjadi, mereka akan menghadapinya bersama.

Surya tadi sempat mendapat pukulan dari ayah Clara, Fredy. Ayah mertuanya itu sangat murka, bahkan tidak segan menampar anak kandungnya sendiri didepan umum. Tidak peduli jika anaknya itu adalah seorang perempuan.

Surya (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang