44. Tamat

1.1K 34 0
                                    

Waktu bergulir begitu cepat. Tidak terasa, satu bulan telah berlalu. Kini Surya dan keluarganya berada di pengadilan negara. Mereka baru saja menghadiri sidang orang tua Clara dan kakak Lano. Sesuai perkiraan, orang tua Clara mendapat hukuman penjara seumur hidup. Sementara kakak Lano mendapat hukuman 15 tahun penjara, jika dia mampu berperilaku baik semasa hukuman, mungkin hukumannya akan dikurangi.

Semua orang bisa bernafas lega. Penjahat yang sesungguhnya telah mendekam di penjara. Mereka juga harus siap menguatkan hati mereka, agar tidak menaruh dendam pada si penjahat. Karena hukum dari negara ini sudah lebih dari cukup untuk membalas perbuatan si penjahat pada mereka.

"Sur, gue sama anak-anak yang lain cabut dulu ya..." Ucap Joe, mewakili teman-teman Surya yang mengikuti persidangan.

"Yoi, sekali lagi thanks ya atas bantuannya." Jawab Surya.

"Oke, gue cabut ya..."

Joe dan teman-teman Surya yang lain mulai menyalami Surya dan keluarganya satu persatu tanda perpisahan. Mereka akan kembali pada rutinitas mereka masing-masing. Dan Surya tidak perlu ikut campur dengan urusan mereka.

"Sekarang kita makan dulu, ya... Kita cari makan dulu di resto, baru setelah itu antar ayah sama bunda pulang." Ajak Surya yang diangguki keluarganya.

Melihat semua menyetujui ajakannya, Surya segera melajukan mobilnya ke restoran milik Pak Bram, tempat Surya bekerja dulu. Tidak banyak yang berubah dari restoran itu, meski tiga tahun telah berlalu. Di sana, Surya bisa menemukan Sandra yang tampaknya masih bekerja di sana meski telah menikah. Segera, Surya memanggilnya.

"Kak Sandra, sini." Panggil Surya sambil melambaikan tangan ke arah Sandra.

"Eh, ada Surya Putra Kumara." Godanya.

"Kurana kak, bukan Kumara. Ish, kakak kebiasaan deh." Surya pura-pura merajuk, yang mebuat Sandra tertawa.

"Hahaha, bercanda. Lama tidak bertemu ya... Giliran udah bertemu, kamu udah jadi big boss aja."

"Hahaha, kakak bisa aja. Belom ada apa-apanya ini mah." Ucap Surya.

"Halah, nggak usah merendah Sur." Balas Sandra. "Dah lah, tuan Surya ingin pesan apa nih? Nona Casandra siap melayani."

"Ya, ya, ya, terserah..." Cuek Surya. "Kalian mau pesan apa?" Tanyanya pada keluarganya.

Setelah mencatat pesanan Surya, Sandra segera undur diri. Dia mulai melayani pelanggan yang lain.

"Kamu sering ke sini, Sur?" Tanya Amelia, penasaran. Pasalnya, putranya ini tampak akrab dengan pelayan bernama Sandra tadi.

"Nggak juga sih, Bun. Malah Surya terakhir kemari itu tiga tahun yang lalu." Jawab Surya.

"Tapi kok dia bisa akrab banget sama kamu?"

"Oh, itu Bun. Kan Surya dulu pernah kerja paruh waktu di sini, jadi ya wajar lah kalau kita akrab."

"Oh, jadi ini restoran milik Pak Bram yang kamu ceritain?" Kali ini Lukman yang bertanya, menanggapi ucapan Surya.

"Iya, Yah. Restoran ini milik Pak Bram." Jawab Surya singkat.

Mereka tidak melanjutkan obrolan mereka kembali, karena makanan yang mereka pesan sudah datang. Seperti biasa, jika bersama Lukman, mereka makan dalam kesunyian.

Tepat setelah makanan habis, mereka segera melanjutkan perjalanan. Surya mengantar Lukman dan Amelia pulang. Tapi mereka tidak menginap disana dengan alasan jika Bagas dan Kara masih harus sekolah. Jadinya setelah menurunkan Lukman dan Amelia, Surya segera melajukan kembali mobilnya untuk pulang.

Surya (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang