23. Perkenalan berujung tangis

734 35 0
                                    

"Udah, mandinya?" Tanya Clara yang duduk santai di ranjang sambil memainkan ponselnya.

"Udah." Jawab Surya.

"Sini, duduk sini!" Perintah Clara, mengambil alih handuk yang terkalung di leher Surya. Membantu mengeringkan rambut suaminya itu.

Perasaan hangat mulai menyeruak di hati Surya. Jadi seperti ini rasanya punya istri? Hal sekecil ini saja sudah membuatnya amat sangat senang. Bagaimana dengan hal yang lebih besar dari ini? Mungkin Surya akan menjadi salah satu manusia terbahagia di bumi ini.

"Udah berani, nih? Udah nggak gagap lagi?" Godanya.

"Ish." Clara melempar handuk yang sedari tadi dipegangnya pada Surya. Dia berbaring, menyembunyikan dirinya dalam selimut. Sungguh, dia sangat malu. Suaminya ini tidak melewatkan satu kesempatan pun untuk menggodanya.

Berbeda dengan Clara yang tengah malu, Surya malah tidak bisa berhenti tertawa. Entah apa yang dia anggap lucu dari tingkah istrinya saat ini.

"Jangan ketawa, mas! Malu..." Rengek Clara dari dalam selimut, yang membuat tawa Surya semakin keras. Mungkin menggoda istrinya ini akan menjadi kesenangan tersendiri bagi Surya.

"Iya, iya... Udah diem nih." Ucapnya beberapa saat kemudian.

Mati-matian dia menahan tawanya. Bahkan wajahnya sampai memerah. Namun istrinya itu sama sekali tak bergerak dari posisinya.

Menyerah, akhirnya dia ikut berbaring bersama sang istri. Memeluknya dari belakang.

Dari posisi ini dia menyadari, tubuh Clara menegang. Tampaknya istri kecilnya ini belum tidur.

"Oke, besok kita bicara lagi. Sekarang udah malam. Lebih baik kita tidur."

oOo

"Sudah bangun, putri tidur?" Tanya Surya, mengejutkan Clara.

"Ugh, ya." Cicitnya pelan.

Wajah Clara memerah, tersipu. Dia tersentuh melihat perhatian suaminya ini. Bangun tidur, sudah disambut senyum manis dan dua porsi sarapan. Sungguh, dia tidak pernah merasakan kehangatan ini sebelumnya.

Terharu, dia sangat terharu. Mungkin benar, menikah tidak seburuk yang dia kira. Apalagi pasangannya adalah orang yang penuh kasih sayang seperti Surya.

"Ayo, makan dulu. Ngelamunnya dilanjut nanti." Goda Surya, sambil mengedipkan salah satu matanya.

"Ah, iya." Jawab Clara malu-malu.

Dia segera duduk dan memakan sarapannya. Sebelum suaminya ini membuat ulah. Itu tidak baik untuk kesehatan jantungnya. Karena setiap suaminya ini menggodanya, bukan hanya berdampak pada wajahnya yang memerah saja, tapi juga berdampak pada jantungnya yang berdetak semakin cepat.

"Udah, makannya?" Tanya Surya sambil mengacak rambut istrinya itu.

"Udah."

"Ya udah, sini... Mas beresin."

Surya hendak membersihkan bekas sarapan mereka, namun ditahan istrinya. Dan istrinya mengambil alih pekerjaan itu.

"Udah, mas duduk aja. Biar Cla yang beresin ini semua."

Surya mengangguk. Membiarkan sang istri membersihkan bekas sarapan mereka. Bukan pekerjaan sulit, pikirnya.

Dia duduk di ranjang. Membuka laptop, mengecek jadwal liburan akhir semester.

"Lagi apa, mas?"

Surya menoleh, ternyata istrinya sudah menyelesaikan pekerjaannya. Dia menutup laptopnya dan meletakkannya di meja.

Surya (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang