Disinilah aku sekarang,.. terjebak mengisi formulir data diri untuk mengambil kunci kamar asrama sementara kedua bocah itu sudah lebih dulu pergi ke kamar baru mereka, beruntung mereka bisa sekamar tapi ini aku bagaimana?
" .. ah jadi anda tuan Reilz Kagezane? " tanya resepsionis didepanku yang terpisah oleh meja panjang ini.
" ya " jawabku ramah seperti biasa.
" baiklah tuan Kagezane, ini kunci kamar anda, dan anda sekamar dengan tuan Hunter. apakah anda baik-baik saja? " tanyanya sedikit cemas, panik dan,... gugup?
hm? ada apa memangnya dengan orang itu?
" tentu saja saya tidak masalah nona, kalau begitu saya permisi dulu. Terima kasih "
aneh, padahal hanya sekamar saja kan? kenapa resepsionis itu sangat aneh?
Setibanya di depan pintu 777 lantai 3, haha apakah ini angka keberuntungan ku? 777? aku harap saja.
Cklek!
Jeng jeng jeng,... WAAAAA, Apa-apaan ini?! Ikemen lagi?! uh, dia terlihat sangatlah cool. Lihatlah rambut perak yang terkena cahaya matahari dan mata tajam biru tua kristal itu, jangan lupakan aura biru nan dingin yang mengelilinginya itu.
Dia hanya terus menatapku tajam diatas kasurnya.
" ah! hallo~ perkenalkan namaku adalah Reilz Kagezane. Apakah kau tuan Hunter? senang bertemu denganmu~ "
Dia bangkit kemudian berlalu begitu saja keluar kamar tanpa membalas sapaan ku.
" ..... " sialan! aku rasa ini benar-benar nomer kesialanku! huhu.
" Hei, apakah kau tidak tahu sopan santun?! setidaknya kau harus menjawab salamku kek! "
dia berhenti, berbalik dan membungkuk " hai " setelah itu pergi keluar meninggalkan aku sendirian.
-_-+
SIALANN!!!! Lupakan saja, sekarang aku harus mulai beres-beres.
......
Wah~ akhirnya selesai juga! aku melihat sekeliling kamar yang bersih, tapi entah hanya perasaanku saja atau bagian tempat si Hunter itu dingin bak salju ya?
Tok Tok Tok!
" iya, sebentar! " aku berbalik membuka pintu memperlihatkan 2 kurcaci yang senyam-senyum begitu.
" ada apa? " tanyaku heran. Biasanya kalau begini mereka akan meminta sesuatu kepadaku.
" kak, ayo kita berkeliling! " tuh kan benar dugaan ku.
" ya kak, ayo kita berkeliling! " timpal Zion.
mendesah " tapi kakak tidak tahu denah sekolahnya "
" aku akan memandu kalian " muncullah seorang Elf dengan seragam academy dan kristal ungu, tingkat 3?
" ..... " d-dia??!
" hai Reilz, senang bertemu denganmu lagi~ " sapanya.
Aku lebih berharap tidak bertemu denganmu lagi sialan!
" hallo pangeran Arfius " salamku membungkuk hormat.
untuk sekarang aku harus menahan amarahku dulu, untuk sekarang~
" oh ayolah, anggap saja kita ini berteman jangan terlalu formal kawan. haha "
aku mendelik kesal kearahnya " diamlah bodoh dan sejak kapan kita berteman huh?! "
dia pura-pura cemberut " kenapa? bukannya sejak pertemuan pertama kita, kita berteman? dan jangan memanggilku bodoh! aku ini pintar tahu! "
aku memutar bola mataku malas " terserah " kemudian berlalu meninggalkannya diikuti Adrian dan Zion.
" hey, hey, TUNGGU AKU!! "
........
Pada akhirnya kami berkeliling academy ini dengan Arfius sebagai pemandunya.
Saat kami melewati taman, aku melihat si Hunter itu duduk di kursi taman sendirian dan tampang datarnya itu.Namun orang-orang yang berlalu lalang akan menjaga jarak darinya seolah-olah dia itu adalah kuman yang harus dijauhi.
" HAMSTER!!! " teriakku berlari kemudian menangkapnya membuat semua orang tercengang entah kenapa termasuk Arfius, kedua kurcaci dan si Hunter itu sendiri.
Dia membelakak kaget " NAMAKU HUNTER! BUKAN HAMSTER!! "
" ahaha beda sedikit " kekehku malu.
" lepaskan pelukanmu atau kau akan membeku bodoh! " teriaknya tepat didepanku dengan raut khawatir dan mata berkaca-kaca.
huh? apa? membeku?!
Aku terkejut melepaskan pelukanku dan melihat tanganku yang mulai membeku dari ujung jari-jariku membuat semua orang terkejut dan panik!
"" KAKAK!! "
" REILZ!!! "
" ??? "
aku mengangkat tangan kananku memberi isyarat berhenti.
" tenanglah, aku baik-baik saja. Lihatlah! " aku memperlihatkan tanganku dimana es tadi langsung menguap dan menghilang.
rahang mereka jatuh dan mata yang melotot tak percaya.
" B-bagaimana bisa?! " gagap Arfius.
" apanya yang gak bisa? ini buktinya " tukasku.
hm? aku berbalik melihat hamster itu berjalan pelan-pelan hendak menjauhi kami tapi aku langsung menangkap kerah kemeja belakangnya dan menariknya membuatnya terkejut.
" YAK! LEPASKAN AKU!!! " berontaknya.
aku melotot " setelah apa yang terjadi kau mau kabur?! jangan harap, lebih baik kau ikut dengan kami! "
" Apa?! KAU GILA!! "
" berhenti mengumpatku hamster! "
" Sudah aku bilang namaku Hunter, bukan hamster!! "
" ah— terserahlah! ayo ikut! " pada akhirnya dia ikut berkeliling academy dengan Arfius sebagai pemandu diikuti Adrian dan Zion, dan Hunter yang ada di sisiku.
Nah, ini lebih baik dari pada dia menghindar terus,.. aku penasaran apa yang sebenarnya terjadi padanya?
...................................................................
Jangan lupa vote, follow dan comentnya~
see you next chapter🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
REILZ : The Another World
Fantasía( COMPLETED ; ON REVISION ) Reilz Kagezane, seorang pemuda kantoran yatim piatu yang hidup sebatangkara. Di pisahkan dengan adik satu-satunya karna dituduh sebagai pembunuh kedua orang tuanya yang mati karena kecelakaan. Dia kesepian dan selalu dibu...