17. TEMAN BARU

4.7K 604 16
                                    


" hah~ " untuk kesekian kalinya aku menghela nafas " hah~ "

" menyebalkan, kenapa juga hidupnya harus seperti itu? apakah dulunya dia anak pembuat onar lalu bereinkarnasi jadi pangeran yang dicampakkan? sungguh, menyedihkan—

— yah setidaknya mulai hari ini aku harus merawat dan terus berada di sisinya "

"" KAKAK!!! "" tentu saja, selain menjaga kedua adik laknat ku ini tentunya.

aku berbalik " ada apa? "

" ish, harusnya kami yang bertanya. kakak kenapa malah meninggalkan kami di kantin tadi? kami mencari mu kemana-mana tadi! " jawab Adrian kesal.

" betul! " timpal Zion menyetujui

aku menghela nafas " baiklah kakak minta maaf telah meninggalkan kalian tadi, tapi kakak harus mencari teman kakak dulu tadi. maafkan kakak ya? " menyentuh salah satu kedua pundak mereka.

pada akhirnya mereka mengangguk dan kami saling berpelukan. Beginilah tugas seorang kakak harus akur dan paling dewasa

" ah iya kak, kakak mau makan malam bersama kami? " ajak Adrian antusias diangguki Zion seraya berjalan menuju lantai bawah.

aku menggeleng tersenyum " maafkan kakak ya, hari ini kakak harus makan bersama teman sekamar kakak sekalian ngasih makan. kasihan dia belum makan apa-apa seharian ini "

mereka hanya ber-oh ria mengangguk mengerti. aku tidak tahu harus bersyukur atau tidak mendapati kedua adik yang ber pengertian seperti mereka

" kakak bangga punya adik seperti kalian, terima kasih sudah mau jadi bagian keluarga kakak " menepuk bahu mereka berjalan terlebih dahulu

tanpa aku sadari mereka tersenyum sumringah, berlari menyusul ku berjalan bersama disamping kanan dan kiriku. Sepanjang perjalanan kami bercerita hal lucu ataupun sekedar bercanda gurau diselingi tawa kami.

.......

Cklek!

" Hunter, ini makan malam mu! " aku masuk, menutup pintu, menyimpan nampan berisi 2 piring berisi makanan dan 2 gelas yang sudah terisi air biasa diatas meja.

Hunter mengintip dari balik selimut ikut duduk di sofa seberang ku yang dibatasi meja.

tanpa aba-aba dia langsung makan makanannya dengan lahap tapi elegan.

' huh, dasar ikemen! makan seperti itu aja masih terlihat tampan! '

aku ikut memakan makanan ku bersama Hunter.

Tanpa aku sadari bahwa kamar ini, 777 adalah tempat pertama aku menjalin persahabatan di academy ini.

......

Keesokan paginya

aku menguap, bangun meregangkan otot kakunya. menengok kearah tempat tidur Hunter yang rapih tidak ada sang empu.

' sepertinya dia sedang mandi '

aku pun masuk kedalam kamar mandi satunya membawa handuk dan seragam ku.

......

aku melirik kearah samping kanan ku dimana manusia yang sayang mukanya datar sedatar tembok lorong ini.

" apa kau yakin ingin sarapan disana? bersamaku? " tanyaku untuk kesekian kalinya.

" berapa kali aku bilang, jawabannya tetap ya! "

" tapi mereka— "

" tidak apa-apa, aku sudah biasa dengan hal itu "

baiklah aku pasrah, setidaknya nada bicaranya tidak sedingin dan sedatar dulu.

REILZ : The Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang