Apakah pemuda yang dipanggil sebagai yang mulia kaisar itu telah gila? Bagaimana ia bisa mengatakan jika aku harus membuka bajuku terlebih dahulu untuk membuktikan jika aku adalah putri kerajaan Feng yang asli. Yang benar saja, hanya karna ia memiliki kekuasaan yang tinggi, ia dengan seenaknya memberi perintah yang tidak masuk akal, terlebih lagi saat aku menyadari sebagian orang dalam aula kerajaan Feng terdapat beberapa pria yang kini nampak bersemu mereka.
"Kyakkk! jangan coba - coba memintaku melakukan hal bodoh itu hanya karna kau memiliki kekuasaa!" teriakku kesal lalu mundur beberapa langkah dan mengeratkan kerah hanfu yang kukenakan.
"Yang mulia putri tolong tenangkan diri anda" pinta pengawal yang sejak awal membantuku
Saat hendak protes akan perkataannya, pemuda dengan gelar yang mulia kaisar itu lantas tersenyum miring, ia lalu berkata "Setidaknya sifatnya masih tetap saja sama, meskipun nampaknya ia tak mengenali siapapun" jedanya "selain itu, aku hanya memintamu membuka bajumu, bukan menanggalkan semua pakaianmu. Kau tentu saja masih memakai dalaman bukan? Aku hanya ingin memastikan kau memang putri mahkota kerajaan Feng, Feng Na Na, calon permaisuriku. Dan aku jelas tidak akan membiarkan siapapun melihat keindahan yang ku miliki karna kau harus tahu jika kau dan tubuhmu hanya milikku, jadi hanya aku yang dapat menikmatinya" tambahnya yang entah mengapa membuatku merinding.
"Gege..!" tegur pangeran Feng Lang "Hamba sedang serius, bagaimana anda bisa bercanda dengan meminta mei - mei membuka bajunya" kata pangeran Feng Lang frustasi
"Dibahu belakangnya terdapat tanda kelahirannya yang berbentuk bulan sabit, dalam catatan kelahiran kerajaan Feng, hanya calon permaisuriku yang memiliki tanda lahir seperti itu" jelasnya datar.
"Kau harusnya mengatakan itu sejak tadi gege! Semua orang yang ada disini berpikir jika kau melakukan aksi mesummu di hadapan mereka" kesal pangeran Feng Lang meninggalkan formalitasnya.
"Zhen* tidak peduli, apapun yang mereka katakan tentangku, bagiku mereka sama sekali tak mengenalku karna pada dasarnya hanya aku yang tahu bagaimana aku" balas kaisar Feng Rui acuh tak acuh.
"Feng Na Na, kemarilah!" panggilnya yang lantas membuatku menggeleng keras "Kemari, atau aku yang kesana dan merobek pakaianmu di depan semua orang!" ancamnya yang berhasil ketakutan dan juga merasa kesal secara bersamaan.
Tak punya pilihan, aku dengan berat hati melangkah mendekatinya. Bibirku tertakup rapat, salah satu tanganku mengepal kuat hingga buku-bukuku memutih karna menahan gejolak amarah. Pada akhirnya aku berdiri di hadapannya, dan dengan cepat ia melepas cengkraman tanganku pada kerah bajuku dan membukanya. Ingin rasanya aku meninju wajah yang sialnya tampan itu, sayangnya aku terlalu pengecut saat menyadari posisinya yang lebih tinggi dariku.
Tanpa sadar, aku menahan nafasku saat jemarinya membuka bajuku, ia dengan cepat memutar tubuhku hingga aku memunggunginya dengan bahu yang sedikit terbuka. Hanya beberapa saat, aku merasakan benda hangat mengecup punggungku, seketika bulu kudukku meremang saat merasakan sensasi hangat dan basah pada bahuku.
"Gege! siapa yang memintamu melakukan hal itu!" teriak pangeran Feng Lang frustasi melihat tingkah saudaranya.
Feng Rui sama sekali tidak peduli, ia dengan cepat merapikan pakaianku dengan semula seraya berbisik tepat di telingaku dan berkata "Kau kembali!" ia minup telingaku dan aku kembali bergidik karnanya.
"Dia benar putri mahkota Feng Na Na dari kerajaan Feng. Jadi kalian tak perlu meragukannya lagi. Lalu untuk masalah kematian dan kebangitannya hari ini, kita anggap saja sebagai mukjizat dan keajaiban tengah terjadi di kerajaan Feng. Dan untuk mensyukuri keajaiban ini, aku akan mengadakan pesta syukuran untuk berkah yang diberikan langit untuk putri Feng Na Na besok" jelas Feng Rui panjang lebar.
"Guang Li" panggilnya
"Hamba yang mulia" kata pengawal yang membelikanku makan dan mengambilkanku minum. Akhirnya aku tahu siapa namanya.
"Bawa putri mahkota Na Na kembali ke istana barat, pastikan kau tidak lalai menjaganya untuk kali ini" perintahnya yang langsung di patuhi Guang Li
"Hamba akan menjaga yang mulia putri mahkota hingga titik darah penghabisan" jawabnya.
"Aku mempercayakan keselamatannya padamu"
*****
Akhirnya punggungku merasakan empuknya sebuah kasur dari peraduan yang kutiduri kini. Setelah melakukan perjalanan yang memakan waktu cukup lama hanya dengan duduk berdiam diri dan merasakan sakitnya sebuah guncangan akibat roda kerata melalui jalan berbatu, kini aku pun bisa beristirahat dengan nyaman. Mungkin saat aku terbangun, aku sudah kembali ke masa depan dimana seharusnya aku berada.
Baru saja mataku terpejam, aku tiba - tiba kembali di dunia nyata dimana aku kini berada di koridor apertemen tempat tinggal pria psikopat itu. Dari tempatku saat ini, suara keramaian dan kerlap kerlip cahaya lampu kamera menyapa indra pendengaranku. Penasaran dengan keributan yang ada di hadapanku, aku pun menghampiri mereka dan terkejut saat tubuhku menembus orang - orang yang menghalangi jalanku.
"A-apa yang terjadi?" tanyaku
"Mengapa aku menembus mereka?"
Tak percaya dengan kondisi tubuhku yang menembus seseorang, aku pun hendak meraih seseorang yang berada di hadapanku, besar harapanku aku bisa meraih pundak orang yang tengah membelakangiku tersebut, sayangnya saat aku berusaha menjangkaunya dengan tanganku, tanganku kembali tembus pada tubuh sosok dihadapanku.
"Apa yang terjadi? Mengapa jadi seperti ini? mengapa aku tak bisa menyentuh siapapun? Apakah aku kini telah menjadi roh gentayangan?" gumamku.
"Apa yang terjadi?" tanya seorang pria yang samar - sama ku ingat adalah salah satu karyawan perusahaan keluarga pada kerumunan orang - orang di depanku.
"Baru saja terjadi pembunuhan disini" jawab pria paruh baya yang lantas membuat karyawan perusahaan keluargaku lantas maju menerobos kerumunan saat menyadari tempat kejadian tepat di depan pintu apertemen rekan kerjanya.
"Bu-bukankah gadis cantik itu adalah putri dari keluarga Feng, Feng Na Na" pekiknya terkejut saat melihat jasad seorang wanita cantik berusia awal 20an yang telah terbaring kaku dan bersimbah darah.
Mendengar namaku disebutkan, aku lantas menembus kerumunan orang - orang yang masih mengelilingin tempat kejadian dimana polisi mulai mengambil bukti - bukti tempat kejadian perkara sebelum mengangkat sosok gadis yang ku yakini adalah aku.
"A-apa yang terjadi, bagaimana bisa aku terbaring disana sedangkan aku jelas - jelas disini?" kataku cukup terkejut dengan apa yang tengah ku saksikan kini.
"Apakah aku sungguh telah menjadi jiwa yang gentayangan?" tanyaku lagi dengan suara mulai sendu.
Aku melangkah mendekati ragaku yang terbaring kaku, aku lantas kembali memasuki ragaku yang terbaring kaku, sayangnya jiwaku dengan cepat terdorong keluar hingga aku terpental.
"Ah!"
Berulang kali kulakukan hal yang sama, namun berulang kali pula ragaku menolak jiwaku kembali menyatu dengannya. Pada akhirnya aku di landa putus asa.
"Apa gunanya kembali kemasa depan, jika pada akhirnya aku hanya akan menjadi jiwa yang gentayangan, hiks.. hiks"
"Kuharap aku bisa kembali ketempatku sebelumnya. Setidaknya disana aku masih bisa hidup meski harus beradaptasi dengan lingkungannya yang mengingatkanku dengan masalalu"
.
.
.
TBC
Selasa 20 Oktober 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Feng Na Na [END]
FantasyHal yang terakhir kuingat adalah kondisiku yang menggenaskan. Lantas bagaimana aku kembali bernafas dengan tubuh yang dibalut dengan hanfu putih yang mengingatkanku dengan pakaian tradisional zaman dulu. Melihat kondisiku yang masih bernafas, banyak...