Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun suara kegaduhan dari luar begitu keras dan nyaring, sehingga aku yang baru saja memasuki halaman aula utama kerajaan dengan pakaian sedikit bahas oleh keringat menghentikan lariku dan menatap pintu gerbang utama kerajaan yang tertutup rapat.
Selain suara keributan yang menarik rasa penasaranku, kumpulan prajurit kerajaan yang bersiaga di belakang pintu gerbang utama semakin membuatku penasaran. Terlebih teriakan - teriakan orang - orang dari balik pintu gerbang utama dengan keras dan lantang menyuarakan keadilan dan meminta kebenaran pada pihak kerajaan semakin membuatku tak tahan hanya berdiam diri ditempat tanpa memuaskan rasa penasaranku.
"Yang mulia.. anda jangan pergi kesana!" Suara larangan Guang Li terdengar jelas di indra pendengaranku. Namun rasa pemasaranku yang besar membuatku mengabaikannya.
Aku terus melangkah hingga tak sadar kedua kakiku telah membawaku melangkah hingga sampai pada barisan para prajurit kerajaan Feng yang tengah bersiaga. Dari tempatku kini, suara keributan semakin terdengar begitu nyaring dan keras. Aku membatu ketika mereka menyebut namaku, namun dengan cepat kusadarkan diriku dan mendengar segara hal yang mereka suarakan agar aku tak tersesat oleh praduga buruk.
"Berikan kami keadilan, tunjukan kami sebuah kebenaran. Jika putri mahkota memang masih hidup, beri kami bukti!"
"Yah.. beri kami bukti!"
"Jangan hanya karna kalian berkuasa hingga menyebarkan berita bohong demi ke egoisan yang mulia kaisar. Kami tidak bodoh, dan kami tidak ingin di tipu oleh trik rendahan seperti ini!"
"Itu benar!"
"Tunjukan yang mulia putri mahkota!"
"Kembalikan kepercayaan kami!"
"Kembalikan kepercayaan kami!"
Tuntutan - tuntutan yang mereka suarakan, sedikit banyak memberiku gambaran kasar. Kemarahan mereka mungkin karna adanya seseorang di balik aksi ini yang sengaja mengadu domba semua orang dengan pihak kerajaan. Ia memanfaatkan kondisiku dengan berusaha menyerang pihak kerajaan melalui penduduk ibukota. Entah siapa di balik ini semua, namun entah mengapa aku merasa marah dan ingin memusnahkan orang tersebut.
"Yang mulia.. sudah kukatakan anda jangan mendekat!" tegur Guang Li menyusul junjungannya.
Suara Guang Li yang cukup besar membuat para prajurit yang sedari tadi tak menyadari kehadiranku menoleh terkejut. Mereka dengan cepat membungkuk hormat dan meminta maaf atas kelancangan mereka, namun aku sama sekali tak berkutit. Aku sama sekali tak segera meminta mereka bangun, sebab fokusku saat ini hanya tertuju pada pintu gerbang yang tengah tertutup rapat.
"Yang mulia.. anda baik - baik saja?" tanya Guang Li khawatir yang membangunkanku dari lamunan. Aku segera mengerjap beberapa kali, lalu meminta para prajurit kerajaan Feng untuk segera bangun.
"Lakukan saja tugas kalian, dan anggap saja aku tak ada!" perintahku yang jelas mustahil mereka lakukan.
"Yang mulia.. mengapa anda bersikap seperti ini? Apakah anda baik - baik saja?" tanya Guang Li khawatir untuk kedua kalinya.
"Aku baik - baik saja Guang Li," jawabku tanpa menoleh menatap pengawal pribadiku "hanya saja aku sedikit terusik dengan keributan diluar yang menyangkut pautkanku" tambahku.
"Yang mulia, anda tidak perlu khawatir. Yang mulia kaisar pasti akan menanganinya" kata Guang Li berusaha menenangkan.
*Tapi kapan ia menyelesaikannya? Apakah ia akan menunggu sampai terjadi pertumpahan darah? Terlebih sampai kapan ia akan bergantung dan merepotkan yang mulia kaisar Feng Rui? Jika sebenarnya aku juga bisa menangani masalah ini.
Yah, aku bisa menanganinya sendiri*!
"Kurasa tak perlu menunggu yang mulia kaisar turun tangan" kataku yang berhasil membuang Guang Li bingung.
"Apa maksud anda yang mulia?" tanya Guang Li sebelum, "Jangan katakan jika --"
"Aku yang akan menyelesaikannya sendiri!" kataku memotong kalimat Guang Li yang aku tahu jika tebakannya benar.
"Tapi yang mulia kondisi anda belum sepenuhnya pulih" larang Guang Li
"Jika aku belum pulih, lantas siapa yang berlari bersamamu hingga sampai sini?" tanyaku balik yang membuat Guang Li bungkam.
"Kau tak perlu khawatir, aku akan menyelesaikannya dengan cepat" kataku menenangkannya.
Guang Li hanya mampu menghela nafas berat. Terlalu banyak perubahan drastis yang putri mahkota tunjukan, sehingga Guang Li tak mampu menyembunyikan keterkejutan dan kelelahannya menghadapi segala perubahan putri mahkota Feng Na Na yang tak menentu.
"Tolong buka pintunya!" perintahku saat aku telah tiba di hadapan gerbang utama kerajaan Feng.
Menyadari keberadaanku, penjaga gerbang begitu terkejut, namun dengan cepat mengubah ekspresinya dan dengan segera memberi salam hormat padaku. Setelah ku perintahkan mereka bangun, mereka dengan cepat menolak permintaanku. Mereka berkata "Yang mulia.. diluar para penduduk ibukota tengah mengamuk, dan itu sangat berbahaya untuk anda!" kata mereka dengan nada suara terdengar takut dan khawatir.
"Aku hanya meminta kalian membuka pintu kecil itu, bukan gerbang utama kerajaan Feng. Selain itu bukankah diluar ada banyak prajurit kerajaan Feng yang menghadang mereka, lantas bagaimana mereka akan melukaiku?" tanyaku balik.
"Tak perlu membantah, kalian cukup dengarkan perintahku!" kataku tegas.
"Apa yang kalian lakukan, mengapa tidak mendengar perintah calon permaisuri kerajaan kalian"
Suara berat yang begitu femiliar itu membuat jantungku berdetak tak karuan. Aku dengan cepat menoleh kebelakang dan mendapati kisar Feng Rui bersama pangeran Feng Lang yang berjalan menghampiriku. Semua orang yang berada disana segera membungkuk hormat, tak terkecuali dengan diriku yang membungkuk hormat sesaat sebagai tanda sopan santunku.
"Kalian semua bangun!" perintah kaisar Feng Rui yang langsung dituruti semua orang.
Kaisar Feng Rui lantas melangkah menghampiriku dan berdiri dihadapanku, ia lalu mengelus pipiku penuh kelembutan dan sentuhan yang ia berikan sesaat membuatku merasakan sengatan listrik tengah mengalir di sepanjang pembuluh darahku.
"Sekarang kau mulai berani bertindak dan mengambil keputusan sendiri. Sungguh pencapaian yang bagus" pujinya yang kini sapuan dan elusannya pada pipiku telah berpindah pada puncak kepalaku.
"Tapi untuk yang satu ini Zhen juga ingin ikut andil di dalamnya. Jadi mari kita tuntaskan bersama" katanya yang entah mengapa sangat sulit kutolak. Entah ia memakai sihir apa sehingga aku dengan mudah menuruti perkataannya, mengikuti langkahnya yang kini menuntunku menuju pintu kecil yang berada di gerbang utama kerajaan Feng yang telah terbuka.
Aku tak tahu mengapa sangat sulit mengucapkan sepatah kata. Aku hanya mampu diam dengan hati yang berdebar kencang. Aku tak tahu mengapa aku begitu lemah dan terlena akan pesona yang di miliki kaisar Feng Rui, hingga aku tak sadar salah satu lengannya melingkari pinggangku saat kami sudah berada di depan gerbang pintu utama kerajaan Feng dengan penjagaan ketat dari para pengawal yang masih berjuang menahan para penduduk yang berusaha memberontak agar lolos dari perisai - perisai besi yang prajurit gunakan.
"Yang mulia kaisar Feng Rui dan putri mahkota Feng Na Na telah tiba!"
Pengumuman kedatangan kami berdua jelas berhasil menghentikan aksi pemberontakan dan usaha - usaha menerobos pertahanan yang para penduduk ibukota Feng lakukan. Terkejut dengan kedatangan sang penguasa bersama sosok calon permaisuri kerajaan Feng di tengah keributan yang mereka ciptakan sangat tidak terduga.
.
.
.
.
.TBC
Jumat 18 Desember 2020
Note :
Cerita ini akan tetap kutamatkan, namun untuk extra partnya hanya akan ada dalam versi ebooknya 🤗, jadi apabila kalian penasaran, silahkan beli ebooknya. Untuk masalah ebooknya kapan terbit, nanti ku kabari. 😂

KAMU SEDANG MEMBACA
Feng Na Na [END]
FantasyHal yang terakhir kuingat adalah kondisiku yang menggenaskan. Lantas bagaimana aku kembali bernafas dengan tubuh yang dibalut dengan hanfu putih yang mengingatkanku dengan pakaian tradisional zaman dulu. Melihat kondisiku yang masih bernafas, banyak...