Dulu aku pernah berpikir akan menikah dan menghabiskan masa tuaku dengan pria yang kucintai, namun semua itu harus berakhir saat saudara sulungku mengenalkan Jun Jie padaku. Pria jenius dengan segala prestasi yang ia miliki membuat Ayahku menyukainya hingga pada akhirnya memaksa kami untuk bertunangan. Setelah hari itu, harapanku untuk menikahi pria pilihanku semakin kecil, hingga pada akhirnya aku berakhir dengan tragis ditangan tunanganku sendiri.
Meskipun begitu, hal yang tak pernah kupikirkan apalagi terbayangkan dalam hidupku adalah menikahi pria asing yang tak kukenal. Walaupun ia memberi rasa aman dan nyaman, tapi itu tak lantas membuatku langsung mengiyakan bukan? Setidaknya aku perlu mengenalnya sebelum pernikahan itu tiba.
"Kapan pernikahan itu terlaksana?" tanyaku setelah termenung cukup lama
"Yang mulia kaisar belum menetapkan hari baik itu, jadi kau tak perlu khawatir mei mei, kau masih memiliki banyak waktu untuk mengenali orang - orang di sekitarmu dan mempelajari semua buku yang ada di perpustakaan kerajaan untuk bekalmu setelah menjadi permaisuri kerajaan Feng" jawab pangeran Feng Lang yang tentu saja membuatku teramat lega.
"Ada hal yang ingin kutanyakan padamu sejak kemarin, mengapa kau memanggilku mei - mei, bukankah panggilan itu hanya untuk seorang kakak pada adiknya?" tanyaku
"Tentu saja panggilan itu dilakukan oleh seorang kakak pada adiknya, lalu apa yang salah dengan hal itu?" tanya pangeran Feng Lang balik
"Maksudku dari pertanyaanku adalah bahwa mengapa kau memanggilku mei mei sedangkan kita sama sekali bukanlah saudara" terangku
"Kau mempemasalahkannya?" tanya pangeran Feng Lang yang tentu saja kujawab dengan gelengan "Jika tak ada masalah dengan hal itu, mengapa harus di perpanjang?" tanya lagi
"Aku hanya penasaran" akuku
Pangeran Feng Lang lantas mengangguk, ia lalu berkata "Meskipun saat ini kau adalah putri mahkota kerajaan Feng, dan selama kau belum diangkat menjadi permaisuri, aku akan tetap memanggilmu mei mei. Bagaimanapun umurmu lebih muda dariku" jelasnya yang lantas kuangguki
"Ah, aku melupakan sesuatu!" kata pangeran Feng Lang memukul keningnya "Setelah memberimu pelajaran dan buku - buku yang harus kau baca, yang mulia kaisar Rui memintaku untuk menemuinya sekarang. Kalau begitu, aku pergi dulu!" pamitnya padaku.
Sepeninggalan pangeran Feng Lang, tentu saja aku terus membaca seperti perintahnya. Bagaimanapun aku tahu sebelum ia pergi meninggalkanku, ia meminta beberapa dayang untuk tetap mengawasiku. Jujur saja membaca semua buku yang ia berikan telah berhasil membuat kepalaku pusing, aku seperti kembali mengulang pelajaran serajah namun dalam konteks yang lebih mendalam.
"Aku lelah, tak bisakah kalian berhenti mengawasiku dan mengizinkanku beristirahat sejenak?" pintaku pada para dayang yang kini berada dalam ruangan yang sama denganku.
"Yang mulia, anda seharusnya tak perlu memohon pada kami. Anda jelas boleh beristirahat, sebab kami hanya diminta untuk mengawasi dan menjaga anda. Apa yang anda ingin lakukan, itu adalah hak anda. Disini kami hanya menjalankan perintah" jawab salah satu dayang yang membuatku lega.
Aku lantas melipat ujung kertas yang kubaca sebagai pembatas sebelum menutup dan menaruhnya di atas meja, setelah itu akupun melangkah menuju peraduan dan merebahkan diriku.
"Ahh.. akhirnya!" desahku
Baru saja membaringkan tubuhku di atas peraduan suara yang begitu nyaring dan berasal dari perutku seketika begitu jelas kudengar. Seingatku perjalanan menuju istana siang tadi ditengah perjalanan Guang Li sempat membelikanku makanan dan cemilan dan itu sudah beberapa jam yang lalu.
"Yang mulia putri mahkota, apakah anda lapar?" tanya seorang dayang yang menghampiriku dengan tersenyum malu - malu.
Aku menatapnya dengan tatapan memincing sebelum bertanya "Apakah kau mendengarnya?," tanyaku yang lantas di angguki dayangan tersebut. Aku hanya mampu mengusap wajahku kasar, bagaimanapun ini sangat memalukan untukku.
"Sudahlah, menutupinya pun akan sia - sia saja," kataku pasrah. "Bisakah kau membawakanku makanan? Seperti yang kau dengar, nampaknya aku sedang lapar" tambahku. Dayang itu mengangguk dan membukuk sejenak sebelum mengundurkan diri menuju dapur istana.
****************
Disisi lain pangeran Lang telah sampai pada istana dalam kerajaan Feng, seharusnya setelah melakukan perjalanan jauh dan melelahkan, ia seharusnya langsung beristirahat. Namun nampaknya saudaranya itu tak membiarkan ia tenang dan menikmati waktu istirahatnya dengan memanggilnya ke istana utama yang merupakan inti dari istana dalam kerajaan Feng."Gege tak bisakah kau mengizinkanku istirahat terlebih dahulu, kau tahu aku baru saja kembali setelah melakukan perjalanan jauh dan melelahkan. Dimana hati nuranimu, mengapa kau kejam sekali padaku!," keluh pangeran Lang saat baru saja memasuki ruang kerja kaisar Feng Rui.
"Kau yakin ingin melewatkan ini?," tanya kaisar Feng Rui "Aku tak yakin jika kau akan melewatkan mengenai kejanggalan dari masalah kemarian Feng Na Na" tambahnya yang tentu saja membuat pangeran Feng Lang nampak tertarik.
"Apakah kau menemukan sesuatu yang aneh tentang kematiannya?" tanya pangeran Lang
"Tentu saja, bukankah aneh jika ia yang sebelum kepergianmu baik - baik saja tiba - tiba meninggal dunia padahal baik kau dan aku tahu putri mahkota Feng Na Na telah sembuh dari penyakitnya beberapa tahun yang lalu?" tanya kaisar Feng Rui yang tentu saja di angguki pangeran Feng Lang.
Selama ini selain kaisar Feng Rui, pangeran Feng Lang, dokter kerajaan Yi Fei dan orang - orang yang bekerja di istana barat, tak ada yang mengetahui fakta tersebut. Sebab mereka menutup kenyataan itu rapat - rapat demi keselamatan putri mahkota yang mungkin saja mendapat ancaman yang bisa saja membahayakan nyawanya di penghujung pelantikannya. Namun nyatanya sebaik - baiknya mereka menjaga putri mahkota Feng Na Na, para musuh di balik kegelapan masih saja menemukan kelemahan dan memanfaatkan kelemahan tersebut sebagai cela untuk menyerang putri mahkota Feng Na Na.
"Lalu keanehan apa yang gege temukan?" tanya pangeran Feng Lang
"Na Na tidak meninggal karna sebuah racun, atau karna penyakitnya kambuh. Yi Fei mengatakan penyakit Na Na telah sepenuhnya sembuh, dan saat ia mati hari ini pun ia tak menemukan obat atau racun" jelas kaisar Feng Rui
"Jika bukan karna hal itu lantas apa?" tanya pangeran Feng Lang, namun dalam sekejap raut wajahnya berubah serius. Aura mengintimidasi dengan cepat menguar dari tubuhnya, tatapan matanya berubah tajam saat menemukan jawaban dari penjelasan kaisar Feng Rui.
"Sihir!"
"Cih, aku tak menyangka mereka akan melakukan hal yang paling rendah seperti ini" kata pangeran Feng Lang tak habis pikir.
"Ngomong - ngomomg, dari mana gege tahu jika mei mei mati karna sihir?" tanya pangeran Lang.
"Aku meminta prajurit khusus Long Wei untuk menggeledah istana barat, dan mereka menemukan beberapa jimat kertas yang ditempel di setiap sudut istana barat. Mereka cukup cerdik dengan menaruhnya ditempat yang sulit terlihat dan di perhatikan oleh orang - orang" jelas kaisar Feng Rui.
"Dimana mereka menaruhnya? jangan katakan jika mereka menaruhnya di atas loteng" tebak pangeran Feng Lang yang di angguki kaisar Feng Rui. "Tebakanmu tidak meleset" jawab kaisar Feng Rui.
"Aku akan memusnahkan mereka semua!" geram pangeran Feng Lang yang langsung ditahan oleh kaisar Feng Rui
"Jangan mengambil tindakan gegabah. Musuh sesungguhnya belum menampakan dirinya, terlebih Feng Na Na sudah kembali, kita bisa menggunakan kesempatan bangkitnya ia dari kematian sebagai umpan" nasehat kaisar Feng Rui yang akhirnya membuat pangeran Feng Lang mengalah.
"Aku penasaran bagaiman bisa mei mei kembali hidup?" gumam pangeran Feng Lang.
"Tentu saja dengan aku memanggil jiwanya dari masa depan" jawab kaisar Feng Rui santai.
Mendengar jawaban saudaranya pangeran Feng Lang lantas melotot tajam menatap saudaranya dengan suara meninggi "A-APA?! GEGE BUKANKAH KAU PERNAH BILANG UNTUK TIDAK MEMAKAINYA!" Kata pangeran Feng Lang mengingatkan.
"Aku tak ingin menutupinya lagi, nampaknya aku harus memakainya sekarang demi melindungi Na Na dan kerajaan Feng"
----------------
TBCKamis, 5 November 2020
Baekhyun_G
IG. yung379_
Wattpad. Baekhyun_G
Fb. yuyung
KAMU SEDANG MEMBACA
Feng Na Na [END]
FantasyHal yang terakhir kuingat adalah kondisiku yang menggenaskan. Lantas bagaimana aku kembali bernafas dengan tubuh yang dibalut dengan hanfu putih yang mengingatkanku dengan pakaian tradisional zaman dulu. Melihat kondisiku yang masih bernafas, banyak...