Bab 32

792 96 7
                                    

Hari - hari berlalu dengan cepat, kesibukan akan persiapan pernikahan dan penobatan putri mahkota Feng Na Na perlahan membuat perdana mentri Meng Lu lupa akan masalah yang di alami putri tunggalnya beberapa waktu lalu.

Terlalu sibuk membuat perdana mentri Meng Lu kelelahan, sehingga saat ia tiba di kediamannya ia langsung beristirahan tanpa mempertanyakan kabar putrinya.

Saat ini kondisi Meng Yi Ran sedang tidak baik - baik saja. Setelah menerima perlakukan kejam, keji dan memalukan para penduduk ibukota Feng, ia lebih banyak terdiam. Diamnya Meng Yi Ran tentu adalah hal yang mengejutkan bagi para pelayannya, terlebih mereka tahu bagaimana buruknya sifat nona muda mereka.

Setelah mengalami kejadian yang kurang menyenangkan, tampaknya Meng Yi Ran sangat terguncang. Ia tidak lagi keluar kediaman Meng dengan dada dibusungkan, kepala di angkat tinggi dengan tatapan mata yang selalu menatap rendah semua orang. Saat ini Meng Yi Ran lebih banyak mengurung diri di kediaman Meng. Mungkin karna terlalu malu keluar dari kediaman Meng setelah di permalukan oleh para penduduk ibukota Feng, atau karna ia hanya sedang malas saja.

Kekhawatiran para pelayan Meng Yi Ran semakin besar saat pagi ini nona muda mereka tiba - tiba mengamuk menghancurkan segala barang yang ada di dalam jangkauannya, ia menangis dan terus berteriak. Sikap Meng Yi Ran pagi ini membuat para pelayan ketakutan saat mereka mulai berpikir nona muda mereka kini telah menjadi gadis gila.

"Jangan!"

"Jangan dekati aku!"

Prang!

Prang!

Prang!

"Nona muda tenangkan diri anda!"

"Sudah kubilang, jangan dekati aku!" Teriak Meng Yi Ran yang lantas berlari ke pojok kamarnya sembari meringkuk dan memeluk lututnya.

Tubuhnya tampak gemetaran, keringat dingin dan air mata yang tak henti-hentinya mengalir. Tatapan Meng Yi Ran memancarkan ketakutan. Untuk pertama kalinya, gadis yang selalu menatap semua orang dengan tatapan rendah kini tampak sangat rapuh.

Menyaksikan kelainan yang dialami Meng Yi Ran tentu saja membuat para pelayannya mengiba. Mental nona muda mereka tampaknya sangat terguncang.

"Tangan-tangan kotor mereka telah menodaiku, a-aku tidak suci lagiiii!" Teriak Meng Yi Ran tak lupa meraung dan menangis sejadi-jadinya.

"Me-mereka menyeretku tanpa busana, meraba tubuhku, memukul dan menganiayaku. Harga diriku di injak, tak ada yang menolongku, bahkan tunangan brengsekku tak mampu menolongku, hahaha aku tidaklah beda jauh dengan jalang-jalang di luar sana"

"Hahahah, aku murahan!"

"Nona muda sadarkan diri anda, anda adalah putri bangsawan, anda bukan seorang pelacur, tolong sadarkan diri anda!"

"Apa yang kau katakan? Aku hanyalah gadis rendahan. Jika aku putri seorang bangsawan, mereka tidak akan mempermalukanku dan menodaiku dengan tangan-tangan kotor mereka" balas Meng Yi Ran yang entah mengapa terdengar sangat menyakitkan.

Para pelayan tidak tahu hal apa saja yang nona muda mereka dapatkan saat kejadian itu hingga mentalnya begitu terguncang. Selain itu sejak awal Meng Yi Ran bukan lagi seorang gadis yang suci, ia telah melepas keperawanannya bahkan sebelum bertunangan dengan pangeran Zhi Weng.

Sejak awal Meng Yi Ran telah menodai dirinya sendiri dan menjerumuskan dirinya pada dosa-dosa yang tentu saja tidak dapat di maafkan seperti melakukan hubungan badan diluar ikatan pertunangan apalagi pernikahan, ia selalu mengfitnah bahkan menodai tangannya dengan darah meski ia hanya sebagai pengarah dibalik layar.

Tapi kali ini Meng Yi Ran tampak seakan-akan kehilangan arah. Sosoknya yang kuat nan angkuh perlahan hilang, mentalnya yang dulu sekuat baja kini melunak. Mereka tidak tahu hal apa yang bisa mereka lakukan untuk menenangkan Meng Yi Ran yang saat ini tengah mengamuk.

"Apa yang terjadi?"

Seakan mendapat pencerahan, para pelayan akhirnya dapat bernafas lega saat perdana mentri Meng Lu datang dengan wajah sedikit pucat dan bulir - bulir keringat yang tampak di wajahnya yang mulai menampakan keriput penuaan.

"No-nona muda mengamuk tuan besar" jawab seorang pelayan dengan tubuh masih gemetar.

"Apa maksudmu, katakan dengan jelas!"

"Menjawab tuan besar, nona muda Yi Ran tiba - tiba saja mengamuk setelah beberapa hari ini berdiam diri dan merenung"  jawab Biao Xi.

Mentri Meng Lu memijit kepalanya yang seketika berdenyut, ia lantas memerintahkan Biao Xi agar segera memanggil tabib atau dokter kerajaan untuk memeriksa putrinya.

"Untuk saat ini kalian harus rahasiakan hal ini pada Ji Ah. Kondisi tubuhnya sangat lemah, aku takut ia kembali jatuh sakit saat mendengar kabar ini!" Perintah mentri Meng Lu yang di patuhi para pelayan di kediaman putrinya.

Ji Ah adalah nama nyonya Meng, atau ibu Meng Yi Ran. Sejak awal ia adalah wanita yang pesakitan, untuk melahirkan Meng Yi Ran saja ia sangat - sangat berjuang keras. Tubuhnya yang lemah membuat mentri Meng Lu mau tak mau mengambil selir untuk memuaskan nafsunya, selain itu mentri Meng Lu juga membutuhkan seorang ahli waris (seorang putra) yang akan meneruskan pekerjaannya dan memimpin keluarganya kelak.

"Ran'er ini ayah, kau aman anakku" kata mentri Meng Lu mendekati Meng Yi Ran.

"Sekarang kau tak perlu takut, kini sudah ada ayah yang akan menjagamu" tambah perdana mentri Meng Lu menarik dan memeluk putrinya yang tampak sangat ketakutan.

"A-ayah, aku takut... hiks, hiks" tangis Meng Yi Ran pecah dalam pelukan mentri Meng Lu.

"Tangan-tangan kotor mereka telah menodai tubuhku" keluhnya.

"Ayah akan melakukan berbagai cara agar membalaskan dendammu, untuk saat ini kau harus tenang dan pulih agar bisa membantu ayah lagi membasmi para benalu yang menghambat impian kita. Bukankah kau ingin menjadi gadis nomor satu di ibukota Feng?" Tanya mentri Meng Lu melepas pelukannya dan memegang pundak Meng Yi Ran kuat dan meremasnya.

Meng Yi Ran lantas mengangguk, sejak dulu ia ingin menjadi gadis cantik nomor satu di ibukota Feng. Ia ingin dipuja dan di akui banyak orang, maka dari itu ia membantu dan mendukung ambisi mentri Meng Lu di balik layar. Boleh dikatakan ia adalah perancang dan otak dari para pengikut ayahnya.

"Jika tekad dan impianmu menjadi gadis cantik nomor satu di ibukota Feng belum padam, maka kau harus kembali menjadi gadis yang kuat. Kau harus kembali seperti dirimu Ran'er, maka dengan begitu kau bisa membalas perlakuan mereka dua atau bahkan sepuluh kali lipat lebih kejam dari apa yang mereka lakukan pada dirimu!" Tambah perdana mentri Meng Lu yang berhasil menyadarkankan Meng Yi Ran.

Di saat mentri Meng Lu terus menyuntikan kata-kata dorongan dan semangat agar Meng Yi Ran segera kembali seperti dirinya yang dulu, di sisi lain, tepatnya di istana dalam bagian utama kaisar Feng Rui tengah tertawa atas apa yang iya saksikan setelah mengaktifkan sihir pengintainya yang mampu membuatnya melihat semua kejadian yang ada di sekitarnya.

"Huumm kalian terlalu naif karna meremehkan Zhen!" Gumam kaisar Feng Rui.

"Zhen tidak akan membiarkan segala rencana kalian berjalan dengan mudah, untuk itu tampaknya Zhen akan bermain lebih lama dengan kalian" tambah kaisar Feng Rui menyeringai.

Menyeramkan!

Itulah yang saat ini pangeran Feng Lang pikirkan saat melihat saudaranya yang menopang dagunya dengan tangan kanannya tersenyum jahat dengan mata tertutup.

.
.
.
.
.
.

TBC

Sabtu, 7 Agustus 2021

Feng Na Na [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang