Hari begitu cepat berganti, malam telah menyapa tanpa kusadari. Seingatku aku masih berada di taman bersama kaisar Feng Rui, seketika wajahku memerah saat mengingat aku yang begitu agresif memeluknya dan tak ingin membiarkannya pergi. Entah hal apa lagi yang terjadi selanjutnya, aku melupakan hal yang kami lakukan setelah aku juga mengaku bahwa merindukannya. Saat aku terbangun, aku telah berada di kamarku dan hari telah malam.
Aku mencari sosok pria tampan yang sepenuhnya telah merubah hidupku, tapi sosoknya sama sekali tak ada. Aku mendesah, seraya meyakinkan diriku jika kaisar Feng Rui saat ini tengah kembali sibuk bekerja. Entah mengapa aku merasa sedih tanpanya, ada kehampaan yang kurasakan. Aku seakan-akan merasa kehilangan rumahku yang selalu menjadi tempatku untuk pulang.
Di saat aku berusaha menenangkan diriku agar tak menampakkan kesedihan. Guang Li datang menghampiriku dan melaporkan jika telah membawa para prajurit penjaga pintu gerbang utama kerajaan Feng yang telah berhasil meloloskan kotak teror yang selalu ku terima.
"Yang mulia, hamba telah membawa para prajurit penjaga pintu gerbang utama kerajaan Feng. Saat ini hamba telah mengurung mereka di penjara bawah tanah istana barat" lapor Guang Li yang berhasil membuat perasaan sedih yang kurasakan teralihkan.
"Kau telah bekerja keras Guang Li. Terima kasih ku ucapkan karna berhasil memenuhi perintahku dalam waktu singkat" kataku memuji kerja keras pengawal pribadiku. "Sekarang istirahatlah, setelah makan malam aku ingin kau membawaku menghadap pada mereka" tambahku yang langsung di patuhi Guang Li.
Guang Li lantas memberi hormat lalu lantas pamit undur diri. Sepeninggalan Guang Li, aku pun beranjak bangun dari peraduan. Aku melangkah keluar dan meminta beberapa dayang untuk menyiapkan makan malamku, serta meminta para kasim menyiapkan air untukku berendam. Malam ini aku berrusaha mengesampingkan perasaanku. Sebab ada hal penting yang harus kulakukan saat ini, yakni mengintrogasi para prajurit penjaga pintu gerbang utama kerajaan Feng untuk mengungkap identitas pelaku yang telah menjahiliku.
Sebenarnya aku bukanlah tipe wanita pendendam, saat tunangan brengsekku dari masa depan mulai menunjukan sikap psycopatnya pun aku masih tetap bersabar menghadapinya. Hanya saja aku tak ingin kejadian dari masa depan terulang lagi padaku, maka dari itu aku berniat memberi mereka efek jera untuk tidak lagi mengganggu dan mencari masalah denganku.
.
.
.Malam semakin larut, aku dan Guang Li pun kini tengah menuju penjara bawah tanah yang ada di istana barat setelah menghabiskan makan malamku. Sebenarnya saat mengetahui ada tempat menyeramkan seperti itu di kediamanku, aku cukup terkejut. Mungkin permaisuri terdahulu tak sungkan menunjukan kekejamannya sehingga membuat sebuah ruangan di bawah tanah.
Guang Li membawaku kesebuah gudang penyimpanan barang, di sana hanya penuh dengan hadiah-hadiah pemberian kaisar Feng Rui dan para bangsawan kerajaan Feng. Jika di lihat sekilas tempat itu hanya merupakan sebuah gudang harta, namun di balik tembok gudang penyimpanan terdapat sebuah tangga tersembunyi yang akan membawa siapa saja yang memasukinya menuju sebuah penjara bawah tanah yang tampak mengerikan.
Remang - remang lampu minyak menerangi sepanjang perjalananku menuruni tangga, Guang Li dengan sabar menuntunku hingga kami pun mencapai sebuah pintu jeruji besi. Meski pencahayaan yang kurang terang, aku dapat melihat dua orang prajurit tengah duduk di pojok ruangan di balik jeruji besi. Penampilan mereka tampak berantakan, terlebih banyak luka memar dan bercak darah di wajah dan baju yang mereka kenakan.
"Hormat hamba pada yang mulia putri mahkota" lima prajurit memberi salam hormat padaku dengan serempak, aku lantas mengangguk sebagai balas.
"Nyalakan obor dan lampu minyak lainnya, kita akan mulai melakukan introgasi" printah Guang Li yang lantas di patuhi para prajurit.
Tak perlu menunggu waktu yang lama, cahaya di dalam bawah tanah pun mulai tampak terang. Para prajurit kerajaan mulai memaksa para prajurit penjaga pintu gerbang utama untuk keluar dan duduk di sebuah kursi yang telah di siapkan. Kedua tangan mereka di ikat kebelakang, raut wajah mereka mulai tampak ketakutan saat Guang Li telah berhasil menyalakan perapian dan mulai membakar sebuah besi.
"Aku tak ingin berbasa basi dan membuang - buang waktu berhargaku hanya untuk menghargai kalian" akuku. "Orang-orang seperti kalian malah tak pantas untuk aku harga, maka dari itu katakan siapa yang telah menyuap kalian?" Tanyaku.
"Mohon ampunan yang mulia putri mahkota, prajurit rendah ini sama sekali tidak tahu siapa yang memerintahkan pelayan itu" kata salah satu prajurit bertubuh gemuk yang tampak sangat ketakutan.
"Benarkah?"
"Hamba berani bersumpah yang mulia, hamba tidak tahu siapa yang memerintahkan pelayan tersebut, tapi hamba sangat ingat bagaimana rupanya" jawab prajurit bertubuh gemuk itu.
"Kau -- aku menunjuk salah satu prajurit penjaga pintu gerbang lainnya. Prajurit penjaga gerbang itu tampak terkejut saat aku menunjuknya.
"Kau sama sekali belum menjawab pertanyaanku, apakah malam ini kau telah siap mati?" Tanyaku yang lantas membuatnya dengan cepat membungkuk dalam dan berualang kali mengucapkan permintaan maaf.
"Jadi?" Tanyaku tak sabaran.
"Sa-ama seperti prajurit Wong, prajurit yang rendah ini juga sama sekali tak mengetahui siapa yang memerintahkan pelayan itu untuk membayar kami agar meloloskan kotak tersebut. Tapi ada kemungkinan jika mereka dari keluarga kediaman Meng" jawab prajutit kurus itu sedikit terbata.
"Kediaman keluarga Meng? Apakah kau yakin?" Tanya Guang Li menatap prajurit penjaga itu dengan tatapan curiga.
"Prajurit ini bersumpah sama sekali tidak mengetahui siapa tuan dari pelayan tersebut. Hanya saja kemarin prajurit yang rendah ini sempat melihat pelayan yang selalu membawa kotak yang ia katakan sebuah hadiah itu memasuki kediaman keluarga Meng. Saat itu prajurit ini tengah menemani istri hamba memberi perlengkapan bayi, toko yang kami kunjungi tidak jauh dari kediaman Meng sehingga perajurit ini terus mengamati namun pelayan tersebut tak kunjung keluar" jelasnya.
"Saat ini aku akan mempercayai pernyataan kalian, tapi jika terbukti apa yang kalian katakan adalah kebohongan, aku tidak akan membiarkan kalian berdua lepas dengan mudah" ancamku yang lantas membuat kedua prajurit penjaga pintu gerbang utama kerajaan Feng tampak pucat.
Aku lantas bangun dari dudukku, memerintahkan para prajurit kerajaan untuk melepaskan kedua prajurit penjaga gerbang utama kerajaan Feng yang sempat mereka tahan dan siksa. Setelah memberi para prajurit kerajaan Feng sebuah upah karna pekerjaan mereka, akupun lantas memilih segera pergi dan memikirkan rencana lain.
"Yang mulia apakah anda yakin melepas mereka. Bisa saja pengakuan mereka hanya sebuah kebohongan" kata Guang Li di tengah - tengah perjalanan kami menaiki setiap anak tangga.
"Tentu aku tak percaya sepunuhnya. Tapi tak ada orang lain yang begitu berambisi melenyapkanku selain mereka".
.
.
.
.
.TBC
Sabtu, 4 September 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Feng Na Na [END]
FantasyHal yang terakhir kuingat adalah kondisiku yang menggenaskan. Lantas bagaimana aku kembali bernafas dengan tubuh yang dibalut dengan hanfu putih yang mengingatkanku dengan pakaian tradisional zaman dulu. Melihat kondisiku yang masih bernafas, banyak...