Bab 20

1.1K 124 5
                                    

Mengetahui fakta bahwa kami adalah orang yang sama membuatku merasa menyesal telah melukai diriku sendiri. Andai saja aku tahu lebih awal, aku tak akan mensia-siakan makanan lezat yang sangat langka kudapatkan di masa depan.

"Ah.. kali ini aku harus menikmatinya, namun melihat tubuhku yang lumayan gemuk, membuatku merasa tidak nyaman. Nampaknya aku harus olahraga" tekadku

Tentu saja aku akan berolahraga. Memiliki tubuh yang gemuk menurutku tidak baik, meski banyak orang yang mengatakan seseorang yang memiliki tubuh yang gemuk merupakan orang yang bahagia dan makmur. Namun tetap saja aku harus menurunkan sedikit bobot tubuhku, bagaimanapun aku adalah seorang putri mahkota sekarang, selain kecerdasan dan kemampuan dalam mengolah istana dalam kelak, penampilan juga akan menjadi sorotan banyak orang. Aku tak ingin nama kerajaan Feng tercemar karna kondisiku yang bisa saja mengundang candaan yang kurang mengenakan. Maka dari itu aku akan memutuskan berolahraga.

"Akan lebih baik jika berolahraga saja. Melakukan diet hanya akan membunuhku,!" keluhku "selain itu, akan sangat disayangkan jika aku melewatkan semua makanan lezat yang sangat langka dan sulit ditemukan di masa depan" tambahku.

"Feng Na Na.. mari menikmati hidup barumu sekarang tanpa beban!" kataku menyemangati diri.

****************


Seorang gadis cantik dengan mengenakan hanfu berwarna kuning telur, tengah berada di gasebo belakang kediaman pangeran Feng Zhi Weng. Statusnya sebagai tunangan dari pemilik manor membuat para pelayan di sana  sangat menghormati dan memanjakannya. Terkadang ada masa - masa dimana kesabaran mereka di uji saat gadis cantik itu mulai berlaku sesukanya. Namun apalah daya, meski melelahkan dan menguras kesabaran, perintah untuk melayani dengan baik dan menuruti segala keinginan gadis cantik itu, keluar secara langsung dari titah yang di berikan pangeran Zhi Weng pada mereka.

Gadis cantik yang tengah menikmati makan siangnya di gasebo belakang kediaman pangeran Feng Zhi Weng adalah Meng Yiran. Gadis cantik yang telah memegang status sebagai tunangan pangeran Zhi Weng itu selalu mengunjungi manor pangeran hampir setiap hari.

Tak ada dari mereka para penghuni manor pangeran bersatus rendahan yang kesehariannya hanya bekerja sebagai pelayan di sana yang berani menegur Meng Yiran yang kadang mulai berlaku seenak dan sesukanya. Kadang kala Meng Yiran mulai menunjukan sisi buruknya dengan perlahan mulai menguasai kediaman pangeran Feng Zhi Weng, mencampuri urusan pengelolahan keuangan manor pangeran yang saat ini masih di pegang oleh kepala pelayan.

Seharusnya, meskipun telah bertunangan, Meng Yiran belum diperbolehkan mendatangi manor pangeran setiap saat untuk mengurangi gosip buruk dan tak sedap. Hanya saja Meng Yiran nampaknya berkulit tebal dan mengabaikan segala sindiran nyonya - nyonya bangsawan dan istri pejabat pemerintahan yang turut tinggal di perumahan Jie Ming. Selain itu pangeran Feng Zhi Weng pun sama sekali tak menegur ataupun melarang, ia malah memberi akses kepada Meng Yiran sepuasnya, bahkan dengan mengizinkan tunangannya menggunakan namanya sebagai perlindungan.

Terkadang semua orang selalu mempertanyakan kecerdasan pangeran Feng Zhi Weng. Semua orang tahu jika ia hanya dimanfaatkan oleh keluarga pejabat Meng untuk mencapai ambisi mereka dengan para fraksi pengikut perdana mentri Meng Lu. Tetapi pemuda tampan keturunan keluarga kerajaan Feng itu seakan sama sekali tidak peduli, entah ia selama ini berpura - pura bodoh dan naif, atau memang ia sungguh  bodoh dan naif hingga tak menyadari jika dirinya hanyalah sebuah pion dan batu loncatan keluarga pejabat Meng.

"Kapan Zhi Weng akan pulang?" tanya Meng Yiran setelah menyelesaikan makan siangnya.

Para pelayan kediaman pangeran Feng Zhi Weng sama sekali tidak terkejut dengan sikap Meng Yiran memanggil pangeran Zhi Weng hanya dengan nama saja, tanpa gelar apapun. Memang terdengar sangat tidak sopan, tapi Meng Yiran memberi alasan jika panggilan seperti itu membuatnya bisa mengakrabkan diri dengan pangeran Feng Zhi Weng, dan pangeran Feng Zhi Weng sama sekali tidak mempermasalahkannya meski itu jelas lancang dan melanggar peraturan.

Saat pelayan ingin menjawab pertanyaan Meng Yiran, sebuah pengumuman mengenai kedatangan pangeran Feng Zhi Weng yang baru saja pulang dari pengadilan seketika menggema di segala penjuru manor pangeran.

Para pelayan dengan cepat menunduk hormat, sedangkan Meng Yiran dengan cepat lantas beranjak bangun dari duduknya dan memasang senyum palsu saat menyambut tunangannya. Ia harus tampil cantik dan sebaik mungkin, sebab saat ini sikap yang ia tunjukan jelas ada maksud di dalam.

Balasan yang diberikan kaisar Feng Rui padanya saat malam perjamuan atas bangkitnya putri mahkota dari kematian masih saja membekas dalam ingatannya. Meskipun telah selamat berkat bantuan pangeran Feng Zhi Weng yang nampak sangat kelelahan kini, tapi Meng Yiran masih dendam dalam hatinya dan telah menyusun beberapa rencana untuk membalas perbuatan kaisar Feng Rui padanya.

"Zhi Weng.." panggil Meng Yiran senang lantas menghampirinya dan memeluk tunangannya. Semua yang ia tunjukan saat ini sangat palsu terlebih gerakan yang ia tunjukan sama sekali tidak alami. Meskipun begitu tak ada yang berani mengkritik, terlebih lagi saat ini pangeran Feng Zhi Weng telah berada di kediamannya.

"Mengapa kau disini?" tanya pangeran Feng Zhi Weng dingin.

Sikap pangeran Feng Zhi Weng yang berubah secara tiba - tiba membuat terkejut para penghuni kediamannya, tak terkecuali Meng Yiran yang kini melepas pelukannya dan mendongak menatap pangeran Feng Zhi Weng tidak percaya.

"Zhi Weng, mengapa kau seperti ini?" tanya Meng Yiran yang merasakan perubahan sikap pangeran Feng Zhi Weng padanya.

"Tidak ada!" balasnya cepat.

"Pulanglah, aku lelah dan saat ini tidak ingin di ganggu oleh siapapun!" tegasnya berlalu meninggalkan Meng Yiran dan semua pelayan  manor pangeran tanpa menoleh sedikit pun.

Melihat sikap pangeran Feng Zhi Weng yang mengabaikannya, Meng Yiran mengepal kedua tangannya kuat. Ia menggeram dalam hati, seraya memaki dan mengumpati pangeran Feng Zhi Weng.

"*Pria sialan! berani - beraninya ia mengabaikanku seperti ini."

"Aku sudah menunggu kedatangannya cukup lama, dan saat ia pulang, ia memintaku pulang dengan sikap dinginnya."

"Brengsek!"

"Seharusnya aku tak mengharapkannya, pria bodoh dan naif sepertinya tidak akan membantu memudahkan rencana balas dendamku. Seharusnya aku tak menyia - nyiakan waktuku yang berharga hanya untuk menunggu pria sialan itu!"

"Sudahlah, Meng Yiran sekarang kau cukup pulang. Jangan membuat dirimu tetap tinggal dan mempermalukan dirimu sendiri lebih lama disini*."

Meng Yiran akhirnya memutuskan untuk pulang setelah menatap punggung pangeran Feng Zhi Weng dengan tatapan tajam hingga sosok pangeran Feng Zhi Weng lenyap dari pandangannya. Meng Yiran melangkah dengan angkuh meninggalkan kediaman pangeran Feng Zhi Weng yang berada di perumahan Jie Ming dengan hati yang masih bergemuru karna sikap dingin pangeran Feng Zhi Weng yang berubah secara tiba - tiba.

"Sudahlah Meng Yiran, kau tak perlu memikirkan pria sialan itu. Kau bisa melakukannya sendiri meski tanpa bantuannya!"

.
.
.
.
.

TBC

Minggu, 13 Desember 2020

Jangan lupa like, komen dan subscribe .. ehh kek youtuber aja 🤣🤣

intinya jangan lupa like dan komen cerita ini, juga jangan lupa follow akun IG-ku

@yung379_

Feng Na Na [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang