Angin malam kian berhembus dengan kencang. Hawa dingin yang menyapu permukaan kulit terasa sangat dingin hingga menusuk tulang. Kebanyakan orang akan mencari kehangatan, entah dengan semakin merapatkan selimut mereka, atau membakar api unggun. Namun berbanding terbalik dengan apa yang pangeran Feng Lang lakukan. Jika semua orang tengah nyaman berada dalam kehangatan, ia malah menerobos dinginnya malam demi memenuhi tugas dan perintah kaisar Feng Rui saat ini.
Lima puluh prajurit kerajaan bersenjata lengkap membelah dinginnya angin malam dan kerumunan penduduk ibukota yang masih beraktivitas dan menciptakan keramaian. Dari lima puluh prajurit, dua puluh prajurit di antaranya menunggangi kuda. Sedangkan tiga puluh prajurit lainnya berjalan membentuk sebuah barisan rapi.
Teriakan salah satu prajurit kerajaan yang menunggangi kuda dan berada di barisan paling depan terus berteriak agar penduduk membuka jalan. Saat para penduduk ibukota kerajaan Feng telah menepi ke pinggir jalan dengan rasa penasaran, seorang prajurit berkuda yang ada di barisan depanpun lewat di susul prajurit kerajaan yang berjalan kaki dan prajurit berkuda.
Di tengah rombongan prajurit yang tampak bergegas, sosok pangeran Feng Lang tampak begitu mencolok. Para penduduk yang menyadari keberadaanya pun dengan cepat membungkuk hormat hingga sosoknya beserta rombongannya kian menjauh memasuki kawasan perumahan para petinggi kerajaan.
Langkah kaki para prajurit kerajaan yang terdengar serempak seketika berhenti tepat di depan kediaman Meng yang tampak sepi. Suasana di kediaman Meng begitu sunyi seakan-akan tak berpenghuni. Wajar jika kediaman Meng kini sepi. Pemimpin keluarga kediaman Meng kini berada di balik jeruji besi penjara kerajaan Feng, nona muda kediaman Meng telah mendapat karma atas kejahatannya, lalu nyonya Ji Ah tengah sakit parah. Melihat situasi kediaman keluarga Meng yang kini telah berada di ambang kehancuran membuat para pelayan kediaman Meng berada pada keputus asaan. Banyak di antara mereka yang akhirnya memutuskan melarikan diri dan pergi sejauh-jauhnya. Salah satunya Biao Xi.
"Kepung kediaman Meng, lalu geledah seisi ruangan. Temukan bukti kejahatan perdana mentri Meng Lu dan pengikutnya!" Teriak pangeran Feng Lang memberi perintah dan intruksi agar sebagian prajurit mengepung kediaman Meng agar tak seorang pun yang dapat lari. Sebagian prajurit lainnya lalu di beri perintah untuk mengeleda kediaman Meng.
Suara pekikan ketakutan para pelayan terdenga. Suara benda jatuh dan suara pecah bela saling bersahutan. Tanpa belas kasih para prajurit mengacak segala barang hingga berjatuhan dan berakhir pecah. Mereka sama sekali tidak peduli seberapa berharga dan mahalnya benda atau barang yang telah mereka rusak, saat ini prioritas mereka adalah menemukan bukti kejahatan perdana mentri Meng Lu sama seperti pengakuan perdana mentri Shu An, perdana mentri Ahn Xin dan perdana mentri Tang Ying.
"Apa yang kalian lakukan? Mengapa kalian merusak dan mengacak properti yang ada di rumahku!" Teriak Ji Ah berang.
Saat ini kondisinya sangat lemah. Tapi saat mendengar suara benda pecah belah yang begitu nyaring, serta raut ketakutan para pelayan dan pengawalnya, ia dengan sekuat tenaga berusaha bangkit dari peraduannya dan melihat apa yang terjadi di kediamananya.
"Atas izin yang mulia kaisar Feng Rui, kami diminta untuk mencari bukti kejahatan perdana mentri Meng Lu, baik atas pembunuhan kaisar Feng Li dan kaisar Feng Long Wei, ataupun kejahatan lainnya seperti rencana pembunuhan terhadap putri mahkota Feng Na Na menggunakan ilmu sihir hitam" kata pangeran Feng Lang menjelaskan tujuan mereka.
"Beng Wang tidak menerima penolakan dari nyonya besar Meng. Jika anda bersikeras melarang kami, maka kami tidak punya pilihan selain menahan anda" tambah pangeran Feng Lang memperingati.
Mendengar ancaman pangeran Feng Lang, serta perintah langsung dari kaisar Feng Rui yang menyuruh para prajurit menggeledah kediamannya berhasil membuat Ji Ah terduduk lemas. Para pelayan yang memapahnya lantas dengan panik memanggil namanya dan berusaha membantunya.
"Untuk berjaga-jaga kalian awasi mereka" perintah pangeran Feng Lang pada tiga prajurit kerajaan yang saat ini bersamanya.
"Tapi yang mulia pangeran kami di perintahkan menjaga anda" protes salah satu prajurit.
"Apakah kalian masih menganggapku anak kecil? Ayolah Beng Wang sudah besar, Beng Wang bisa menjaga diri sendiri. Selain itu saat ini kalian dibawah komando Beng Wang, jika kalian tidak mematuhi perintahku, maka Beng Wang akan memberi kalian hukuman" kata pangeran Feng Lang dengan nada suara terdengar tidak suka.
Pada akhirnya ketiga prajurit itupun menjaga nyonya Meng dan pelayannya. Sedangkan pangeran Feng Lang lantas memasuki ruang kerja perdana mentri Meng Lu di mana saat ini para prajurit tengah mencari bukti dengan teliti.
"Apakah kalian sudah menemukannya?" Tanya pangeran Feng Lang saat ikut bergabung dengan para prajurit.
"Mohon maaf yang mulia pangeran, kami belum menemukan apapun." Jawab salah satu prajurit mewakili prajurit lainnya.
"Tks. Di mana pria tua bangka itu menyimpan bukti kejahatannya!" Dumel pangeran Feng Lang kesal saat mengingat waktu semakin cepat berlalu dan jangka waktu yang di berikan kaisar Feng Rui kian menipis.
Saat pangeran Feng Lang saat ini mulai tampak kesal karna tak ada kemajuan. Di saat itu pula tatapannya seketika tertuju pada lukisan yang ada di dinding tepat di belakang kursi kerja perdana mentri Meng Lu. Lukisan itu cukup besar, menurut pangeran Feng Lang lukisan itu cukup besar menyembunyikan sesuatu di belakangnya.
Tersadar akan pemikirannya, pangeran Feng Lang lantas mendekat lukisan tersebut. Ia lantas mengintip dinding di belakang lukisan dan menemukan sebuah garis pajang menurun yang mencurigakan di balik lukisan. Dengan cepat ia memerintahkan para prajurit melepas lukisan dan ia pun mulai mengetuk garis panjang menurun tersebut.
"Garis ini tampak mencurigakan" guman pangeran Feng Lang.
"Yang mulia bukan kah garis di hadapan anda tampak seperti sebuah pintu geser?" Tanya salah satu prajurit menyuarakan pendapatnya.
Mendengar hal itu pangeran Feng Lang lantas menggesernya, dan benar saja garis panjang menurut tersebut adalah pintu sebuah lemari rahasia yang penuh dengan dokumen dan surat-surat yang telah usang.
Pangeran Feng Lang lantas membuka salah satu surat usang yang tersimpan dalam sebuah kotak, ia lalu membacanya dan seketika perasaan marah terpancar pada wajah tampannya saat sederet kata yang ada pada surat berhasil membuat darahnya terasa mendidih karna amarah.
Teruntuk :
Perdana mentri Meng Lu yang terhormat.Sesuai permintaan anda, hamba telah meluangkan racun pada makanan dan minuman kaisar Feng Li dan kaisar Feng Long Wei. Racun yang hamba berikan adalah Jinchan (ulat sutra emas) sehingga efeknya begitu cepat dan mematikan. Anda tenang saja, dalam waktu dekat anda akan mendengar kabar kematian yang mulia kaisar Feng Li dan yang mulia kaisar Feng Long Wei dalam waktu dekat.
Ji Jiao.
.
.
.
.
.TBC
Selasa, 21 September 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Feng Na Na [END]
FantasíaHal yang terakhir kuingat adalah kondisiku yang menggenaskan. Lantas bagaimana aku kembali bernafas dengan tubuh yang dibalut dengan hanfu putih yang mengingatkanku dengan pakaian tradisional zaman dulu. Melihat kondisiku yang masih bernafas, banyak...