Perilaku manis kaisar Feng Rui padaku kemarin masih terus terbayang. Bahkan saat hari berganti dan pagi telah kembali menyapa, ingatan mengenai kejadian kemarin masih terus terngiang-ngiang dalam kepalaku. Kejadian itu terus berputar dalam pikiranku hingga aku tanpa sadar salah tingkah dan melakukan hal memalukan dihadapan Guang Li.
Guang Li sama sekali tak bersuara melihat tingkahku, meski aku tahu pengawalku itu tengah kebingungan melihatku sedari tadi berguling-guling tidak jelas diatas peraduan. Aku hanya berharap Guang Li tak mendengar suara detak jantungku yang begitu nyaring, juga berharap ia tak melihat wajahku yang telah merah padam karna perilaku manis kaisar Feng Rui kemarin.
Sayangnya aku salah besar, Guang Li melihat wajahku yang memerah dan dengan cepat menghampiriku dan bertanya dengan nada khawatir "Yang mulia, apakah anda sakit?" Tanya Guang Li yang saat ini sudah berdiri dihadapan peraduanku.
Aku yang sedari tadi masih berguling lantas berhenti dan menatap Guang Li yang kini memancarkan sorot mata takut dan juga cemas. Menyadari hal itu aku dengan cepat menjawab "Aku tidak sakit Guang Li, kau tenang saja" kataku berusaha menenangkannya.
"Ta-tapi wajah anda sangat merah. Apakah anda tengah demam?" Tanyanya lagi yang masih dengan nada suara yang sama dan tatapan yang sama.
Mendengar hal itu aku cukup terkejut, namun dengan cepat aku kembali menguasai diriku. Aku menghela nafas sesaat saat tahu dari mana praduga Guang Li tentang kondisi kesehatanku. Ternyata pengawalku itu mengira aku sakit karna wajahku yang merah padam. Ingin rasanya ku bersembunyi saat ini. Jujur saja ini sangat memalukan, dan hal memalukan yang kulakukan saat ini semua karna perilaku manis kaisar Feng Rui yang masih terbayang-banyang dalam pikiranku.
'Sial ini sungguh memalukan. Apa yang akan ku katakan pada Guang Li?'
Pada akhirnya aku pun berbohong dengan mengatakan "Guang Li aku hanya sedang kepanasan, kau tak perlu khawatir" kataku berusaha seyakin mungkin.
Guang Li awalnya tak ingin percaya begitu saja, bagaimana pun cuaca pagi ini masih cukup dingin dan sejuk. Menyadari Guang Li yang tak kunjung percaya, aku lantas segera memerintahkannya untuk meminta para dayang menyiapkan air untukku mandi. Hal ini kulakukan agar Guang Li percaya dengan kebohonganku, bagaimana pun aku tak ingin mengatakan jika wajahku memerah karna perilaku manis kaisar Feng Rui yang membuatku malu dan salah tingkah. Sudah cukup dengan Guang Li yang melihat tingkah anehku pagi ini, aku tak ingin mengaku dan membuat diriku malu untuk kedua kalinya di hadapan pengawalku hari ini.
Guang Li masih saja menatapku dengan tatapan menyelidik, namun pada akhirnya ia menyerah karna bagaimana pun ia tak bisa menolak perintah yang telah diturunkan padanya. Akhirnya Guang Li pun berbalik meski sedikit enggan, ia masih khawatir dengan kondisi putri mahkota Feng Na Na.
Selepas kepergian Guang Li, aku akhirnya bisa bernafas lega. Jika Guang Li masih tetap tinggal, aku tak tahu harus memberi alasan dan kebohongan apa lagi saat menghadapi pengawalku yang masih mengintimidasi dengan tatapan menyelidik dan curiga yang ia berikan.
"Feng Na Na kau benar-benar bodoh!" Gerutuku pada diri sendiri.
"Bagaimana kau begitu memalukan hanya karna bayangan perilaku manis yang di berikan kaisar Feng Rui padamu kemarin?" Tanyaku
"Sadarlah Feng Na Na, dulu dimasa depan si brengsek itu juga selalu memberimu kejutan-kejutan romantis, lantas mengapa kau begitu memalukan seperti ini disini?"
'Tak perlu kau tanyakan bukan? Kau bahkan tau dan merasakan sendiri ada perbedaan besar antara sikap dan perilaku si brengsek itu dengan kaisar Feng Rui. Perbedaan itu adalah niat mereka melakukan hal remontis itu, jika kaisar Feng Rui mencurahkan cinta, kasih sayang dan ketulusannya, maka si brengsek itu melakukannya hanya karna niat terselubung di balik hubungan kalian'
Deg.
Kalimat itu begitu menohok. Mengapa aku baru menyadarinya saat kata hatiku mulai menjerit menyuarakan keterlambatanku dalam menyadari hal ini. Terlalu besar perbedaan itu, meski yang mereka lakukan sama-sama membuat hatiku berdebar dengan pipi bersemu merah, aku sama sekali tidak menyadari ketulusan dan cinta yang mereka curahkan dalam sikap manis yang mereka berikan.
"Yang mulia, air untuk anda mandi telah siap" laporan Guang Li menyentakku dari lamunan. Aku lantas mengerjap sebelum bangun dan menyibakan selimutku dan lekas menuju permandian, karna bagaimana pun insting Guang Li begitu kuat saat menyadari ada keanehan yang kini terjadi padaku.
.
.
.Sang mentari mulai beranjak naik dan perlahan mengikis sedikit demi sedikit hawa dingin yang perlahan mulai menghilang tergantikan kehangatan. Suasana ibukota pun perlahan mulai terasa hidup dengan segala aktivitas penduduk ibukota, namun suasana panas baru saja dimulai saat orang-orang mulai berkumpul membuat lingkaran besar di tengah jalan setapak ibukota.
"Aku tidak mau tahu, hari ini aku akan mendatangi kediaman keluarga Meng. Sudah cukup aku menahan amarahku kemarin" geram salah satu pedagang yang di setujui oleh penduduk ibokota kerajaan Feng lainnya.
"Bukan hanya kamu. Kami juga sangat ingin mencabiknya hari ini!"
"Apa yang kita tunggu? Tak perlu membuang waktu, lebih baik kita luapkan amarah kita pada tempatnya. Jangan biarkan gadis sialan itu lepas dengan mudah hanya karna ia putri dari seorang perdana mentri!"
"Ayo kita pergi!"
"Ayo!"
"Ayo, jangan membuang-buang waktu!"
Para penduduk saling berseru seraya menyulut dan membakar amarah yang mereka pendam. Tak ada kelembutan dalam pancaran mata mereka, tak ada belas kasih yang akan mereka tunjukan. Aura membunuh jelas terpancar pada diri mereka, mereka tak akan melepas putri perdana mentri Meng dengan mudah.
.
.
.
.
.TBC
Sabtu, 13 Februari 2021
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan coment bab ini 😘
Shenkyuuu ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Feng Na Na [END]
FantasyHal yang terakhir kuingat adalah kondisiku yang menggenaskan. Lantas bagaimana aku kembali bernafas dengan tubuh yang dibalut dengan hanfu putih yang mengingatkanku dengan pakaian tradisional zaman dulu. Melihat kondisiku yang masih bernafas, banyak...