Bab 11

1.5K 186 4
                                    

Aura permusuhan sangat nampak dipancarkan oleh mentri Shu An saat berpapasan dengan mentri Meng Lu dan para pengikut setianya pagi ini di halaman aula utama istana Feng.

"Lihatlah siapa ini? bukankah dia si pengecut Shu An?" sindir mentri Chun. Pria paruh baya yang selalu menempel pada perdana mentri Meng Lu

"Apa salahnya menjadi pengecut?" tanya Tang Ying berjalan menghampiri mentri Shu An bersama dengan mentri Ahn Xin. "Setidaknya kami masih memiliki harga diri untuk tidak menjadi lindah sepertimu!" tambah Tang Ying tajam.

Mentri Shu An jelas bingung, hingga kedua bola matanya membulat karna terkejut dengan pemikirannya. "Jangan katakan jika kalian --"

"Apakah kau pikir kami termasuk orang - orang yang bodoh yang memilih bertahan? Ayolah perdana mentri Shu An, kami masih sangat muda untuk membawa masa depan kami kedalam kesengsaraan. Lagi pula kami juga sudah sangat muak dengan tingkah rubah tua licik itu, jadi kau tidak sendiri" potong Ahn Xin

"Sudahlah dibanding melayani mereka, ada baiknya jika kita simpan tenaga kita untuk hal yang lebih bermanfaat" kata mentri Tang Ying mengajak mentri Shu An dan Ahn Xin meninggalkan mentri Meng Lu dan para pengikutnya.

"Tidak tahu malu, bagaimana kalian bisa melupakan hutang budi kalian dengan mentri Meng Lu!" teriak mentri Chun berang.

Mentri Ahn Xin berhenti melangkah dan berbalik "Apakah kalian lupa jika seharusnya kalianlah yang berhutang budi pada kami atas kerja keras dan usaha kami selama ini tanpa bayaran atau imbalan apapun!" balasnya yang terntu saja berhasil membungkam mereka sebab apa yang mentri Ahn Xin katakan adalah hal yang benar.

Selama ini mereka hanya menghabiskan tenaga baik fisik maupun pikiran tanpa adanya hasil. Jangankan mendapat bayaran dan imbalan dari kerja keras mereka, untuk mendapat sanjungan atau ucapan terimakasih dari mentri Meng Lu atas kerja keras merekapun sama sekali tidak ada.

Melihat para mentri muda yang lebih memilih keluar dari kubu pemberontakan jelas bukanlah kesalahan. Mereka jelas hanya ingin membebaskan diri dari segala perintah dan tekanan yang perdana mentri Meng Lu berikan. Mereka tak kenal takut meski posisi mereka jauh dibawah perdana mentri Meng Lu. Mereka tetap kukuh menunjukan kemuakan dan ketidakpuasan dengan terang - terangan atas kinerja buruk perdana mentri Meng Lu sebagai pemimpin.

"Sampai kapan kalian akan menatapku dengan tatapan menyalahkan?" gertak perdana mentri Meng Lu menyetak mereka.

Ketahuan sedang memberi tatapan menuduh, menghakimi dan menyalahkan. Mereka dengan cepat melempar pandangan mereka kesegala arah, bagaimanapun mereka tak seberani ketiga mentri muda kerajaan Feng. Terlebih posisi mentri Meng Lu yang lumayan berpengaruh, juga dengan adanya dukungan pangeran Feng Zhi Weng dibelakangnya sebagai tunangan putri sulung keluarga Meng membuat mereka mau tidak mau harus merendah akibat dukungan kuat yang dimiliki perdana mentri Meng Lu.

****************


Pemandanga tidak biasa tengah disuguhkan di depan mata pangeran Feng Lang yang tiba lebih awal di aula utama kerajaan Feng. Biasanya ia akan datang sedikit terlambat atau datang bersamaan dengan kaisar Feng Rui, namun hari ini terjadi pengecualian ketika dini hari ia terbangun dan kesulitan untuk tidur kembali. Alhasil ia memilih untuk bangun dan berlatih di halaman istana timur kediamannya hingga pagi.

Bayangan gelap yang melingkar di bawah matanya sangat jelas menunjukan jika pangeran Feng Lang yang baru saja menyelesaikan tugasnya kekurangan tidur. Namun meskipun ia nampak seperti seseorang yang kekurangan tidur, pangeran muda itu masih nampak tetap segar.

Jika pagi hari di aula akan mulai diisi dengan keributan dari obrolan - obrolan para mentri dan pejabat. Beda halnya dengan hari ini. Keberadaan pangeran Feng Lang lebih awal memaksa mereka untuk mulai berbaris rapi dan menunduk dalam. Padahal mereka baru saja akan membahas topik panas mengenai kabar kebangkitan putri mahkota Na Na dari kematian.

Disaat semua orang masih diam dalam barisan, tatapan pangeran Lang tidak pernah lepas dari ketiga mentri muda kerajaan Feng. Shu An, Tang Ying dan Ahn Xin begitu mencolok di matanya, bukan karna prestasi dan kinerja mereka yang selalu bagus dan menonjol. Tapi karna saat ini ketida mentri muda itu seakan mengambil jarak atau sengaja memisahkan diri dari para pengikut mentri Meng Lu.

*Apa yang sebenarnya terjadi disini? Bukankah aneh melihat pemandangan seperti ini?

Mungkinkah mentri Shu An, mentri Tang Ying dan mentri Ahn Xin dikeluarkan dari persekutuan mentri Meng Lu?

Tapi itu tidak mungkin, perdana mentri Meng Lu tidak akan membuang bakat seperti mereka, kecuali mereka yang membuang perdana mentri Meng Lu dan pengikutnya*.

"Yang mulia kaisar telah tiba...!" pengumuman kedatangan kaisar Feng Rui mengejutkan pangeran Feng Lang dari lamunannya. Ia dengan cepat bangun dari duduknya dan mulai membungkuk 90 derajat saat pintu samping aula utama dibuka dan sosok kaisar Feng Rui pun melangkah masuk dengan tegas.

"Hormat kami pada yang mulia kaisar, semoga panjang umur seribu tahun" ucap pangeran Feng Lang, para mentri dan pejabat secara serempak.

"Bangunlah!" perintah kaisar Feng Rui saat telah sampai pada singgasananya.

Semua orang pun lantas bangun dari hormat mereka, tak terkecuali pangeran Feng Lang. Setelah mendapat perintah duduk dari isyarat yang kaisar Feng Rui berikan, semuanya pun menurut dengan cepat.

"Hari ini suasana hati Zhen* begitu baik. Mungkin ada beberapa dari kalian yang telah mendengar jika kerajaan Feng tengah di liputi anugera dan keberuntungan dengan bangkitnya putri mahkota Feng Na Na dari kematian" kata kaisar Feng Rui memulai rapat pagi ini.

Tentu saja awalan rapat yang dilakukan kaisar Feng Rui dengan memberikan kabar mengejutkan untuk para mentri dan pejabat kerajaan Feng telah menciptakan kehebohan. Sebuah keajaiban langka seperti ini sangat jarang terjadi, bagi mereka satu keajaiban memerlukan bermilyar - milyar tahun. Selain itu ini bukan kali pertama putri mahkota Feng Na Na mendapat anugerah dewa dan langit. Keberuntungan yang ia miliki kerap kali menyelamatkannya dari banyak marah bahaya yang tak terhitung jumlahnya, dan kini ia kembali mendapat sebuah keberuntungan yang membuat mereka percaya jika langit dan dewa begitu menyayangi sosok putri mahkota Feng Na Na.

"Oleh karena itu, Zhen* ingin mengadakan syukuran atas berkat yang dewa dan langit berikan kepada putri mahkota Feng Na Na dengan mengundang kalian dalam jamuan makan malam besar yang akan kita adakan di istana" jelas kaisar Feng Rui

"Selain itu Zhen* juga akan meminta kepada para mentri bagian administrasi dan sipil untuk mengurus dan mencatat kembali riwayat hidup putri mahkota Na Na" pinta kaisar Feng Rui yang terdengar seperti perintah.

.

.

.

TBC

Selasa, 1 Desember 2020

Feng Na Na [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang