Kabar mengejutkan dari pengumuman yang diedarkan pihak kerajaan dalam selembar kertas resmi yang di tempel di berbagai sudut papan pengumuman yang ada di ibukota kerajaan Feng telah berhasil membuat para penduduk kerajaan Feng menciptakan keributan.
Pengumuman resmi yang disampaikan oleh sang penguasa kerajaan Feng melalui surat yang disertakan dengan stempel resmi kerajaan cukup membuat banyak orang begitu terkejut dan tak menyangka.
"Yang mulia putri mahkota Feng Na Na adalah gadis yang murah hati, memang pantas jika ia mendapat keberkahan dan keberuntungan dari dewa dan langit" tukas seorang wanita pemilik restoran di yang berada di pinggir jalan raya setapak ibukota.
"Tapi bagaimana jika pengumuman itu hanya kebohongan yang dilakukan pihak kerajaan dan keluarga kerajaan untuk menutupi kerapuhan yang mulia kaisar Feng Rui?" tanya seorang gadis berparas cantik yang kini berada di tengah - tengah penduduk yang membaca papan pengumuman yang ada di pusat ibukota kerajaan Feng.
Gadis cantik dengan mengenakan hanfu berwarna merah muda yang sangat pas pada tubuhnya. Gadis cantik itu kini tengah mengenakan tudung kepala dengan kain satin berwarna merah muda yang turut menjuntai hingga bahunya.
Meskipun terhalang oleh sebuah kain tipis yang sedikit menyamarkan wajahnya, tapi semua orang tahu jika gadis cantik itu adalah Meng Yiran, putri perdana mentri Meng Lu. Tak perlu waktu lama untuk mengenal sosoknya, Meng Yiran adalah gadis yang cukup terkenal di ibukota kerajaan Feng karna parasnya yang cantik dan kecerdasan yang di milikinya.
"Apa maksud anda nona muda Meng?" tanya seorang pedangan yang berdiri disisi kiri Meng Yiran.
"Semua orang bisa membuat opini bukan? Dan hal itu tak terkecuali keluarga kerajaan. Mungkin saja untuk menutup kelemahan dan kerapuhan mereka atas kehilangan putri mahkota Feng Na Na mereka mengeluarkan pengumuman seperti ini. Selain itu belum ada saksi ataupun bukti jika yang mulia putri mahkota Feng Na Na kembali hidup bukan? Selama tidak ada bukti nyata, ada baiknya kita jangan percaya dengan mudah" jelas Meng Yiran.
"Ah, aku sungguh tak percaya jika pihak kerajaan melakukan hal rendah ini. Apakah mereka berusaha menghina pengetahuan penduduk kerjaan Feng? Bagaimana bisa mereka memainkan lolucon seperti ini" kata Meng Yiran dramatis.
Perkataan Meng Yiran jelas berhasil menyulut amarah beberapa penduduk, kini suasana mulai makin memanas dengan keberhasilan Meng Yiran menyiram minyak dalam kobaran api.
Aku ingin tahu bagaimana rasanya jika penduduk ibukota kerajaan Feng kini telah hilang kepercayaan padamu, apakah kau mampu mengatasinya? batin Meng Yiran meremehkan.
"Yiran apa yang kau lakukan? Bukankah kita sendiri telah tau jika kabar itu memang benar. Lalu mengapa kau menyulut api dan menambah minyak di dalamnya, hah?" bisik pangeran Feng Zhi Weng menyentak Meng Yiran dari lamunannya
Meng Yiran menatap pangeran Feng Zhi Weng dengan tatapan kesal, gadis cantik itu tak habis pikiran dengan pentanyaan pangeran Feng Zhi Weng. Pemuda dihadapannya saat ini sungguh bodoh, tentu saja apa yang ia lakukan jelas untuk memuluskan jalan dan rencana mereka. Suatu negara tercipta karna adanya penduduk, suatu pemimpin atau penguasa ada karna adanya kepercayaan yang di berikan para penduduk pada penguasa tersebut. Lantas bagaimana seorang penguasa atau pemimpin kehilangan kepercayaan penduduk negaranya? Pemimpin atau penguasa tanpa kepercayaan penduduknya jelas bukanlah apa - apa.
"Yang mulia pangeran Zhi Weng, anda sungguh pria bodoh dan naif!" balas Meng Yiran kesal meninggalkan pangeran Feng Zhi Weng dengan kesal.
****************
Bau harum makanan memenuhi indra penciumanku. Bau harum yang begitu menggiurkan telah berhasil membangunkanku dari mimpi buruk. Perlahan aku beranjak bangun dan mendudukan diriku di atas peraduan, ku usap wajahnya yang terasa basah dan lembab dengan kasar.Potongan potongan mimpi buruk yang ku alami masih terbanyang, bagaimana sosok pemilik raga yang ku tempati dengan kejam melukaiku dan memberi luka di dadaku. Perlahan kuraba dada kiri atasku, tak ada luka apapun disana namun rasa sakit yang kurasakan dalam mimpi terasa begitu nyata.
Akankah aku akan memberikan raga yang ku tempati kini pada pemiliknya?
Jujur saja, entah mengapa ada sebagian dari diriku yang menolak untuk mengembalikan raga yang ku tempati kini.
"Yang mulia apakah anda telah bangun?" pertanyaan dari pemuda yang berstatus pengawalku menyentakku dari lamunan, aku lantas menatap pemuda yang seingatku bernama Guang Li itu dan memberinya sebuah anggukan.
"Mengapa kau tak membangunkanku?" tanyaku pada Guang Li
"Yang mulia kaisar Feng Rui berpesan pada kami agar tidak mengganggu tidur anda. Sehingga kami hanya bisa menunggu anda bangun dari tidur lelap anda" jawab Guang Li
"Maaf karna telah merepotkanmu dan lainnya" kataku menyibakan selimut dan turun dari peraduan.
"Yang mulia kami tak pantas menerima maaf anda, terlebih lagi sudah sepatutnya kami menunggu dan melayani anda karna ini adalah pekerjaan kami" jawabnya
"Guang Li aku lapar" keluhku
Saat ini aku memang tengah lapar. Bukan, tapi sedang sangat lapar. Entah apa yang membuatku sangat lapar, padahal seingatku aku sempat memakan semua makan malamku. Apakah karna aku terlalu membuang banyak tenagaku dengan menangis semalam? Entahlah yang kutau saat ini, aku butuh mengisi tenagaku.
"Yang mulia, anda tenang saja. Kami baru saja menyiapkan makanan untuk anda, semuanya telah di tata dengan sangat rapi oleh para dayang di atas meja" kata Guang Li lantas mengiringku kesebuah meja yang berada di gasebo belakang.
"Mereka nampak sangat lezat" kagumku saat sampai di gasebo belakang istana bagian barat yang langsung berhaapan dengan taman luas penuh rerumputan dan bunga - bunga yang turut menghiasi. Selain itu terdapat beberapa pohon ceri, dan juga kolam ikan yang berisi ikan koi dan emas, permukaan air kolam di penuhi bunga teratai yang tengah bermekaran.
Pemandangan yang sangat indah begitu memanjakan mataku, aku bahkan terlalu terbuai dan menikmati dunia baru yang ku tempati sekarang hingga aku lupa akan mimpi buruk yang kualami semalam.
"Ah .. makannya sungguh enak, aku ingin mengetahui siapa yang memasak makanan ini. Apakah aku boleh bertemu mereka?" tanyaku pada Guang Li di sela - sela santapanku.
"Tentu saja anda bisa menemui mereka yang mulia," jawab Guang Li yang membuatku berbinar "tapi saat kondisi anda sudah lebih baik" tambah Guang Li memotong kalimat yang ingin kukemukakan.
"Tks, kau nampaknya membaca pikiranku" keluhku melanjutkan makanku dengan kesal.
"Ohiya, apakah kau sudah makan Guang Li?" tanyaku
"Hamba akan makan setelah pergantian tugas yang mulia" jawab Guang Li
"Apa!" teriakku terkejut.
"Guang Li kau harus segera makan, jika kau tak ingin terkena penyakit sakit perut yang melilit karna asam lambungmu naik!" cercaku yang membuat Guang Li mengernyit bingung.
"Apakah ada penyakit seperti itu?" tanyanya yang langsung ku balas anggukan.
"Tentu saja ada, penyakit ini bahkan mampu membunuh jika di biarkan begitu saja. Jadi kau harus menemaniku makan, ini perintah!" tukasku yang membuat Guang Li terkejut.
"Hah?!"
.
.
.
TBC
Selasa, 1 Desember 2020

KAMU SEDANG MEMBACA
Feng Na Na [END]
FantasiHal yang terakhir kuingat adalah kondisiku yang menggenaskan. Lantas bagaimana aku kembali bernafas dengan tubuh yang dibalut dengan hanfu putih yang mengingatkanku dengan pakaian tradisional zaman dulu. Melihat kondisiku yang masih bernafas, banyak...