Bab 17

1K 139 0
                                    

"Salam hormat pada yang mulia kaisar dan yang mulia pangeran" salam hormat yang diberikan para penghuni istana barat menyentak kaisar Feng Rui dan pangeran Feng Lang dari obrolan mereka.

Terlalu asik saling menantang dan menggoda satu sama lain, membuat keduanya tidak sadar jika mereka telah memasuki halaman istana barat bagian dari istana dalam kerajaan Feng. Jika saja mereka tidak mendapt sapaan dan salam hormat yang diberikan para penghuni istana barat, mungkin kaisar Feng Rui dan pangeran Feng Lang masih asik menikmati obrolan mereka.

"Aku tak menyangka, mengobrol dengan gege seperti ini membuat kita sesaat lupa tempat yang akan kita tuju" aku pangeran Feng Lang.

"Kau benar, aku saja bahkan tidak menyadari kita telah sampai" kata kaisar Feng Rui setuju.

Keduanya lantas kembali fokus melangkah memasuki kediaman putri mahkota Feng Na Na setelah keduanya mengangguk saat mendapat sapaan dan salam hormat yang diberikan penghuni istana barat sebagai balasan kesopanan mereka.

Saat keduanya memasuki kediaman putri mahkota Feng Na Na, untuk kedua kalinya kaisar Feng Rui melihat Guang Li tetap berada di tempatnya sebelumnya. Ia masih berdiri disamping pintu kamar putri mahkota Feng Na Na sambil bersandar dengan tatapan matanya yang nampak fokus menatap rembulan yang bersinar cerah malam ini. Namun kegiatan Guang Li hanya sesaat, ia dengan cepat memutar kepalanya menghadap kedepan saat pendengarannya menangkap suara langkah kaki yang mendekat.  Saat menyadari kehadiran dua junjungannya Guang Li dengan cepat membungkuk hormat.

"Hormat hamba pada yang mulia kaisar dan yang mulia pangeran"

"Bangunlah, Guang Li!" perintah kaisar Feng Rui yang langsung dituruti Guang Li

"Mengapa kau masih disini?" tanya kaisar Feng Rui yang berhasil membuat Guang Li mendesah pelan.

"Yang mulia putri mahkota tak kunjung tidur, ia hanya duduk di peraduannya sambil menatap langit malam melalui jendela yang sengaja ia buka. Hamba tidak tahu apa yang begitu mengusik yang mulia putri mahkota hingga ia bahkan tak menyentuh makan malamnya dan membiarkannya begitu saja menjadi dingin. Selain itu yang mulia melarang siapapun memasuki peraduannya, setelah para dayang yang membawa makanan di pinta keluar dengan nada suara yang dingin" jelas Guang Li panjang lebar

"Biarkan aku masuk!" Tegas kaisar Feng Rui yang dengan cepat membuat Guang Li maju menghadanya pergerakan kaisar Feng Rui dengan tubuhnya.

"Maaf atas kelancangan hamba yang mulia. Tapi yang mulia putri mahkota Feng Na Na memerinttahkan hamba untuk tidak mengizinkan siapapun masuk peraduannya, bahkan yang mulia kaisar pun tidak boleh!" kata Guang Li.

"Hamba bukan bermaksud menasehati, tetapi mungkin dengan memberi waktu dan membiarkan yang putri mahkota sendiri untuk saat ini adalah hal yang terbaik. Hamba dan penghuni istana barat telah sepakat untuk tidak mengganggu yang mulia untuk sementara, sebab ini demi kebaikan yang mulia putri mahkota dalam pemulihannya. Meskipun kami khawatir, tapi ini adalah jalan yang terbaik dan kuharap yang mulia kaisar dan yang mulia pangeran bisa mengerti keputusan kami" kata Guang Li memberi nasehat.

Kaisar Feng Rui jelas tidak terima dengan keputusan itu, ia hendak marah namun sebuah tangan yang bertengger dipundaknya mencuri perhatiannya. Kaisar Feng Rui lantas menatap pangeran Feng Lang yang meletakan tangannya di pundaknya seraya isyarat untuk mencengahnya.

"Apa yang kau lakukan!" desis kaisar Feng Rui.

"Jangan semakin memperkeruh masalah ini gege," tegas pangeran Feng Lang "dengan kau bertindak gegabah, apakah akan menjamin suasana hati mei mei membaik?" tanyanya.

"Gege aku tahu perasaanmu, tapi apa yang Guang Li katakan saat ini mungkin adalah jalan yang terbaik" tambah pangeran Feng Lang yang membuat kaisar Feng Rui menghela nafas berat.

Akhirnya kaisar Feng Rui dan pangeran Feng Lang meninggalkan istana barat. Kekecewaan jelas terpancar pada raut wajah kaisar Feng Rui, dan pangeran Feng Lang hanya mampu mendesah melihat hal itu.

"Gege.. kau tau kenapa mei mei selalu menjadi sasaran para musuhmu?" tanya pangeran Feng Lang disela - sela perjalanan pulang mereka menuju kediaman masing - masing.

"Karna aku begitu jelas menunjukan kasih sayangku pada putri mahkota, sehingga ia akan selalu menjadi sasaran para musuh karna beranggapan kelemahanku adalah putri mahkota" jawab kaisar Feng Rui

"Gege kau tahu itu lantas mengapa tidak mengubahnya?" balas pangeran Feng Lang terdengar sedikit kesal.

"Aku tidak bisa mengubahnya begitu saja. Kau tahu aku sudah bekerja sekeras mungkin, namun nyatanya ekspresi dan reaksi yang ku keluarkan itu karna spontan. Aku tidak bisa menggendalikannya dengan pikiran, sebab semua hal yang bersangkutan dengan gadis yang kucintai, semuanya selalu di gerakan dengan hati" jawab kaisar Feng Rui yang seketika bergidik ngeri.

"Gege kau benar - benar telah dibutakan oleh cinta!" tukas pangeran Feng Lang.

"Aku tahu, tapi aku menyukainya" jawab kaisar Feng Rui yang hanya membuat pangeran Feng Lang menggeleng tidak habis pikir dengan jawaban yang saudaranya berikan.

"Ah aku baru ingat, Guang Li sempat mengatakan suasana hati putri mahkota semakin memburuk selepas kepergianmu. Apa yang kau katakan kepadanya sebelum pergi dari kediamannya siang tadi?" tanya kaisar Feng Rui.

"Aku hanya mengatakan jika gege sangat mencintai mei - mei" jawab pangeran Feng Lang "Ayolah tidak mungkin suasana hati mei - mei berubah hanya karna itu bukan?" tanya pangeran Feng Lang memastikan.

Kaisar Feng Rui lantas mengumpat, ia lalu mengusap wajahnya kasar dan hal itu membuat pangeran Feng Lang kebingungan dengan reaksi yang diberikan saudaranya.

"Gege ada apa? Bukankah itu benar? Apakah aku salah?" tanya pangeran Feng Lang berturu - turut.

"Kau jelas tidak salah jika saja kau mengatakan itu pada Feng Na Na dari masalalu, tapi saat ini yang ada dalam raga putri mahkota adalah rengkarnasi Feng Na Na dari masa depan. Bukankah ia akan merasa tidak enak berada diposisinya sekarang, terlebih lagi semalam Guang Li mengatakan jika putri mahkota bermimpi buruk dan terus menyebut 'Jangan sakiti aku, aku akan kembalikan ragamu'," jeda kaisar Feng Rui mengambil nafas "Bukankah dari kalimat itu kita tahu jika dalam mimpinya ia bertemu dengan jiwa Feng Na Na dari masa lalu? Kurasa saat ini putri mahkota tengah bimbang dengan keberadaanya, ia mungkin berpikir jika ia sangat bersalah padaku karna menempati raga Feng Na Na dari masalalu karna dalam pikirannya aku hanya mencintai Feng Na Na dari masalalu sedangkan dalam raga putri mahkota saat ini adalah Feng Na Na dari masa depan" jelas kaisar Feng Rui panjang lebar.

"Apakah separah itu?" tanya pangeran Feng Lang terkejut.

"Gege aku jelas tidak tahu. Maafkan atas kecerobahanku" pinta pangeran Feng Lang penuh sesal.

"Sudahlah ini bukan sepenuhnya salahmu. Sebab aku juga salah karna mengulur - ulur waktu untuk menceritakan semuanya padanya"

.
.
.
.
.

TBC

Selasa, 8 Desember 2020

Jangan lupa like dan komen 🤗, juga jangan lupa follow IG baruku. Terimakasih ❤

IG. @yung379_

Feng Na Na [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang