Bab 27

869 109 9
                                    

Meng Yi Ran berpikir hari ini adalah hari yang patut di rayakan. Kemarin ia mendengar kabar dari pelayannya jika para penduduk ibukota kerajaan Feng mengambil tindakan bodoh dengan membuat keributan di depan pintu gerbang utama kerajaan Feng.

Mendengar hal itu membuat Meng Yi Ran bersemangat hari ini. Iya yakin kaisar Feng Rui tak mampu melawan amarah penduduk ibukota, terlebih pihak kerajaan tidak mampu melakukan kekerasan kepada rakyat yang tak terbukti bersalah. Rencana nekat yang ia susun jelas membuahkan hasil, terlebih para penduduk ibukota Feng terlalu mudah untuk di provokasi.

"Berkat sekumpulan orang-orang bodoh itu, hari ini aku merasa sangat senang hingga ingin menghabiskan waktuku seharian untuk bersenang-senang" kata Meng Yi Ran beranjak turun dari peraduannya.

"Untuk merayakan kemenanganku, mungkin aku akan memulainya dari berendam air hangat menggunakan parfum mahal yang ayah beli beberapa bulan lalu" gumam Meng Yi Ran keluar dari kamarnya dan langsung mendapat sapaan dari para pelayannya yang telah siap menyiapkan segala keperluan Meng Yi Ran pagi ini.

Meng Yi Ran hanya mengangguk sebagai jawaban, ia lantas berjalan dengan angkuh melewati para pelayannya menuju permandian yang ada di kediamannya.

Seperti pada rencana awalnya, untuk merayakan keberhasilannya ia ingin berendam air hangat yang telah di campurkan parfum mahal. Ia rasa ayahnya tidak akan marah saat mengetahui ia berhasil membuat kaisar Feng Rui mendapat masalah dengan menggunakan para penduduk ibukota kerajaan Feng.

"Hari ini aku ingin menggunakan parfum mahal yang baru saja Ayah beli dari Negeri tetangga" kata Meng Yi Ran yang di angguki salah satu pelayan yang dengan cepat keluar mengganti parfum yang sebelumnya ia sediakan dengan parfum yang Meng Yi Ran minta.

Sembari menunggu, Meng Yi Ran mulai merendamkan tubuhnya kedalam air kolam yang terasa hangat. Seorang pelayan mulai mengusap tubuh Meng Yi Ran dengan kain, dan seorang pelayan lainnya mulai menyisir rambut Men Yi Ran yang panjang tak lupa mencucinya dengan shampo.

Di saat Meng Yi Ran tengah menikmati mandi paginya, pelayan yang bertugas mengambil parfum untuknnya kembali dengan wajah pucat dan deru nafas yang tidak beraturan. Dayang itu datang tidak membawa parfum yang ia minta dan hal itu membuat Meng Yi Ran mulai marah.

"Mana parfum yang ku minta?" Tanya Meng Yi Ran dengan nada suara yang tidak bersahabat.

"Ma-maafkan ha-mba nona muda, pelayan ini tidak sempat mengambil parfum yang anda minta karna di kediaman utama terjadi keributan" jawab pelayan tersebut.

"Cihh, tidak usah mencari alasan lain untuk menutupi ketidak becusanmu dalam bekerja!" Dengus Meng Yi Ran tidak suka.

"Kepala pelayan, beri dia hukuman!" Perintah Meng Yi Ran yang membuat pelayan itu terkejut.

"Tapi nona apa yang pelayan ini katakan benar, terjadi keributan di kediaman utama dan mereka mencari andaaaa!" Teriak pelayan tersebut masih terdengar sangat jelas di dalam ruangan permandian yang ada di kediaman Meng Yi Ran meski ia telah di tarik paksa.

Suasana hati Meng Yin Ran dengan cepat berubah menjadi suram. Mengetahui hal tersebut, pelayan yang menyisir rambut Meng Yi Ran lantas berdiri dari duduknya setelah meletakan sisir yang baru saja ia pake.

"Biar pelayan ini yang mengambilkan parfum yang anda minta" katanya menawarkan diri.

Meng Yi Ran hanya mengangguk dan mengizinkan pelayan tersebut untuk pergi, namun baru saja pelayan itu hendak mencapai pintu, pintu permandian milik Meng Yi Ran seketika di buka secara paksa sehingga menghasilkan bunyi 'Buk!' yang cukup keras.

"Ternyata kau di sini gadis sialan!" Kata seorang pemuda yang tampak menampilkan raut wajah marah sekaligus jijik secara bersamaan.

"SEMUANYA... MENG YI RAN DI SINI!!"

Teriakannya yang keras dan nyaring berhasil mengundang para penduduk ibukota Feng yang pagi ini telah diliputi kemarahan bergegas menuju sumber suara.

Dengan raut wajah yang tidak bersahabat serta jumlah mereka yang banyak, mereka berhasil menarik dan menyeret paksa Meng Yi Ran keluar dari kolam tanpa di baluti sehelai bebang pun.

"Apa yang kalian lakukan? Lepaskan aku atau kalian akan mendapat akibatnya!" Teriak Meng Yi Ran dengan nada suara mengancam.

Seakan tuli, para penduduk ibukota Feng terus menyeret Meng Yi Ran hingga di halaman kediamanya. Meng Yi Ran tak mampu berbuat apa-apa, ia sudah berusaha memberontak sekuat tenaga, bahkan para pelayan dan penjaga kediamannya sudah berusaha keras membantunya namun mereka kalah kekuatan dan juga kalah jumlah.

Meng Yi Ran tidak pernah membayangkan dirinya akan di perlakukan seperti ini. Ini jelas memalukan untuknya dan tentu saja merusak harga dirinya. Meng Yi Ran jelas tidak akan memaafkan mereka semua, ia akan membalas perlakuan mereka kelak. Baru saja ia bertekad melakukan balas dendam atas perlakukan para penduduk ibukota, ia kini harus merasakan sakit akibat di lempar hingga tubuhnya yang polos terjatuh dan menghantam tanah dengan kasar.

Luka gores dan lebam berhasil Meng Yi Ran dapatkan, namun nyatanya rasa sakit yang ia dapatkan ternyata belumlah cukup saat seorang wanita bertubuh gendut menghampirinya dan melayangkan satu buah tamparan yang cukup kuat dan berhasil membuat sudut bibirnya pecah.

Plak!

"Sungguh gadis yang menjijikan, hanya karna kau terlahir dari keluarga bangsawan kau berpikir seenaknya mempermainkan kami dan menjadikan kami sebuah pion yang terbakar akan provokasimu dan menentang yang mulia kaisar!" Geramnya.

Plak!

Seorang nyonya lain pun turut datang memberi Meng Yi Ran tamparan. Melihat perlakuan para penduduk ibukota kerajaan Feng membuat para pelayan dan penjaga kediaman Meng Yi Ran marah, mereka terus berteriak memaki dan mengancam para penduduk yang memperlakukan junjungan mereka dengan kasar dan memalukan. Hanya itu yang dapat mereka lakukan saat ini sebab para penduduk telah mengikat mereka sehingga hanya mampu menonton dan memakikan sumpah serapah.

Meng Yi Ran yang terus mendapatkan perlakuan kasar mengepalkan kedua tangannya erat. Ia bersumpah akan mengingat perlakuan mereka hari ini dan membalasnya cepat atau lambat. Selain itu dalang dari kemarahan para penduduk yang balik menyerangnya pun akan ia musnahkan.

"Teruslah mempermalukanku saat ini, ayahku perdana mentri Meng tentu saja tidak akan tinggal diam atas perlakuan kalian, terlebih pangeran Feng pun akan turut andil karna telah menyerangku" kata Meng Yi Ran memperingati.

"Kau pikir kami datang kemari tanpa pertimbangan? Kami tidak sebodoh yang kau kira gadis sialan," geram seorang pria bertubuh kekar dan berwajah sangar nan menakutkan.

"Kami datang kemari sadar jika perbedaan kasta membuatmu jauh satu tingkat di atas kami, namun siapa yang peduli? Kami tetap akan menghancurkanmu meski kami tahu nyawa kami adalah taruhannya namun sebelum nyawa kami melayang, kami akan lebih dulu membunuh kalian semua!" Tambahnya menyeringai kejam.

Mendengar hal itu seketika wajah Meng Yi Ran pucat pasih. Sialan mengapa ia harus berada di keadaan segenti ini di saat perdana mentri Meng dan pangeran Feng tidak ada di kediamannya. Jika seperti ini terus ia benar - benar akan mati.

.
.
.
.
.

TBC

Sabtu, 3 Juli 2021

Akhirnya aku bisa nulis cerita ini lagi 🎉
Terimakasih buat kalian yang selalu sabar menunggu 😘❤

Feng Na Na [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang