Kedatangan Zilong di saat pangeran Feng Lang memerintahkan para prajurit kerajaan Feng untuk menangkap semua penghuni kediaman Meng tentu saja sedikit membuat Feng Lang terkejut. Padahal ia baru saja hendak melaporkan keberhasilannya pada kaisar Feng Rui. Namun melihat Zilong yang datang tiba-tiba, pangeran Feng Lang merasakan firasat buruk tentang kedatangannya.
"Yang mulia pangeran, hamba membawa pesan dari yang mulia kaisar" kata Zilong yang lantas di angguki pangeran Feng Lang.
"Katakan!" Perintah pangeran Feng Lang.
"Yang mulia kaisar meminta anda untuk menangkap para perdana mentri dan pejabat yang hendak melarikan diri. Saat ini para perdana mentri dan pejabat hendak ke dermaga" kata Zilong yang membuat pangeran Feng Lang merasa kesal.
Sejak awal pangeran Feng Lang telah kesal dan marah akan kejahatan perdana mentri Meng Lu. Kini kekesalan dan amarahnya kian bertambah saat perintah penangkapan para pengikut perdana mentri Meng Lu yang hendak melarikan diri.
Jujur saja pangeran Feng Lang sangat ingin istirahat sekarang. Ia lelah dan juga ngantuk. Namun saudaranya masih saja memberinya pekerjaan seenaknya. Harusnya kaisar Feng Rui meminta para prajurit khususnya saja. Bukankah lebih cepat di banding menyuruh ia?
"Mengapa tidak kau saja dengan prajurit khusus lainnya yang pergi menagkapnya?" Tanya pangeran Feng Lang terdengar ketus.
"Hamba sudah di perintahkan untuk mengambil alih pekerjaan anda di sini" jawab Zilong yang berhasil membuat pangeran Feng Lang mendengus.
"Tks. Mengapa gege selalu memerintah seenaknya. Apakah ia tak mengizinkanku untuk beristirahat meski sejenak?" Dumel pangeran Feng Lang lantas meninggalkan Zilong di kediaman perdana mentri Meng Lu.
Untuk kedua kalinya pangeran Feng Lang beserta para prajurit kerajaan yang menjadi rombongannya harus kembali membelah dinginnya malam. Kali ini jalan setapak yang mereka lalu tak seramai sebelumnya. Mungkin semua orang telah berbondong-bondong untuk tidur dan mengistirahatkan tubuh mereka yang lelah.
Malam semakin larut, dan suasana di sekitarnya perlahan mulai sepi seiring dengan perjalanan mereka memacu kuda menuju dermaga. Rumah-rumah penduduk yang mereka lalu kini telah gelap. Hal itu menandakan semua orang telah terlelap dalam tidurnya. Memikirkan hal itu membuat pangeran Feng Lang berkata "Paculah kuda kalian dengan cepat, agar kita juga bisa pulang dan beristirahat" katanya berusaha memotivasi para prajurit kerajaan.
Dengan semangat yang tersisa, dua puluh prajurit kerajaan yang menunggangi kuda bersorak. Mereka memacu kuda dengan cepat hingga tak terasa mereka telah sampai di dermaga kerajaan Feng yang tampak masih ramai akan aktivitas para pelayan yang berjualan di pinggir jalan dekat lautan.
"Berpencar dan tangkap para mentri dan pejabat yang berusaha kabur dari ibukota. Jika kalian merasa tidak mampu melawan mereka, mintalah bantuan prajurit daerah setempat" perintah pangeran Feng Lang yang dengan cepat di laksanakan para prajurit kerajaan.
Di saat pangeran Feng Lang dan prajurit kerajaan kembali menerima tugas dan perintah. Di sisi lain Zilong memasuki ruang kerja kaisar Feng Rui melalui cela jendela yang terbuka. Keberadaan Zilong sama sekali tidak di sadari oleh kaisar Feng Rui yang saat ini tengah menyelesaikan dokumen-dokumen pengajuan pengadilan sembari memantau pangeran Feng Lang melalui air suci yang di letakan dalam wadah. Dari pantulan air suci tersebut, kaisar Feng Rui mampu melihat dan memantau adiknya yang tengah menjalankan tugas dan perintahnya yang kedua kalinya malam ini. Saat kaisar Feng Rui mendongak, ia sedikit terkejut mendapati Zilong yang saat ini setia berlutut hingga kaisar Feng Rui menyadari keberadaannya.
"Zilong sejak kapan kau ada di situ?" Tanya kaisar Feng Rui tak mampu menutupi keterkejutannya.
"Menjawab yang mulia, hamba telah berada di sini lima belas menit yang lalu" jawab Zilong patuh.
Lima belas menit yang lalu dan kaisar Feng Rui baru menyadari kehadirannya jika ia tak mendongak. Jika saja Zilong adalah musuhnya, pemuda itu akan dengan mudah membunuhnya melihat betapa lengahnya ia saat ini.
"Zhen bersyukur kau adalah bawahanku yang berpegang teguh pada sumpah setiamu, jika saja kau mengkhianati Zhen detik ini juga, mungkin kau telah berhasil membunuh Zhen dalam waktu lima belas menit yang kau sebutkan sebelumnya" kata kaisar Feng Rui yang tentu saja mengejutkan Zilong.
"Yang mulia mengapa anda berkata demikian?" Tanya Zilong yang taj mampu menutupi nada terkejutnya. "Anda adalah sosok penyelabat bagi kami para prajurit khususmu. Tanpa memandang kasta anda menerima kami dan menjadikan kami orang-orang hebat nan berbakat seperti ini. Dalam diri hamba tak ada sedikit pun niat untuk mengkhianati anda. Sumpah setia yang hampa katakan waktu itu adalah harta berharga yang hamba berikan untuk anda" tambah Zilong berusaha meyakinkan kaisar Feng Rui.
"Zhen tahu" balas kaisar Feng Rui.
"Kau harus lebih belajar memaknai perkataan orang lain Zilong, kau tahu, Zhen sebelumnya memujimu. Hanya saja kau tampak begitu terkejut" tambah kaisar Feng Rui yang lantas membuat Zilong meminta maaf sembari menundukan kepalanya karna malu.
"Jadi apa yang kalian dapatkan?" Tanya kaisar Feng Rui mulai beralih ke topik pembahasan utama.
Zilong lantas bangkit dari tempatnya, ia lalu meletakan sebuah kotak berisi semua surat balasan dari Ji Jiao untuk perdana mentri Meng Lu. Zilong lalu menjawab "Kotak ini berisi surat balasan dari Ji Jiao untuk perdana mentri Meng Lu. Dalam surat mereka menjelaskan bagaimana mereka membunuh kaisar Feng Li dan kaisar Feng Long Wei" katanya.
Kaisar Feng Rui lantas mengangguk dan membuka kotak tersebut. Sebelumnya ia sudah tahu jika pangeran Feng Lang berhasil menemukan lemari rahasia milik perdana mentri Meng Lu di dalam ruang kerjanya. Hanya saja kaisar Feng Rui tidak tahu tulisan apa yang tertera dalam surat yang sempat adiknya tersebut baca hingga wajahnya tampak sangat marah.
Kaisar Feng Rui lantas mengambil salah satu surat yang berada di tumpukan paling atas surat - surat yang ada dalam kotak. Ia lantas membuka dan membaca surat yang tampak usang akibat termakan oleh waktu. Seketika raut wajah kaisar Feng Rui tampak tidak senang. Wajar jika pangeran Feng Lang sangat marah, perdana mentri Meng Lu dan sosok bernama Ji Jiao membunuh ayah mereka dan kaisar Feng Li menggunakan racun mematikan.
"Zilong apakah kau sudah mencari tahu siapa Ji Jiao ini?" Tanya kaisar Feng Rui yang lantas di angguki Zilong.
"Sebelum kemari hamba telah menyelidikinya. Ji Jiao adalah kakak dari istri perdana mentri Meng Lu, nyonya Ji Ah. Setelah kematian kaisar Feng Li dan kaisar Feng Long Wei sosoknya tiba-tiba menghilang. Namun setelah hamba selidiki lebih dalam, sosok bernama Ji Jiao tersebut masih berada di ibukota kerajaan Feng, dan saat ini ia berada di manor pangeran Feng Zhi Weng dan menjabat sebagai kepala pelayan dengan identitas baru yakni kepala pelayan Nang".
.
.
.
.
.TBC
Jumat, 24 September 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feng Na Na [END]
FantastikHal yang terakhir kuingat adalah kondisiku yang menggenaskan. Lantas bagaimana aku kembali bernafas dengan tubuh yang dibalut dengan hanfu putih yang mengingatkanku dengan pakaian tradisional zaman dulu. Melihat kondisiku yang masih bernafas, banyak...