"Mempelai pengantin wanita memasuki tempat resepsi pernikahan".
Alunan musik pengiring terdengar jelas, dengan langkah pelan aku memasuki halaman auta utama kerajaan Feng. Terhalang oleh sebuah kain merah yang menutup sebagian wajahku, hal yang dapat kulihat saat ini hanyalah karpet merah panjang yang akan membawaku tepat ditempat kaisar Feng Rui sekarang berada.
Meski tak tahu bagaimana indahnya dekorasi pernikahanku, serta berapa banyak orang yang kini menatapku. Saat ini aku hanya sedang berusaha melawan rasa gugupku dan berusaha tetap waspada mengingat ancaman dari teror yang kuterima lima hari terakhir menjelang pesta pernikahan dan penobatanku hari ini.
Di tengah perjalanan menuju tempat kaisar Feng Rui, suasana di sekitarku terdengar mulai ribut dan tak berselang berapa lama sebuah tangan mungil dengan kulit putih bersih kini berada di perutku dengan sebuah belati yang berhasil menancap di sana.
Aku tahu pada akhirnya akan seperti ini. Setidaknya aku telah mengantisipasi masalah ini akan terjadi dan hal yang perlu kulakukan saat ini hanyalah bersandiwara dan berpura-pura terluka.
Buk!
Semua orang terdengar histeris saat tubuhku jatuh dengan sebuah pisau yang menancap di perutku. Darah segar lantas keluar dan melumuri belati dan juga pakaian pengantinku. Aku merasa sedih saat harus mengorbankan pakaian seindah ini hanya untuk berpura-pura terluka, tapi aku sadar tidak akan ada yang namanya kebahagian atau sebuah kemenangan tanpa adanya pengorbanan.
"Apa yang kalian lakukan? Cepat tangkap nona muda Meng Yi Ran!" Teriak pangeran Feng Lang yang terdengar begitu murka dari kursi khusus pangeran kerajaan Feng.
Para prajurit kerajaan Feng dengan cepat mengepung Meng Yi Ran yang hendak berusaha lari. Para mentri dan pejabat, serta para nyonya bangsawan tidak percaya dengan apa yang dilakukan putri perdana mentri Meng Lu. Ia dengan terang-terangan berusaha membunuh putri mahkota Feng Na Na di depan banyak orang, perbuatannya jelas merupakan kejahatan besar. Hal yang sulit di percaya adalah ia merupakan seorang nona muda yang sering diagungkan di ibukota kerajaan Feng. Melihatnya berbuat demikian penilaian mereka pun mulai berubah.
Melihat putrinya bertindak dengan gegabah berhasil membuat perdana mentri Meng Lu seketika pucat. Ia mematung dan membisu seakan-akan jiwanya telah meninggalkan raganya saat ini. Para mentri yang merupakan pengikut mentri Meng Lu pun mengalami hal yang sama, mereka semua tampak linglung mendapati situasi yang sama sekali tidak ada dalam rencana mereka sebelumnya.
"Nona muda Meng Yi Ran sungguh gila, apa yang ia lakukan? Bukankah tindakannya sama saja menggali lubang kuburannya sendiri?" Tanya mentri Qi Dong yang ini tidak habis pikir dengan tindakan Meng Yi Ran.
"Aku tak tahu harus berkata apa-apa. Meski tindakannya dilakukan secara pribadi, yang mulia kaisar Feng Rui jelas tidak akan melepas kita para pengikut mentri Meng Lu" kata mentri Chun terdengar mulai putus asa.
"Tampaknya sekarang adalah riwayat kita juga" timpal mentri Zhu Jin yang langsung mendapat tatapan bertanya dari mentri Chun dan Qi Dong.
"Tks. Kau jangan menakutiku Zhu Jin!" Geram mentri Chun sama sekali tidak menyukai candaan mentri Zhu Jin.
"Aku sama sekali tidak bercanda. Apakah kalian tidak menyadari perubahan kaisar Feng Rui di atas sana?" Tanya mentri Zhu Jin.
Baru saja mentri Chun dan mentri Qi Dong memfokuskan tatapan mereka ke kaisar Feng Rui. Namun dalam sekejap junjungan mereka menghilang dan bagaikan sebuah angin yang berhembus, pria yang tadinya berada di atas teras aula utama kerajaan Feng kini telah berada di hadapan Meng Yi Ran yang terus meronta meminta di lepaskan oleh para prajurit.
"A-apa yang terjadi? Bagaimana yang mulia kaisar Feng Rui sudah berada di sana?" Tanya mentri Qi Dong seakan baru saja dilanda kebingungan sesaat.
"Aku juga tidak tahu. Awalnya ia masih di atas, namun dalam waktu sekejap ia berada di hadapan nona muda Meng Yi Ran" jawab mentri Zhu Jin.
Jawaban mentri Zhu Jin akhirnya menarik perdana mentri Meng Lu dari kelinglungan. Dengan cepat pria tua yang tampak masih pucat itu bergegas lari menghampiri kaisar Feng Rui yang kini memberi tatapan membunuh pada putrinya.
"Yang mulia kaisar Feng Rui, tolong maafkan putri hamba. Ia sama sekali tidak dalam keadaan sadar melakukan hal itu" mohon perdana mentri Meng Lu bersujud di bawah kaki kaisar Feng Rui.
"Tidak sadar?" Cemoh kaisar Feng Rui yang lantas membuat mentri Meng Lu berusaha berpikir keras alasan apa yang harus ia berikan untuk memperkuat argumennya sebelumnya.
"Benar yang mulia. Sebelumnya Meng Yi Ran tengah sakit. Insiden yang menimpanya beberapa waktu lalu telah membuatnya terguncang hingga saat hamba tahu hal itu, hamba pada akhirnya mengambil cuti selama seminggu. Menurut tabib kerajaan yang memeriksanya mengatakan mentalnya terganggu. Hamba mohon anda memaafkan putri hamba yang mulia" pinta mentri Meng Lu memohon dengan sangat.
Persetan dengan harga dirinya, saat ini ia hanya sedang berusaha menyelamatkan nyawa putrinya. Tak masalah jika kini reputasinya mulai semakin buruk, di tambah perbuatan yang dilakukan Meng Yi Ran ia sangat yakin jika akan banyak orang yang mulai menghindari atau bahkan merendahkan mereka setelahnya. Perdana mentri Meng Lu tidak peduli itu.
"Jika putrinya tengah mengalami gangguan mental, mengapa ia membawanya ke pesta ini? Seharusnya ia mengurung putrinya, jika perlu harusnya ia dipasung".
"Pantas saja pangeran Zhi Weng mulai jarang mengunjungi kediaman Meng, tunangannya sudah gila".
"Hal yang lebih gila lagi adalah mentri Meng Lu sendiri. Ia membawa orang gila ke mari".
Cemohan dari para nyonya bangsawan yang terang-terangan mengejek dan merendahkanya terus saja terlontar. Hal itu tentu saja membuah hati perdana mentri Meng Lu terbakar oleh kobaran api kemarahan.
"Ayah apa yang kau katakan? Aku sama sekali belum gila!" Teriak Meng Yi Ran menyuarakan protes dari penjelasan mentri Meng Lu yang seakan-akan mengumumkan ketidakwarasannya di hadapan banyak orang.
Meng Yi Ran tahu jika perdana mentri Meng Lu sedang berusaha menyelamatkannya, namun Meng Yi Ran sama sekali tidak suka dengan pembelaan yang di berika mentri Meng Lu pada kaisar Feng Rui.
Mentri Meng Lu mendongak menatap Meng Yi Ran yang masih meronta pada prajurit yang masih menahannya. Pria paruh baya itu lantas memberi tatapan tajam dengan aura membunuh. Tatapannya seakan-akan memerintahkannya untuk diam, namun Meng Yi Ran mengabaikan ancaman dari mentri Meng Lu.
"Aku sama sekali tidak gila. Aku melakukan hal ini sepenuhnya dalam keadaan sadar!" Aku Meng Yi Ran.
"Sebelumnya aku sudah memberitahukan yang mulia putri mahkota Feng Na Na dalam surat ancaman bahwa aku akan membunuhnya. Ia sudah mengetahui hal tersebut. Jadi semua ini bukan salahku. Salahkan saja dirinya yang tidak mampu menghindar dari seranganku" tambah Meng Yi Ran berusaha membela dirinya. Namun pembelaannya malah menyulutkan api kemarahan semua orang.
"Gadis gila. Apa yang kau pikirkan, bagaimana ia bisa menghindar di saat kedua matanya terhalang sebuah kain?" Teriak seorang nyonya muda bangsawan yang merupakan istri perdana mentri Shu An.
Para nyonya muda lainnya pun menyuarakan kemarahan mereka. Dengan kesal pun mereka melempari Meng Yi Ran dengan kue-kue yang di jamukan untuk mereka. Seketika aksi mereka terhenti saat kaisar Feng Rui mengeluarkan aura menakutkan.
Angin berhembus sangat kecang, semua orang pun menjerit ketakutan. Kaisar Feng Rui melangkah mendekati Meng Yi Ran. Setiap langkahnya, suara guntur bergemuru di langit yang mulai gelap mengiringinya. Kaisar Feng Rui menghempas para perajuritnya dengan sihir elemen angin. Hal itu jelas mengagetkan semua orang terutama Meng Yi Ran yang kini tinggal sendiri di hadapan kaisar Feng Rui.
"Zhen akan membunuhmu!".
.
.
.
.
.TBC
Selasa, 7 September 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Feng Na Na [END]
FantasíaHal yang terakhir kuingat adalah kondisiku yang menggenaskan. Lantas bagaimana aku kembali bernafas dengan tubuh yang dibalut dengan hanfu putih yang mengingatkanku dengan pakaian tradisional zaman dulu. Melihat kondisiku yang masih bernafas, banyak...