"Sampai kapan anda akan di sini, Yang Mulia Pangeran Feng Lang?" Tanyaku pada pangeran Feng Lang yang sampai saat ini masih terus mengawasiku.
Semenjak terlahir dan hidup kembali di dunia yang menyerupai kerajaan dinasti Ming, Zhao, dan kerajaan-kerajaan zaman dulu yang ku ketahui melalui buku sejarah atau pernah ku nonton karna di angkat menjadi sebuah drama kolosal atau drama fantasi.
Aku sadar kehidupanku telah berubah total. Aku yang biasanya hanya membantu ayahku di perusahaan kini harus belajar tata krama kebangsawanan, peraturan kerajaan, tugas seorang permaisuri, menejemen keuangan dan pemerintahan dalam istana dan masih banyak lagi yang harus ia pelajari dan semua yang ia lakukan berada dalam pengawasan pangeran kerajaan Feng.
"Sampai aku merasa cukup, mei mei" jawabnya yang berhasil membuatku mendengus.
Lagi dan lagi pangeran Feng Lang memberi jawaban seperti itu. Aku mendesah lelah berusaha menahan kekesalannya yang hendak meledak. Ku elus dadaku dan berusaha menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan seraya meyakinkan diri bahwa aku masih bisa bersabar sedikit lagi.
Setidaknya aku harus bersyukur, setelah kematian mengerikan di tangan pria brengsek yang berstatus tunanganku, aku di beri kesempatan kembali hidup meski di zaman atau bahkan di dunia yang sangat berbeda jauh dari peradabanku sebelumnya.
Membuyarkan lamunanku, aku lantas kembali melanjutkan bacaanku meski sejujurnya aku mulai merasa kantuk karna tulisan-tulisan di hadapanku yang tampak begitu membosankan.
Entah sejak kapan Guang memasuki kamarku, pemuda itu tampak menampilkan wajah datarnya seperti biasa. Ia melangkah bukan menghampiriku, melainkan melangkah menuju pangeran Feng Lang dan membisikan sesuatu.
Melihat tingkah keduanya aku lantas menaruh curiga, hal yang tentu saja pangeran Feng Lang sadari dari raut wajahku yang tampaknya sangat jelas menunjukan jika aku tengah mengamati mereka dengan tatapan dan perasaan curiga.
"Kau tidak perlu khawatir, yang Guang sampaikan adalah keberhasilanmu dua hari yang lalu mei-mei" jelas pangeran Feng Lang yang lantas membuatku mengernyit bingung.
"Keberhasilan apa yang anda maksud? Hamba merasa tidak melakukan sesuatu yang membuat hamba mendapat pencapaian dan keberhasilan" kataku bingung.
Pangeran Feng Lang terkekeh dengan perkataanku, ia lantas menjawab "Bukankah dua hari yang lalu kau membuat kegemparan dengan yang mulia kaisar Feng Rui dengan memberi klarifikasi pada para penduduk ibukota kerajaan Feng jika kau masih hidup?, tanya pangeran Feng Lang yang lantas ku angguki karna apa yang ia katakan memang benar adanya.
"Pagi ini para penduduk yang marah mengunjungi kediaman gadis muda yang memprovokasi mereka dan dari apa yang Guang sampaikan, ia di siksa dengan kejam dan di permalukan" Jelas pangeran Feng Lang.
"Apakah itu termasuk sebuah keberhasilan? Aku hanya memberi kebenaran dan pembuktian dari tuduhan palsu mereka. Terlebih aku hanya ingin membantu Yang Mulia Kaisar Feng Rui".
"Tentu saja itu bisa di sebut sebuah keberhasialan. Gadis muda yang di permalukan adalah musuhmu mei-mei. Bukankah sebelumnya yang mulia kaisar telah memberitahukan padamu tentang bagaimana ia mencelakaimu? Seingatku kemarin aku juga menceritakan dan memberitahukanmu semua yang ku tahu tentang gadis itu termasuk namanya, bukan?" Tanya pangeran Feng Lang yang membuatku kembali mengingat-ingat gadis yang pernah pangeran Feng Lang bahas dengannya.
"Aku tentu saja masih mengingat sangat jelas gadis muda yang anda katakan, seingatku namanya adalah Meng Yi Ran putri perdana mentri Meng, tunangan pangeran Feng Zhi Weng, bukan?" Tanyaku yang di angguki pangeran Feng Lang.
Kemarin, karna penasaran aku mencari informasi lebih lanjut mengenai sosok gadis muda yang begitu keji dan licik mempermainkan nyawa seseorang dengan menggunakan ilmu hitam. Aku tentu saja ingin bertanya lebih banyak pada kaisar Feng Rui, sayangnya kaisar Feng Rui terlalu sibuk dengan pekerjaannya dalam menangani pemerintahaan external kerajaan Feng. Alhasil akupun bertanya pada pangeran Feng Lang yang kemarin tampak tidak sibuk dan beruntungnya pangeran Feng Lang menceritakan dan memberitahukan semua yang ia ketahui tentang tunangan pangeran Zhi Weng, sepupunya.
"Berbicara mengenai di perlakukan dengan kejam dan di permalukan dengan rendah, bagaiman bisa para penduduk ibukota kerajaan Feng menerobos masuk ke kediaman perdana mentri Meng?", tanyaku. "Bukankah seorang perdana mentri juga memiliki penjagaan yang ketat, setidaknya ia punya pengawal dan penjaga yang memiliki kemampuan yang tinggi" tambahku yang membuat Guang tersenyum.
"Hamba merasa kagum dengan rasa penasaran anda yang mulia putri, hamba tidak menyangka hal sekecil ini pun dengan cepat anda sadari" ungkap Guang sungguh-sungguh.
"Mei-mei benar, mengapa mereka bisa masuk ke kediaman keluarga perdana mentri Meng dengan mudah?" Tanya pangeran Feng Lang yang juga baru menyadarinya.
"Tampaknya para penduduk menyelidiki dan mengetahui hari apa saja perdana mentri Meng tidak ada di kediamannya, sehingga mereka tanpa takut menerobos kediaman keluarga Meng yang saat ini penjagaan dan keamanannya kurang karna sebagian pengawal dan penjaga mengikuti perdana mentri Meng dan nyonya Meng keluar" Jawab Guang.
"Sekarang Meng Yi Ran telah mendapatkan hasil dari apa yang ia tabur" kata pangeran Feng Lang dengan nada puas.
.
.
.Menjelang sore perdana mentri Meng baru saja tiba di kediamannya bersama dengan nyonya Meng. Keduanya begitu terkejut saat menyaksikan kediaman mereka yang tampak hancur dan berantakan.
Barang-barang mereka berserakan di halaman, mulai dari perabotan, pakaian dan bahan makanan di hamburkan dan mengotori halaman kediaman keluarga Meng. Jejak kaki di setiap sudut ruangan dan koridor, serta sobekan dan goresan dan benda tajam di setiap dinding bangunan kediaman Meng membuat semua orang berpikir jika apa yang mereka lihat saat ini adalah perampokan.
Perdana mentri Meng terlalu terkejut hingga tubuhnya tak bergeming, sedangkan nyonya Meng yang melihat keadaan rumah mereka nyaris tidak sadarkan diri saking terkejutnya ia.
Belum hilang rasa terkejut bercampur kemarahan yang perdana mentri Meng rasakan, seorang penjaga yang bertugas menjaga kediaman selama mereka pergi menghampiri perdana mentri Meng dengan kaki pincang. Wajahnya tampak babak belur dengan luka lebam dan juga luka yang tampak masih basah, penampilannya yang mengerikan tentu saja semakin membuat peraduga mereka kuat jika kediaman Meng mengalami perampokan.
"Tu-tuan akhirnya anda kembali" kata pengawal itu dengan raut wajah seakan-akan meminta rasa iba dari junjungannya.
"A-apa yang terjadi? Mengapa kediamanku seperti ini?" Tanya perdana mentri Meng dengan suara tidak bersahabat.
"Ampuni ketidak mampuan hamba tuan, saat anda pergi tiba-tiba kami di serang para penduduk ibukota kerajaan Feng yang entah mengapa tampak sangat marah," jeda pengawal itu berusaha keras memilah kata yang baik untuk menjelaskan kondisi nona mudanya saat ini.
"Bagaimana bisa mereka marah?" Tanya perdana mentri Meng nyaris berteriak.
"Hamba tidak tahu pasti tuan, mereka datang memukul kami habis-habisan. Kami kalah jumlah sehingga tak mampu berbuat apa-apa, selain itu tampaknya para penduduk memiliki masalah dengan nona muda" jawab penjaga tersebut.
"Di mana Yi Ran?" Tanyanya dengan nada suara terdengar murka.
"Me-ngenai nona muda, saat ini nona muda tidak sadarkan diri setelah di siksa dan di permalukan para penduduk ibukota kerajaan Feng tanpa busana" jawab pengawal itu takut-takut.
.
.
.
.
.TBC
Rabu, 7 Juli 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
Feng Na Na [END]
FantasyHal yang terakhir kuingat adalah kondisiku yang menggenaskan. Lantas bagaimana aku kembali bernafas dengan tubuh yang dibalut dengan hanfu putih yang mengingatkanku dengan pakaian tradisional zaman dulu. Melihat kondisiku yang masih bernafas, banyak...