Seharusnya aku tahu jika lingkungan di kerajaan baik internal maupun external tidak ada yang sehat dan bersih. Namun meskipun aku tahu itu, aku masih saja sulit percaya jika kehidupan dalam kerajaan lebih mengerikan dari buku sejarah yang kubaca atau drama kolosal yang kunonton.
Bukan hanya sihir ilmu hitam yang begitu mengejutkan dan digunakan sebagai alternatif dalam membunuhku, tapi orang di balik kematianku dan adanya sihir ilmu hitam yang merenggut jiwaku di masa lalu adalah seorang gadis.
Meng Yi Ran. Meski belum mengetahui rupanya, namun dari cerita kaisar Rui yang dapat kutangkap. Gadis ini sangat licik dan berbahaya. Selain itu aku sangat yakin jika kematianku bukan hanya dilakukan seorang diri, tapi ada banyak pihak yang berada disisinya terlebih kaisar Rui menyebut "mereka". Itu berarti Meng Yi Ran tidak sendirian.
"Permaisuri"
"Permaisuri Na Na"
"Na Na!"
Teriakan kaisar Rui menyentakku dari lamunan. Aku lantas mengerjap sebelum menoleh menatap kaisar Rui yang kini menatapku dengan tatapan menyelidik, aku tahu ia pasti tengah menunggu aku menjawab mengenai apa yang tengah ku lamunkan.
"Maafkan hamba yang mulia, hamba sedang memikirkan bagaimana bisa seorang gadis melakukan kejahatan dengan menggunakan bantuan sihir ilmu hitam" kataku meminta maaf sekaligus mengakui apa yang sedang kupikirkan.
"Mengapa kau begitu terkejut, bukankah di masa depan sihir ilmu hitam juga masih ada?" Tanya kaisar Feng Rui di tengah perjalanan kami.
"Sihir ilmu hitam di masa depan telah langka atau bisa dikatakan telah punah. Mayoritas penduduk di masa depan lebih mengedepankan perkembangan teknologi dan menciptakan hal-hal yang baru. Sihir ilmu hitam mulai semakin redup, kepercayaan semua orang akan tahayul pun semakin berkurang dengan segala aktivitas yang begitu padat yang membuat semua orang perlahan lupa" jelasku
"Dari penjelasan permaisuri, aku begitu penasaran dengan kehidupan di masa depan" aku kaisar Feng Rui
"Kehidupan dimasa depan dan masa sekarang ini tidaklah beda jauh yang mulia. Di masa depan juga tidak kalah mengerikan dengan sistem politik dan pemerintahannya, hanya saja dimasa depan lebih maju dari masa sekang. Telah banyak alat dan robot yang di ciptakan sehingga pekerjaan yang dulunya dilakukan dengan tenaga sendiri, telah di ambil alih oleh alat-alat teknologi yang semakin maju" jawabku
"Bicara masa depan, bisakah kita berhenti sampai sini saja?" Tanyaku pada kaisar Feng Rui yang nampak bingung dengan pertanyaanku. Tahu dengan ekspresi yang kaisar Feng Rui berikan, akupun melanjutkan dengan berkata "membahas masa depan hanya mengingatkanku pada keluargaku, juga bagaimana tragisnya aku merenggang nyawa"
Kaisar Feng Rui memukul keningnya keras. Terlalu penasaran dengan kehidupan masa depan, ia sampai lupa bagaimana perasaan permaisurinya jika menceritakan tempat tinggalnya. Sedikit banyak kaisar Feng Rui tahu jika permaisurinya jelas merasa sedih dan juga marah serta kesal saat ini.
"Maafkan Zhen*" sesal kaisar Feng Rui
(Zhen = panggilan aku untuk kaisar)
Aku lantas menggeleng seraya berkata "tidak masalah" saat ini aku tahu kaisar Feng Rui sepenuhnya tidak menyadari tindakannya, dan aku tak seharusnya begitu menyalahkan sosoknya yang begitu penasaran dengan masa depan, sebab bagaimana pun akulah yang memulainya terlebih dahulu.
Kaisar Feng Rui hanya mengangguk mengerti, ia tak ingin memastikan jika perasaan putri mahkotanya baik-baik saja. Sebab kaisar Feng Rui takut jika calon permaisurinya semakin sedih karna perkataan dan pertanyaannya.
Suasana hening menyelimuti perjalanan keduanya, tak ada dari mereka yang ingin bersuara, mungkin karna alasannya sama-sama ingin menjaga perasaan. Kaisar Feng Rui tak ingin membuat putri mahkota Feng Na Na sedih, sebaliknya aku tak ingin kaisar Feng Rui merasa bersalah karna rasa penasarannya.
Merasakan atmosfir dingin yang kini menyelimuti, aku pada akhirnya mendesah. Aku tak menyukai suasana canggung dan dingin ini, dan pada akhirnya aku pun berhenti berjalan dan hal itu membuat kaisar Feng Rui pun berhenti melangkahkan kakinya di jalan setapak menuju kediamanku.
"Yang mulia hamba baik-baik saja. Mungkin karna terbawa suasana, aku sempat sedih saat memikirkan keluargaku dimasa depan, tapi sekarang aku baik-baik saja. Tolong jangan menyalahkan diri anda hanya karna suasana hatiku yang melankolis" pintaku yang sesaat membuat kaisar Feng Rui terkejut karna apa yang kukatakan tepat sasaran. Kaisar Feng Rui merasa ia bersalah karna rasa penasarannya dan lupa jika rasa penasarannya pada masa depan akan membuat putri mahkotanya bersedih.
"Zhen minta maaf" sesal kaisar Feng Rui yang entah mengapa membuatku kesal.
"Yang mulia.. anda sama sekali tidak bersalah. Berhentilah meminta maaf karna hal itu hanya membuatku kesal" aku-ku yang bahkan saat ini aku tak takut menunjukan dan menampakan rasa kesalku pada sang penguasa kerajaan Feng.
Tanpa kusadari kaisar Feng Rui berhasil menarikku hingga aku menubruk tubuhnya yang kekar, ia lalu merangkulku dalam pelukan hangatnya seraya berkata "Jika kata maafku membuatmu kesal, maka Zhen tak akan pernah berhenti meminta maaf padamu. Biarlah kau kesal padaku, tapi tolong jangan pernah menyuruhku berhenti meminta maaf, karna hanya padamu aku selalu melakukan hal itu"
Deg.
Deg.
Deg.
Oh Tuhan, apa yang pemuda ini katakan, mengapa ia berhasil membuat jantungku berdebar sangat kencang, dengan kedua pipiku yang tiba-tiba terasa panas. Apakah aku telah jatuh cinta padanya?
.
.
.
.
.TBC
Kamis 11 Februari 2021
Author note :
Tak pernah bosan aku mengingatkan, "Bacalah cerita ini selama masih on-going, sebab apabila telah tamat, ceritanya akan aku hapus demi kepentingan penerbitan" Jadi bukan kalian jangan nunda waktu tunggu sampai tamat, aku tidak sebaik itu untuk menunggu kalian hingga selesai baca cerita ini 🤧.
Mungkin hanya itu yang mau aku sampaikan, terimakasih atas dukungan kalian semua sampai saat ini, terimakasih karna masih setia menunggu meski kemarin aku sempat hiatus lama 😭. Intinya terimakasih untuk cinta kalian terhadap tulisan-tulisan absurdku ini, terimakasih dan aku juga cinta kalian semua ❤
#Baekhyun_G
Ig. @yung379_
@Conan Corner
KAMU SEDANG MEMBACA
Feng Na Na [END]
FantasyHal yang terakhir kuingat adalah kondisiku yang menggenaskan. Lantas bagaimana aku kembali bernafas dengan tubuh yang dibalut dengan hanfu putih yang mengingatkanku dengan pakaian tradisional zaman dulu. Melihat kondisiku yang masih bernafas, banyak...