Bab 24

1K 132 4
                                    

Tak ada yang meyangka akan begini akhirnya. Awalnya para penduduk ibukota Feng tak berpikir jika yang mulia kaisar Feng Rui dan putri mahkota Feng Na Na akan langsung turun tangan dan berdiri dihadapan mereka saat ini. Awalnya mereka berpikir jika yang mulia kaisar Feng Rui dan putri mahkota Feng Na Na hanya akan menemui mereka dari menara pengawas gerbang utama istana, tapi apa yang mereka pikirkan jelas melenceng dengan keberadaan dua penguasa di hadapan mereka yang berhasil membuat mereka bungkam dan tak berkutik.

Sosok gadis yang tengah dibasahi bulir - bulir keringat yang nampak berkilau di terpa cahaya matahari sore sangat memukau. Meskipun sosok gadis itu berpenambilan biasa saja, namun aura bangsawan yang ia miliki, serta pesona yang ia pancarkan membuat para penduduk ibukota Feng yakin jika sosok itu adalah putri mahkota Feng Na Na.

Sekalipun sangat jarang menampakan diri di khalayak ramai, tapi ingatan para penduduk ibukota Feng tidak akan pudar mengenai sosok gadis yang berhasil merebut hati kaisar Feng Rui. Sejarah dan sosoknya masih tersimpan jelas dalam ingatan para penduduk ibukota kerajaan Feng.

"Beginikah cara kalian berterima kasih pada pengguasa yang memperjuangkan kemakmuran dan kesejahteraan kalian?" tanya kaisar Feng Rui dengan nada suara dingin dan datar.

"Tidakah kalian memiliki perasaan memaksa putri mahkota Na Na datang secara sukarela kemari meskipun ia masih dalam proses pemulihan hanya karna keributan yang kalian ciptakan?" tanya kaisar Feng Rui lagi  yang entah mengapa berhasil membuat mereka bungkat dan merasakan ulu hati mereka seakan diremas dan memberikan rasa sesak.

Penampilan putri mahkota Feng Na Na yang saat ini nampak sangat biasa, tanpa riasan tebal, tanpa pakaian kebesaran serta raut wajahnya yang menampakan ekspresi lelah membuat mereka seketika merasa bersalah. Terlebih lagi pernyataan kaisar Feng Rui yang menuduh mereka seperti penjahat yang menganiaya putri mahkota Feng Na Na yang berasa di posisi seorang korban semakin membuat rasa bersalah mereka semakin besar.

"Zhen telah berdiri disini bersama putri mahkota Feng Na Na, bukankah hal itu sudah cukup untuk memberi bukti atas keraguan kalian?" tanya kaisar Feng Rui lagi yang membuat semua penduduk ibukota Feng menunduk.

"Awalnya kalian berpikir jika kalian hebat, kalian pandai dan terpelajar sehingga hanya dengan provokasi seorang gadis muda, kalian dengan mudahnya menunjukan kemarahan yang dengan terang - terangan mengambil tindakan protes pada pihak kerajaan. Alasan kalian yang tak berdasar dan hanya dilandaskan oleh hasutan seorang gadis muda membuat kalian datang kemari dan mempermalukan diri sendiri," -- kaisar Feng Rui menjeda sesaat seraya mengambil nafas, ia lantas menatap sekumpualan penduduk ibukota Feng dengan tatapan datar. Senyum licik tercipta tatkala sebuah rencana yang ia susun secara singkat akan membalikan keadaan yang akan membawa kehancuran pada Meng Yiran yang telah berani - benari bermain - main dengannya.

Kaisar Feng Rui menggeleng dramatis -- "Sulit dipercaya. Tidakah kalian sadar jika gadis muda yang telah berhasil memprovokasi kalian saat ini beranggapan jika kalian terlihat sangat jelas jika kalian sebenarnya hanyalah sekumpulan orang - orang bodoh yang telah berhasil ia tipu dan dijadikan kambing hitamnya. Sungguh hal yang sangat memalukan di bodohi oleh satu gadis muda, padahal perbandingan jumlah kalian lebih besar" tambah kaisar Feng Rui menyindir para penduduk ibukota kerajaan Feng dengan tajam setelah menyadarkan mereka semua dari permainan yang Meng Yiran ciptakan.

Mendengar perkataan kaisar Feng Rui, perlahan kerumunan penduduk ibukota kerajaan Feng berbalik pergi dengan kemarahan. Raut wajah mereka bahkan lebih gelap dari sebelumnya. Amarah mereka tak terbendung sehingga dengan kasar beberapa penduduk menghacurkan beberapa barang di pinggir jalan raya setapak menuju kerajaan.

"Meng Yiran, kau bebar - benar telah memilih lawan yang salah" gumam kaisar Feng Rui menatap kepergian para penduduk ibukota Feng yang perlahan semakin menjauh dari pandangannya.

"Yang mulia.."

"Yang mulia kaisar!"

Terlalu lelah memanggil dengan suara pelan, aku memilih berteriak agar menyadarkan pria tampan yang ada di sisiku dari lamunannya. Tentu saja aku tahu tindakanku tidaklah sopan dan melanggar peraturan kerajaan. Aku sadari hal itu, namun aku tak punya pilihan lain selain berteriak untuk menarik kesadarannya dan memfokuskan pandangannya hanya untuk tertuju padaku.

Kaisar Feng Rui jelas tersentak dari keterkejutan karna teriakanku, ia lantas menatapku dengan kening yang berkerut bingung.

"Putri mahkota Feng Na Na, apakah kau baru saja berteriak pada Zhen?" tanyanya tak lupa memberikan tatapan menyelidik.

Aku dengan cepat menunduk dalam, dan tak lupa meremas - remas penuh ketakutan ujung hanfu yang ku kenakan. "Maaf atas kelancangan hamba yang mulia, ha-hamba tidak tahu harus bagaimana lagi untuk menyadarkan anda dari lamunan," akuku "Hamba terlalu penasaran dengan sosok gadis muda yang memprovokasi para penduduk ibukota Feng sehingga bersikap lancang seperti ini, tapi hamba begitu penasaran dengan sosok gadis muda itu, apakah anda tahu?" tanyaku lantas mendongak dan menatap langsung kedua mata kaisar Feng Rui yang setajam tatapan burung rajawali.

"Apakah kau sekarang mulai beradaptasi dengan masalalu? Mengapa proses adaptasimu begitu cepat hingga Zhen tidak percaya dengan pertanyaanmu sore ini" kata kaisar Feng Rui tabjuk.

"Apakah aku tidak boleh berkembang dengan begitu pesat?" tanyaku dengan bibir yang cemberut.

"Zhen tidak punya hak untuk melarangmu, lagian meskipu Zhen melarangmu, kau tetap saja akan melanggarnya bukan?" tanyanya balik yang entah mengapa aku dengan refleks memberi anggukan sebagai tanda mengiyakan pertanyaan kaisar Feng Rui.

"Lakukan apa yang ingin kau lakukan, selama itu bisa memuaskan rasa penasaranmu -- jeda kaisar Feng Rui yang memberiku tatapan lembut yang berhasil memberi kehangatan dalam hatiku dengan debaran jantung yang kini berdetak sangat cepat -- tapi satuhal yang perlu kau hindari adalah gadis muda yang menjadi provokasi hari ini dan para pengikutnya. Dia adalah gadis licik dan jahat, dan kau harus menghindarinya sebisa mungkin. Zhen takut mereka akan kembali mencelakaimu seperti sebelumnya" tambah kaisar Feng Rui dengan nada suara yang serius.

"Mencelakaiku seperti sebelumnya? Tunggu, apakah kematian Feng Na Na dari masalalu ada sangkut pautnya dengan gadis itu?" tanyaku dengan tatapan tidak percaya.

Kaisar Feng Rui hanya mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaanku, dan aku yang melihat hal itu masih sulit percaya dengan kenyataan yang kaisar Feng Rui sampaikan padaku hari ini.

"Sebagai seorang putri mahkota, aku pasti di beri fasilitas penjagaan yang sangat ketat. Lantas bagaimana mereka bisa membunuhku? apakah mereka membuat keributan sebagai pengalihan agar bisa menyusup dan membunuhku seperti drama kolosal yang sering ku nonton?" tanyaku yang di balas gelegang oleh kaisar Feng Rui.

"Jika rencananya seperti itu, prajurit khususku masih bisa membasmi mereka, jika kefokusan prajurit kerajaan yang menjagamu teralihkan dengan keributan" jawab kaisar Feng Rui yang jelas terdengar masuk akal.

"Lantas bagaimana mereka berhasil membunuhku?" tanyaku cukup penasaran.

"Mereka menggunakan sihir ilmu hitam" jawab kaisar Feng Rui yang membuatku terbelalak kaget.

"A-apa?"

.
.
.
.
.

TBC

Sabtu, 26 Desember 2020

Feng Na Na [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang