Sore ini aku bertekad untuk melakukan olahraga. Olahraga yang kulakukan tidaklah berat, sebab aku sadar jika kehidupan di masa depan dan masa lalu sangat jauh berbeda. Aku hanya bisa memanfaatkan alat seadanya, sedangkan jika di masa depan, aku hanya perlu ke pusat kebugaran dan semua alat fitnes akan menyambut kedatanganku.
Sore ini aku berencana untuk berlari sore, itupun hanya memutari istana kerajaan Feng. Mungkin hanya satu atau setengah putaran. Sebab kerajaan Feng sama dengan kerajaan - kerajaan besar yang selalu di pertontonkan dalam drama kolosan dan fantasy yang kerap kali ku nonton di masa depan.
Kerajaan Feng tidak kalah luas dengan bangunan kerajaan peninggalan sejarah yang pernah ku kunjungi saat wisata, mungkin kerajaan Feng lebih besar dari kerajaan yang telah menjadi aset negara, budaya dan wisata yang ada di ibukota China. Sebab bangunan - bangunan kerajaan di ibukota China hanya sebagaian dari kerajaan Feng. Mungkin dulu besar kerajaan yang ada di masadepan kini sama besar dengan kerajaan Feng, hanya saja ada beberapa bangunan yang telah roboh dan rusak sehingga hanya tersisa sebagian bangunan.
"Yang mulia, ini hanfu yang anda minta"
Suara Guang Li menyentakku dari lamunan. Aku yang saat ini tengah menikmati kudapanku nyaris saja tersedak. Aku segera meraih cangkir berisi teh melati di atas meja, meminumnya dengan kasar dan menaruhnya dengan cepat. Aku tahu perbuatanku jelas berhasil membuat para dayang dan kasim terkejut, dan hal itu jelas kusadari saat mereka dengan jelas menampakan ekspresi wajah mereka.
"Kue kering yang ku makan tersangkut di tenggorokanku, apakah kalian memintaku untuk tetap bersikap anggun disaat aku nyaris tersedak?" tanyaku yang semakin membuat mereka terkejut.
"Ya .. yang mulia kami tidak bermaksud begitu!" kata seorang kasim muda dengan nada suara yang terdengar takut.
"Sayangnya raut wajah kalian menampakannya begitu jelas" jawabku lalu menoleh kearah Guang Li dan mengambil pakaian yang ku minta.
"Ampun yang mulia putri mahkota, kami bersalah" ucap mereka serentak.
"Bangunlah, aku tak akan menghukum kalian hanya karna masalah kecil seperti itu" perintahku mengalihkan pandanganku pada para pelayan yang kini tengah beranjak bangun dari sujud mereka.
"Tolong bersihkan sisa piring - piring kotor yang ada di meja, aku ingin berlari - lari mengelilingi istana. Jika ada apa - apa kalian hanya perlu mencari Guang Li, ia akan ikut bersamaku" tambahku meninggalkan mereka memasuki ruang ganti di mana dalam ruangan ganti terdapat lemari - lemari pakaian, perhiasan dan sepatu milikku. Tak salah bukan jika aku mengatakan milikku? Bagaimanapun baik Feng Na Na dari masalalu, ataupun aku dari masa depan adalah orang yang sama.
Aku hanya membutuhkan waktu yang singkat untuk menganti pakaianku. Rasanya sangat nyaman mengenakan hanfu modern dengan bawahan celana. Memakai pakaian resmi putri mahkota dengan mengenakan hanfu terusan yang berlapis - lapis membuatku kesulitan bergerak.
Beruntungnya aku datang di masa dimana ibukota dan kerajaan Feng sudah sedikit maju dan berkembang, sehingga tak hanya menjual hanfu terusan, tapi juga menjual hanfu dengan bawahan celana. Untungnya saat ini pihak kerajaan juga telah meniadakan pemakaian celana untuk wanita, sehingga sekarang baik wanita pun bisa memakan hanfu dengan bawahan jelanan yang mana lebih memudahkan untuk bergerak.
"Guang Li maaf membuatmu menunggu lama" kataku saat baru saja keluar dari kamarku dengan penampilan santai yang membuat orang - orang yang berada di halaman depan kamarku tercengan.
"Mengapa kalian memandangku seperti itu? Apakah penampilanku saat ini terlihat aneh?" tanyaku yang langsung di balas gelengan.
"Bukan yang mulia" jawab seorang dayang muda
KAMU SEDANG MEMBACA
Feng Na Na [END]
FantasyHal yang terakhir kuingat adalah kondisiku yang menggenaskan. Lantas bagaimana aku kembali bernafas dengan tubuh yang dibalut dengan hanfu putih yang mengingatkanku dengan pakaian tradisional zaman dulu. Melihat kondisiku yang masih bernafas, banyak...