28. Bibit PHO

3.3K 123 1
                                    

HAPPY READING HONEY

AND I<3

•••(✿)•••

"Guys, gimana kalo kita hari ini nongkrong di cafe holiday?" Saran Vian.

"Gue yang teraktir deh," lanjutnya.

"Boleh juga tuh, kapan lagi kita di traktir!" Kata Sean antusias.

"Mantep tuh, disana katanya juga banyak cewek cantik," Leo mengerling genit. 

"Cewek mulu yang di pikirin. Katanya mau merjuangin Laura? Emang bangsat lo." Sarkas Arga.

"Waduh, jangan langsung di ulti gitu dong bang Arga!" Sean terkekeh lalu menepuk pundak Leo, menguatkan. 

Leo cengengesan, ia tidak sakit hati sama sekali. "Laura tetap di hati kok bang, tapi sesekali kita juga harus nyegerin mata."

"Alasan aja Malih. Lau, pokoknya lo jangan sampai mau sama Leo ya!" Kompor Sean.

"He'um, gue juga nggak tertarik." Jawaban Laura membuat seringai Sean melebar. Ia sangat puas menikmati wajah nelangsa Leo.

"Awas jatuh cinta sama Leo, Lau!" Peringat Marli datar.

"Gak bakal." Elak Laura dengan yakin. 

"Batu banget kalo di bilangin,"

"Si Marli ada bener nya, Lau. Siapa tau lo sama Leo dari benci jadi cinta? Kita 'kan nggak ada tau kalo udah jodoh." Sahut Lisa sedikit bijak.

"Jangan sampai kayak sinetron 'aku membenci temanku dan akhirnya aku juga yang jatuh cinta'. Amit-amit deh, gue ketawa paling kenceng kalo emang jadi kenyataan." Ujar Ara tertawa renyah.

Laura bergidik, merasa horor mendengar ucapan Ara. "Amit-amit, jangan sampai deh."

Lisa terkekeh dibuatnya. "Amin-amin kali?"

"Alhamdulillah, akhirnya ada juga yang mau belain gue." Ucap Leo dramatis.

"Heh, mereka belaian lo gara-gara kasian liat lo ditolak mulu sama Laura. Jangan kepedean deh maka nya." Sewot Sean menjitak dahi Leo.

"Astaga, lo itu temannya siapa sih? Kok nggak pernah dukung gue? Herman deh."

"Heran anjirr heran! Emosi gue lama-lama kalo kaya gini,"

"Emosi mulu lo, cepat mati baru tau."

Sean melotot tak terima. "Lo nyumpahin gue cepet mati, hah?!"

"Gue nggak nyumpahin. Gue itu cuma bilang kalo lo marah-marah mulu, lo bakalan cepet mati. Siapa tau lo kena serangan jantung, 'kan?" Sangkal Leo.

"Itu barusan lo ngedoain gue, ya anjing!" Kekesalan Sean sudah di ubun-ubun.

"Enggak lah anjirr. Gue itu cuma bilang siapa tau lo ke___"

"Stop kak! Kalian berdua gak bosen ribut mulu? Gue sama yang lain udah bosen liat nya, kak. Kapan kita pergi nya kalo kalian ribut kaya anak kecil gini?" Sela Jeje memotong ucapan Leo tanpa rasa takut.

"Si Jeje galak bener dah," gumam Leo.

"Iya anjirr," sahut Sean yang ternyata mendengar gumaman Leo.

"Gue denger ya, kak!" Geram Jeje.

Sean dan Leo kompak cengengesan.

"Piece ya, Je."

"Gue mau kalian berdua janji nggak bakal ribut lagi!" Titah Jeje

Elbryan (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang