HAPPY READING HONEY
AND I<3
•••(✿)•••
Keesokan harinya sekolah di buat gempar dengan Bryan dan Chika. Berangkat bersama ke sekolah.
Mereka tentunya heran karena Bryan dan Marli kabarnya baru seminggu menjalin hubungan. Kini seperti renggang, akibat Chika yang berada di samping Bryan dan tidak melepaskan rangkulan tangannya.
Seolah-olah Bryan adalah miliknya.
"Eh, itu bukannya si Chika ya? Kok bisa berangkat bareng Bryan?" Bisik seorang cewek yang memegang kipas.
"Enggak tau deh, si Chika nya kali yang gatel!" Sahut nya asal.
"Kurang apa coba si Marli? Bryan buta apa gimana, kok gak bisa bedain mana yang serbuk berlian mana yang daki monyet?" Ucap gadis bersweater kuning.
"Paling juga di pelet!"
Mereka tertawa sarkas mendengar celetukan yang dilontarkan oleh teman se-geng nya.
Sebenarnya Bryan dan Chika muak mendengar ucapan mereka semua. Namun, Bryan tak menghiraukan hal tersebut.
Chika pun demikian. Walaupun kuping nya sudah terasa panas, ia terus memasang wajah angkuhnya dan tetap menggelayuti lengan Bryan.
"Mukanya tebel, kaya tembok!" Ejek Sinta si cewek yang menggunakan kipas dengan suara yang sengaja di besarkan.
Tin tin..!
Terlihat sebuah mobil sport jenis Lamborghini keluaran terbaru memasuki pelataran parkir SMA Pelita Jaya. Warna Hitam mengkilap nya nampak sangat elegan.
Semua orang memperhatikan siapakah sesosok murid disini yang membawa mobil mewah tersebut.
Dari harganya dan jenisnya pun semua orang dapat menebak bahwa yang memiliki mobil tersebut bukanlah dari kalangan biasa.
Bak adegan slow motion, Marli keluar dari pintu pengemudi dengan kacamata hitam yang bertengger manis di hidung mancungnya.
Rambut kecoklatan nya yang tertiup angin menambah kesan dramatis tersendiri.
Dapat Marli lihat bahwa semua orang terpesona terhadap penampilannya. Ia menatap datar itu semua, termasuk Chika yang kini menatapnya dengan tajam penuh emosi.
Bukan warga +62 namanya jika tidak membicarakan orang lain. Sebagian ada yang mencibir dan sebagian lagi ada yang memuji Marli untuk menjalin hubungan baik agar status mereka kuat dan terkenal.
Beberapa kali gadis itu berdecak malas karena kehebohan yang terjadi.
Ia melanjutkan langkahnya menuju kelas dengan raut wajah datar andalannya.
Namun, sebelum itu. Marli sempat memberikan kode lewat lirikan matanya kepada Bryan. Sebab, Bryan dan Chika menatap kearahnya.
Dengan wajah datarnya, Bryan mengangguk pelan. Mengerti dengan kode yang di berikan gadisnya.
Setelah memberikan Bryan kode yang sama sekali tidak disadari semua orang, Marli bergegas pergi dan menghilang di belokan koridor.
Karena Marli sudah tak terlihat lagi. Bryan lantas menghempaskan tangan Chika dengan kasar. Meninggalkan Chika yang menghentakkan kakinya kesal karena di tinggal sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elbryan (Tahap Revisi)
Novela Juvenil"Mau nggak mau, suka nggak suka, lo sekarang jadi pacar gue!" "Gue enggak suka di paksa!" "Gue juga enggak suka di bantah," Mata gadis itu memicing sinis, menatap tak suka kearah lelaki yang baru saja mengklaim dirinya dengan seenak jidat tersebu...