Saat ini Bryan dan Queen sedang bertemu di sebuah kafe tanpa sepengetahuan para sahabat mereka berdua.
"Babe aku mau bicarain hal yang serius sama kamu" ucap Queen menatap serius wajah Bryan.
"Apa babe?" Tanya Bryan dengan raut wajah yang serius.
"Aku mau kita putus" ucap Queen menatap lekat wajah Bryan.
"Aku nggak mau kita putus" tolak Bryan mengeraskan rahangnya.
"Hey tenang dulu babe, maksud aku bukan putus beneran kok" ucap Queen mengelus rahang Bryan yang mengeras.
"Gimana sih aku nggak ngerti babe" ucap Bryan yang sudah tenang.
"Iya, aku mau kita putus tapi cuma di hadapan mereka semua terutama 'dia' dengan begitu kita dapat mengetahui siasat apa yang sedang 'dia' buat karena nanti itu bakal jadi tugas kamu buat ngawasin gerak-gerik 'dia' " cerocos Queen panjang lebar.
"Kok aku sih yang harus ngawasin 'dia' kenapa nggak aku suruh anak buah aku aja buat awasin 'dia' soalnya aku itu nggak mau deket-deket sama 'dia' babe" protes Bryan mencebikkan bibirnya.
"Kamu cukup ngawasin 'dia' di sekolah kalo kegiatan 'dia' yang lain kamu suruh aja anak buah kamu buat mantau'dia' tapi rencana ini cuma kita yang tau sama anak buah kamu yang ngawasin'dia' kalo sampai bocor aku takut ada penghianat" ucap Queen.
"Huft aku kira aku yang bakal ngawasin'dia' kemanapun 'dia'pergi, nanti aku hubungin anak buah aku yang udah aku percaya banget supaya rencana kita nggak bocor" ucap Bryan.
"Satu lagi kalo kita disekolah kamu harus bisa jaga jarak sama aku seolah kita emang beneran putus dihadapan yang lain" ucap Queen.
Bryan pun mengangguk paham dengan rencana kekasihnya itu.
"Mending sekarang kita senang-senang dulu aku kan nanti nggak bisa bucin bareng kamu lagi babe" usul Bryan.
Queen tersenyum menanggapi usulan kekasihnya itu karena ia pasti merindukan kekasihnya yang sangat bucin itu.
*****Keesokan harinya di sekolah saat jam istirahat berlangsung murid-murid di kejutkan dengan berakhirnya hubungan kedua moswanted yang selalu terlihat mesra di manapun.
Mereka semua terkejut mendengar fakta yang menyebabkan berakhirnya hubungan antara Marli dan Bryan pasangan es batu yang selalu menebar kebucinan mereka.
Tepat di tengah lapangan Queen dan Bryan berdiri, sama-sama menatap datar satu sama lain tetapi didalam hati mereka ingin tertawa mengingat dimana momen mereka resmi jadian.
"Hmm momen lucu Bryan maksa gw buat jadi pacarnya, hahaha padahal dulu gw nolak secara terang-terangan tapi sekarang gw malah bucin banget sama dia entah apa yang merasuki ku" batin Queen tertawa geli mengingat momen mereka meskipun wajahnya saat ini sangat datar tapi percayalah dia ingin tertawa saat ini juga.
"Kalo di pikir lucu juga gw maksa Marli buat jadi pacar gw, kenapa gw dulu nggak malu ya nembak Marli dihadapan semua orang? Tapi sekarang gw juga bucin banget sih sama Marli emang pesona gadis ku itu sangat kuat" batin Bryan memikirkan dirinya sendiri.
Bryan juga menatap intens wajah Queen yang ada dihadapannya itu. Dia dapat melihat Queen menahan tawanya tetapi ditutupi oleh wajah datar andalannya.
"Apa yang sebenarnya dipikirkan gadisku itu sampai dia menahan tawanya?" Batin Bryan bertanya-tanya.
"Aku mau kita putus" ucap Bryan datar membuat semua orang di pinggir lapangan terdiam mendengar perkataannya.
Bisik-bisik mulai terdengar setelah Bryan mengucapkan kata putus karena mereka semua tidak pernah melihat Bryan dan Queen bertengkar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elbryan (Tahap Revisi)
Fiksi Remaja"Mau nggak mau, suka nggak suka, lo sekarang jadi pacar gue!" "Gue enggak suka di paksa!" "Gue juga enggak suka di bantah," Mata gadis itu memicing sinis, menatap tak suka kearah lelaki yang baru saja mengklaim dirinya dengan seenak jidat tersebu...