Sudah tamat, tapi jangan lupa untuk tetap vote dan comment setelah membaca yaaaaa💞😊
-Selalu ada hal yang tak terduga disetiap jalan hidup yang kita pilih-
"Sumpah, ya. Semenjak ketemu lagi sama lo, ketenangan hidup gue ilang seketika." -Jaedan
"J...
[This part gonna be 2 parts and longer than before]
[BRIAN POV]🌼
Baru banget gue pulang dari restoran, hari ini lagi banyak banget pengunjung. Jadi gue inisiatif buat ikut terjun langsung ke lapang buat bantu-bantu dari mencatat pesanan sampai bantu menyajikan makanan di meja pemesan.
Ya daripada cuma diam doang di ruangan, yang ada gue makin larut sama pikiran gue nanti.
"Binaaa?" Panggil gue setelah menutup pintu.
Nggak ada sahutan. Ya jelas, ini jam 11 malam dan gue baru pulang. Padahal biasanya jam 7 atau jam 8 sudah di rumah.
Bina pasti sudah tidur.
Sebelum ke kamar, gue ambil sebotol air dingin dari kulkas sambil berusaha mendinginkan pikiran gue.
Setelah itu gue ke kamar, gue mau berendam yang lama rasanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bina?" Ternyata wanita berbadan dua yang tadi gue panggil belum tidur.
"Eh, Brian? Baru pulang?"
"Iya, baru aja. Kok belum tidur? Tadi aku panggil dari depan nggak ada yang nyahut, aku kira kamu udah tidur."
"Nggak, belum bisa tidur. Mungkin tadi aku lagi di kamar mandi, jadi nggak kedengeran."
"Yaudah, aku mandi dulu ya?"
"Aku bikin air panasnya dulu, ya?"
"Nggak usah. Aku lagi pengen mandi air dingin."
"Tapi ini udah malem, Bri. Nanti masuk angin."
"Tenang aja," ucap gue sambil mengusap sekilas bahunya. Kemudian gue langsung ambil handuk dan masuk ke kamar mandi.
Niat mau berendam yang lama, tapi kayaknya nggak jadi. Karena gue tahu kenapa Bina belum tidur. Dari semenjak hamil, tingkat manja dia naik drastis. Apalagi semenjak masuk bulan keenam, Bina jadi punya kebiasaan baru. Bina nggak akan bisa tidur kalau belum gue usap-usap.
Ini nggak tahu antara memang Bina yang lagi pengen dimanja, atau emang anak gue yang manja atau mungkin dua-duanya? Yang jelas sih, dengan senang hati gue memanjakan keduanya.
Selesai mandi, masih dengan handuk yang melilit dipinggang, gue nyari piyama tidur gue di lemari.
"Bri, nyari piyama? Nih, udah aku siapin," ucap Bina sambil memberikan piyama yang udah ada di tangannya.
"Makasih."
"Duduk dulu sini. Aku keringin rambutnya." Bina menarik gue buat duduk di kursi meja rias dan mulai ngeringin rambut gue dengan hairdryer.
Gue yang awalnya menghadap kaca, kini gue memutar badan lalu memeluk pinggang Bina sambil menempelkan telinga gue di perutnya. Bisa gue dengar dan rasakan ada tendangan-tendangan kecil dari dalam sana.