[BRIAN POV]🌼
Flashback
Hari ini jadwal gue sama Bina ke kampus buat menyelesakan urusan kita di sana. Berhubung hari ini hari sabtu, kampus pasti nggak terlalu ramai. Paling yang masuk cuma kelas karyawan sama anak-anak yang memang lagi ada keperluan di kampus.
Tiba-tiba chat dari Bina masuk. Dia ngasih tahu kalau urusannya sudah selesai.
Sebenarnya urusan gue juga wudah selesai, tapi kebetulan ada teman sekelas yang kebetulan juga habis ada urusan, nyamperin gue terus ngasih tahu kalau ada tugas akhir yang harus diselesain secara kelompok. Akhirnya diskusi dulu tuh sebentar.
Pas gue sampai di parkiran gedung kedokteran, waktu gue mau nyamperin Bina, dari jauh gue melihat Bina lagi duduk berdua sama cowok.
Itu bukannya Jackson? Ngapain dia sama Bina? batin gue.
Memang sih, kelihatannya Bina biasa aja ke Jackson. Tapi Jacksonnya itu loh, senyum mulu ke Bina.
Kemarin ngedeketin Caca, sekarang Bina. Playboy apa gimana sih dia? batin gue.
Nggak tahu kenapa gue nggak suka melihat mereka berduaan kayak gitu. Bukan gue cemburu atau gimana ya, rasanya aneh aja gitu ngeliat istri sendiri berduaan sama cowok lain.
Kayak... nggak pantes?
Haha, ngomong apa sih gue?
Gue juga nggak tahu Jackson ngapain si Bina sampai gue lihat ekspresi Bina kayak nggak nyaman. Gue langsung berinisiatif buat telepon Bina saat itu juga.
Calling Bina...
"Halo, Bri?"
"Gue di parkiran deket pos yang tadi masuk."
"Ohh, oke. Otw kesana."
Dia memutuskan teleponnya.
Dan nggak tahu kenapa juga pas Bina datang, mood gue mendadak jelek.
Pas Bina manggil buat makan, gue keluar. Karena emang gue lapar. Tapi pas melihat Bina lagi mood gue makin nggak karuan.
"Tadi ngapain aja?" tanya gue spontan. Nggak tahu kenapa gue malah kepingin nanyain itu ke dia.
"Cuman ngurus surat-surat sama lihat-lihat kampus aja." Gue menatap dia sebentar.
Yakin itu doang? Kok dia nggak bilang sama gue kalau habis kenalan sama Jackson? batin gue.
"Ohh." Gue juga nggak bisa ngomong apa-apa lagi.
Malamnya, gue buka grup chat random people. Ternyata Sandri ngasih kabar kalau dia sudah melamar Caca. Wah, mantul juga nih orang. Diam-diam menghanyutkan.
Waktu Jaedan bilang kalau si Devan minta ponakan, sebenarnya gue sendiri nggak tahu harus respon apa. Emang bikin anak gampang?
Mungkin bikinnya bisa, ngurusnya itu nanti. Oh, bro, kita berdua masih terlalu muda untuk ngurus anak. Sure, anak itu akan membawa berkah, tapi tetap saja hal seperti itu perlu didiskusikan berdua. Gue memang belum ada bahas soal itu sama Bina, jangankan bahas itu, ngobrol saja kita seperlunya.
Kalau lupa isi chatnya, anda tercyduk nggak baca special group chat. Ayo baca lagi, wkwk.
Waktu Sandri bilang gara-gara belum ada cinta diantara gue sama Bina, sebenarnya gue sendiri juga nggak tahu. Karena memang sejauh ini gue menikmati perannya Bina sebagai istri gue. Seenggaknya semenjak ada Bina hidup gue jadi lebih terurus. Tapi kalau dibilang belum ada rasa juga, kayaknya nggak juga. Gue nyaman, itu yang gue rasain. Tapi belum sayang, apalagi cinta. Ngerti nggak, sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Unexpected Life✔
AcakSudah tamat, tapi jangan lupa untuk tetap vote dan comment setelah membaca yaaaaa💞😊 -Selalu ada hal yang tak terduga disetiap jalan hidup yang kita pilih- "Sumpah, ya. Semenjak ketemu lagi sama lo, ketenangan hidup gue ilang seketika." -Jaedan "J...