[34] H-60

211 20 0
                                    

[CACA POV]🌼






Ingat waktu gue pergi ke Australia setelah Sandri mengajak gue untuk menikah?

Alasan kenapa gue tiba-tiba pulang ke Australia waktu itu karena gue memang sempat mau lari dari situasi itu. Gue beneran takut, gue belum siap. Bahkan gue merasa kalau gue belum cukup baik untuk diri gue sendiri, apalagi untuk jadi istrinya Sandri?

Akhirnya gue menceritakan semuanya ke Oma apa yang lagi gue alami. Jujur, reaksi Oma saat itu cukup terkejut. Karena Cucu semata wayangnya sudah ada yang ngajak nikah. Tapi, justru karena ucapan Oma juga saat itu pikiran gue jadi lebih terbuka.

.

.

.

.

.






Flashback, Australia



"Caca cuma takut, Oma. Gimana bisa Caca nikah disaat Caca belum bisa bahagiain Oma, belum bisa buat Oma bangga? Bahkan Caca belum cukup baik buat dia. Dia laki-laki yang terlalu sempurna buat Caca. Caca takut kalau dia nggak bahagia pada akhirnya sama Caca gimana?"

"Shuutt. Jangan bicara begitu, sayang. Bagi Oma, kamu itu sudah sangat membuat Oma merasa bangga. Karena Oma sudah berhasil membesarkan dan mendidik kamu menjadi gadis yang luar biasa. Buktinya, lelaki yang kamu sebut 'terlalu sempurna' itu justru mau menikahi kamu. Itu tandanya, dia yakin bahwa kamu memang gadis yang tepat untuknya. Karena jodohmu adalah cerminan dirimu sendiri. Dia bisa melengkapi kekuranganmu dengan kelebihannya, begitupun sebaliknya," ucap Oma seraya mengusap lembut pipi Caca.

"Caca, kebahagiaan kamu adalah kebahagiaan Oma. Kalau kamu bahagia bersamanya, menikahlah. Oma sendiri yang akan mengantarkan kamu ke tangan lelaki itu. Oma yakin, Ayah dan Bundamu pasti sangat bahagia di sana melihat puteri cantiknya akan segera dipersunting lelaki yang baik," sambungnya. Caca langsung menangis ke dalam pelukan Omanya.

Caca masih nggak menyangka kalau perkataan Oma justru bisa meyakinkan dirinya untuk menerima ajakannya Sandri untuk menikah. Meskipun dalam hati kecilnya, ia masih nggak rela untuk meninggalkan Oma dengan menjadi milik orang lain.

"Iya, Oma. Caca bahagia sama dia. Makasih, Oma." Caca semakin mengeratkan pelukannya. Caca sendiri juga masih nggak nyangka kalau jalan percintaan yang dia pikir awalnya nggak mungkin, justru dipermudah kayak gini.

"Janji untuk bahagia, ya?"

"Iya, Oma. Caca janji."

"Yaudah, besok kita kasih tahu Ayah sama Bunda kamu soal berita bahagia ini, oke?"

"Oke, Oma."

Dan besoknya, mereka ke rumah Ayah dan Bundanya Caca. Caca menceritakan semua hal yang terjadi dari awal sampai sekarang. Oma pun dengan sabar mendengar semua ceritanya Caca. Caca juga meminta doa dan restu mendiang orang tuanya supaya dilancarkan segala urusannya.

Akhirnya tiba hari dimana Caca sama Oma pulang ke Indonesia. Sebenarnya Caca sudah menyewa kamar hotel untuk Oma. Soalnya Caca minta Oma untuk tinggal di hotel saja, kasihan kalau ikut di kosan, sempit.

Dan Oma sempat nolak, karena Oma berpikir tinggal di hotel itu pasti mahal. Tapi Caca meyakinkan Oma untuk hal itu, karena memang tabungan yang ia miliki hasil berkali-kali kerja part-time selama ini cukup banget kalau cuma buat sewa kamar hotel doang.

Demi Oma, apapun asal Oma nyaman.


Flashback end

.

My Unexpected Life✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang