[41] New Zealand and Us

241 21 0
                                    

[SANDRI POV]🌼





Kurang lebih setelah hampir 13 jam perjalanan dari jam 12 malam, sempat menunggu transit di Singapore juga, akhirnya kita sampai jam 1 siang dan langsung check-in hotel.

"Aduh pegel, kelamaan duduk pinggang aku encok deh kayaknya." Gue terkekeh mendengar keluhan Caca yang langsung menjatuhkan badannya di sofa.

"Mandi dulu, sayang. Habis itu tidur kalau capek."

"Kamu duluan aja deh, aku masih mau rebahan bentar habis itu bersihin muka baru mandi."

"Yaudah, aku mandi duluan"

Selesai mandi, gue cuma pakai bathrobe soalnya lupa belum sempat buka koper buat ngambil baju ganti.

"SANDRI!!!" teriak Caca sambil menutup kedua mata pakai kedua tangannya.

"Kenapa teriak, Caaa?? Aku belum budek, kok."

"Ish! Bukan itu! Bajunya mana? Pake dulu!" Gue spontan tertawa. Bisa-bisanya dia malu melihat suami sendiri.

"Kamu kok malah ketawa sih?!" Dia kesal, tapi gemas.

"Nggak, nggak. Maaf, maaf. Habisnya lucu sih, ngapain malu liat suami sendiri? Lagian kan aku nggak lagi telanjang depan kamu."

"Ya tapi kan kamu nggak pake baju!"

"Ca, biasain ya. Aku yang kayak gini tuh bakal jadi pemandangan yang bakal kamu lihat seumur hidup."

"Ah nggak tahu ah, males aku. Mau mandi aja." Gue cuma bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah dia yang langsung ngibrit ke kamar mandi. Mukanya sudah merah banget tuh.

Dan satu hal lagi, dia juga lupa buat mengambil bajunya di koper. Dasar. Sama saja kayak gue.

Bentar lagi juga bakal ada yang teriak lagi, nih.

"Sandriiiiii." Kan, benar. Sesuai ekspetasi.

"Kenapa, Ca?"

"Tolong ambilin koper aku dong."

"Caa? Ini kopernya di depan pintu." Pintunya terbuka sedikit, tangannya keluar meraba-raba kopernya. Sebelum pintunya tertutup, gue berniat buat isengin dia.

"Baa!" Gue dorong sedikit pintunya dan munculin kepala gue di depan dia.

"AAA!!! SANDRI SANA!" Dia menyilangkan kedua tangannya di dadanya padahal dia pakai bathrobe. Ada-ada saja.

Gue ngakak banget gara-gara puas ngejailin istri kayak gitu.


Maafin gue ya, habisnya gue suka liat reaksi lo kayak tadi wkwk, batin gue.


Nggak lama kemudian gue malah dengar Caca teriak lagi, tapi kali ini teriakannya kayak teriakan mau mewek.

"Caa?? Kamu nggak apa-apa?" tanya gue dari luar.

"Saann, Umi kayanya ngerjain aku deh."

"Hah? Ngerjain apa? Buka dulu deh, mending." Akhirnya dia membuka pintunya.

Mukanya sudah kayak orang mau mewek banget itu, tapi ditahan.

"Kamu kenapa?"

"Ituuu—" Dia menunjuk ke kopernya. Waktu gue mau membuka koper itu malah dicegah.

"Jangan!"

"Kenapa?"

"Itu—itu soalnya..."

"Udah ya, sayang. Jangan ada yang kamu tutup-tutupin dari aku." Akhirnya dia ngelepas tangan gue.

My Unexpected Life✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang