[6] Hutang Penjelasan

438 38 2
                                        

[JAEDAN POV]🌼






Sebelum kaki gue menaiki tangga panggung, seketika gue teringat sesuatu.

"Han,"

Gilsha menoleh, "Hah?" 

"Di depan ada nyokap gue lagi duduk, mending lo temenin. Kasihan dia gabut nggak ada temennya." Nggak tahu motivasi gue apa tiba-tiba nyuruh dia nemenin nyokap gue, tapi yang jelas gue cuma mau nyokap nggak gabut-gabut banget sembari nunggu gue sampai selesai perform.

"Kenapa mesti gue?"

"Ya kagak ada kandidat lain."

"Harus banget?" Eh, kok lama lama ngeselin ye timbang dimintain tolong duduk manis nemenin nyokap sambil lihatin orang ganteng nyanyi.

"Yaudahlah, kaga usah. Hush, hush, sono." Gue usir ajalah, percuma. Dan dia beneran pergi. Agak nyesel gue jadinya minta tolong sama dia.

Akhirnya gue naik ke panggung menyusul yang lain. Disela-sela nyanyi, mata gue sibuk mencari sosok wanita paruh baya yang lagi gabut. And yaps! Ketemu juga emak gue lagi duduk di ujung sana lagi ketawa-tawa sama....


Lah, katanya kagak mau nemenin emak gue anjir? batin gue. Tahu-tahunya lagi pada asik cekikikkan disana.

.

.

.

.

.

Selesai manggung, anak-anak sixdayz nggak langsung pulang. Tapi mereka ikut bersama Jaedan untuk menemui Maminya. Belum pada kenalan katanya sama Maminya Jaedan.

"Mih, ini kenalin sahabat-sahabat Jae. Yang ini Brian, yang ini Wilza, yang ini Sandri, dan yang ini Devan."

"Halo, Tante," sapa anak-anak sambil bersalaman. 

"Nah, yang ini siapa lo, Jae?" tanya Brian sambil menunjuk oknum yang dimaksud.

"Gilsha." Nggak, bukan Jaedan yang jawab. Tapi Gilsha. Kemudian mereka saling berkenalan satu persatu.

"Jeh, kok dia mirip sama cewek yang di bar ya?" tanya Sandri sambil berusaha mengingat kembali ingatannya tentang cewek yang ia temui di bar saat bersama Jaedan waktu itu.

"Ya emang dia." Sandri terkejut.

"Kok bisa dia sama lo— ?" Sandri menggantungkan kalimatnya. Dia masih bingung dengan Jaedan yang tiba-tiba bisa kenal sama cewek yang mereka temui di bar. 

"Dah, ye. Gue balik duluan."

"Anak-anak, Tante duluan ya. kalian hati-hati jangan pada ngebut bawa kendaraannya."

"Oke, Tante."

Baru juga jalan beberapa langkah, tiba-tiba Jaedan menyadari sesuatu.

"Eh, kunyu! Ngapain lo diem aja disitu?" Oknum yang dipanggil pun langsung menengok ke sumber suara. Sebenernya ini Jaedan mau ngajak pulang bareng.

"Hah? I— iya ini gue mau pulang sebentar lagi."

"Loh, emang kamu pulang naik apa? Bawa kendaraan?" tanya Mami.

"Emm...nggak, Tante. Nanti aku mau pesan taksi online aja," jawabnya.

"Lah?? Tante kira mau dianter pulang sama Jae juga."

"Kagak ada akhlak banget lo perawan cakep kek gini dibiarin pulang naek taksi malem-malem," ucap Brian. Kompor banget dah emang lo, Bri.

"Ini Jae emang mau ngajak dia pulang bareng, makanya tadi nanya kenapa dia diem aja nggak ngikut."

My Unexpected Life✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang