[5] Ketemu Lagi

411 36 3
                                    

"Mama?!" 

"Astaga, Gilsha! Kamu ngapain sepagi ini udah ada di rumah cowok?! Dandanan kamu juga agak...." Mama Gilsha memperhatikan penampilan anaknya dari atas sampai bawah.

Mampus, ketahuan lo habis mabuk!, batinnya.

"Dan bau ini..." Mama Gilsha mengendus aroma tubuh anaknya yang tercium seperti bau alkohol.

"Kamu abis minum ya, Sha?!!"

"Ngg— nggak gitu, mah. Dengerin Gilsha dulu—" ucapnya terjeda.

"Sebentar! Elda, gadis ini beneran anak kamu?" tanya wanita paruh baya di sebelah Mamanya Gilsha, yang tak lain dan tak bukan adalah Maminya Jaedan.

"Iya, dia Gilsha. Anak aku, Vin." 

Kini Maminya Jaedan melirik putranya.
"Jae, sekarang jelasin kenapa anaknya Tante Elda bisa ada disini pas keadaan rumah lagi sepi? Kamu macem-macemin dia, ya?!"

Sebentar, tadi siapa namanya? Jae? kok namanya kaya nggak asing ya? batin Gilsha.

"Nggak, Mih! Nggak gitu. Semalem Jae cuman nolongin cewek ini karena lagi mabuk berat dan hampir digangguin sama preman. Jae nggak berani bawa dia ke hotel, Jae juga liat KTP nya jauh banget rumahnya di Bogor! Mana udah malem. Akhirnya Jae bawa kesini. Nggak lebih. Jae juga ngaku, Jae semalem habis dari bar. Tapi jae nggak mabuk. Suwer," jelasnya sambil menunjukkan peace sign dengan kedua tangannya.

"Bener yang dibilang anak Tante? Kamu jawab jujur aja, Nak. Jangan takut."

"Emm... bener kok, Tante."

Mampus saja nasib Gilsha. Sudah kepergok habis menginap di tempat cowok, ditambah ketahuan juga habis mabuk. Mending kalau cuma depan orang tua sendiri, lah ini di depan Ibu dari orang yang habis nolongin dirinya.

Mau dicap anak apa dia?

"Yaudah. Elda, kalau kamu mau bicara sama anak kamu atau sama mereka berdua, silahkan. Aku mau buatin mereka bubur sama pereda pengar dulu."

.

.

.

Satu kata yang mendominasi perasaan mereka berdua saat ini, panik.

"Jae, makasih ya udah nolongin Gilsha. Maaf Tante jadi ngerepotin kamu. Pasti dia ngerepotin kamu banget ya?" 

Diluar ekspetasi! Ini Mamanya dia malah berterima kasih sekaligus minta maaf.

"I— iya, Tante. Nggak apa-apa. Nggak ngerepotin juga."

Kini Mamanya Gilsha menatap putrinya, "Gilsha! Kamu itu apa-apaan, sih?! Sejak kapan kamu mulai mabuk-mabukan kayak gini? Mama nggak pernah ngajarin kamu buat mabuk, ya!" Ternyata bukan gue yang kena semprot, tapi anaknya sendiri.

"Maaf, mah. Aku itu lagi stres berat kemarin. Makanya aku kalap minumnya. Tapi sumpah, ini yang pertama kalinya aku sampai hangover."

"Sha, mama nggak pernah ajarin kamu buat mampir ke bar terus minum ya. Apapun alasannya, alkohol itu bukan solusi dari masalah kamu." Sebenarnya yang dibilang Mamanya Gilsha memang benar. Alkohol bukan solusi, cuma penghilang stres sementara, kenyataannya masalah kita nggak bisa selesai cuma karena alkohol.

"Ditambah lagi kamu itu perempuan. Alkohol itu nggak baik buat kesehatan organ-organ kamu," sambungnya. 

"Iya, Mah. Gilsha minta maaf. Aku janji bakal berhenti minum."

Setelah pembicaraan itu, Maminya Jaedan datang membawa bubur sama pereda pengar buat mereka berdua.

"Nih, di makan ya."

My Unexpected Life✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang